Menguak Fakta "Tuk Budoyo", Mata Air Keramat di Lereng Gunung Sumbing
Tak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Tak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Menguak Fakta "Tuk Budoyo", Mata Air Keramat di Lereng Gunung Sumbing
Di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, terdapat sebuah sumber air yang dikeramatkan bernama Tuk Budoyo. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, “Tuk Budoyo” artinya sumber air kebudayaan.
-
Apa itu Kudok? Di Bumi Besemah, Sumatera Selatan, terdapat sebuah senjata tradisional bernama kudok.
-
Apa itu Tuk Si Bedug? Di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman, terdapat sebuah mata air yang dikeramatkan warga setempat. Namanya Mata Air Tuk Si Bedug.
-
Apa itu Ondo Budho? Di kawasan Dataran Tinggi Dieng, terdapat rangkaian anak tangga peninggalan masa lalu yang terangkai menjadi sebuah jalan yang sangat panjang. Panjangnya diperkirakan mencapai 25 km. Masyarakat setempat menyebut jalur ini sebagai “Ondo Budho”. Secara etimologi, “ondo” artinya tangga, sementara “budho” artinya kesucian, maka bisa diartikan kalau jalan itu merupakan sebuah tangga menuju kesucian atau mencari pencerahan diri.
-
Kapan para Bhiksu Thudong tiba di Candi Borobudur? Setelah berjalan kaki dari Semarang selama lima hari, puluhan Bhiksu Thudong akhirnya tiba di kawasan Candi Borobudur.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Bagaimana jalur Ondo Budho ditemukan? Pada tahun 2020 lalu, Achmad Waluyo, petugas jaga posko pendakian Dieng, mengecek sendiri lokasi penemuan batu. Ia menemukan susunan batunya masih utuh. Melihat temuan ini, ia langsung menghubungi Aryadi Darwanto, seorang arkeolog asal Banjarnegara. Mendengar kabar temuan itu Aryadi langsung terjun bersama timnya untuk mengamati susunan batu tersebut.
Tak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Di tempat ini banyak diadakan ritual budaya terutama yang berkaitan dengan penanaman tembakau serta budidayanya yang berhubungan erat dengan mata pencaharian masyarakat setempat.
Dilansir dari kanal YouTube Tapak Pengembara, mata air Tuk Budoyo dipercaya bisa meningkatkan aura para seniman. Lokasinya begitu teduh, rindang, dan eksotis.
Biasanya mata air Tuk Budoyo akan ramai pengunjung pada malam satu suro. Banyak dari mereka mengadakan kegiatan keagamaan di sana.
Area Tuk Budoyo benar-benar disakralkan penduduk. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk berfoto selfie di area wisata itu.
Selain itu, wisatawan juga tidak boleh mandi atau berendam di sumber mata air Tuk Budoyo.
Selain mata air, di Tuk Budoyo ada beberapa pendopo, musala, dan tempat pemandian. Biasanya pemandian itu dipakai saat malam Satu Suro. Mereka percaya dengan mandi di sana bisa mengusir roh halus.
- Fakta Unik Tuk Sikopyah, Mata Air Keramat di Lereng Gunung Slamet
- Keramatnya Sumur Giling Bejagung Tuban, Konon Airnya Bisa Ungkap Kebohongan
- Mengenal Tuk Si Bedug, Sumber Mata Air Keramat di Sleman Konon Warisan Sunan Kalijaga
- Menguak Fakta Bendungan Pucang Gading, Pintu Air Tua Peninggalan Belanda yang Masih Berfungsi Hingga Kini
Sumber mata air Tuk Budoyo sangat jernih. Tampak air muncul dan mengalir cukup deras dari celah-celah bebatuan.
Air yang muncul dari sumber air itu boleh diminum langsung tanpa dimasak. Menurut penuturan warga sekitar, air itu awet dan tetap bening walau tiga tahun disimpan di botol.
Pada tahun 2018 lalu, Kementerian PUPR turut mengembangkan kawasan wisata Tuk Budoyo. Mereka melakukan penataan lokasi dan menambah beberapa fasilitas agar wisatawan betah berlama-lama di sana.
Sejatinya tempat wisata ini buka 24 jam. Namun wisatawan disarankan datang ke tempat ini dari pagi sampai sore karena pada malam hari tempat ini sangat gelap.
Tak hanya sebagai sumber air yang dikeramatkan, kawasan wisata Tuk Budoyo juga menjadi lokasi tempat menggelar kegiatan.
Pada 26 Januari 2024 lalu misalnya, jajaran Pemkab Temanggung menggelar acara “Jumat Sehat” yang dipusatkan di area wisata TUk Budoyo. Acaranya antara lain jalan sehat serta penjelasan mengenai tempat wisata.
Dalam acara tersebut, Kepala Desa Losari, Mujiyono, menjelaskan terkait sejarah Tuk Budoyo kepada peserta kegiatan Jumat Sehat.
“Tuk Budoyo ini merupakan peninggalan sejarah dan ceritanya sudah sampai turun-temurun, terutama di kalangan seniman ataupun masyarakat yang punya hajat atau keinginan. Tuk Budoyo ini memiliki mata air yang dipercaya mengandung berkah,” kata Mujiyono dikutip dari Temanggungkab.go.id.