Mengunjungi Petilasan Ki Ageng Mangir, Sosok Legendaris Musuh Bebuyutan Panembahan Senopati
Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Mengunjungi Petilasan Ki Ageng Mangir, Sosok Legendaris Musuh Bebuyutan Panembahan Senopati
Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah kampung tua yang diduga sudah ada sejak zaman Majapahit. Namanya Kampung Mangir. Keberadaannya masih kurang dikenal masyarakat.
-
Di mana Ki Ageng Tirta tinggal? Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
-
Siapa Ki Ageng Tirta? Menurut mitologi masyarakat setempat, ia punya karomah yang luar biasa, yaitu merubah wilayah yang dulunya kering kerontang jadi berlimpah air.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Bagaimana Ki Ageng Pandanaran menemukan Kiai Tunggul Wulung? Ki Ageng Pandanaran melakukan pencarian itu dengan mengikuti arah benang yang ia bawa.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
Di kampung itu, terdapat sebuah petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo, ia adalah seorang tokoh kampung yang disegani pada masanya. Tak main-main, dia adalah musuh bebuyutan dari Panembahan Senopati, seorang raja Mataram.
Retno Utari, pengelola petilasan tersebut, mengatakan bahwa jauh sebelum berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Mangir merupakan daerah perdikan yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir dan keturunannya. Selama ratusan tahun desa itu dipimpin Ki Ageng Mangir Wonoboyo I sampai IV.
Dalam perjalanannya, Mangir menjadi sebuah desa yang memberontak karena menolak tunduk pada Mataram. Panembahan Senopati mencari cara untuk menaklukkan Ki Ageng Mangir Wanabaya III dan merelakan putrinya, Retno Pembayun, untuk merayu Mangir.
Singkat cerita, Retno Pembayun berhasil memikat hati Ki Ageng Mangir Wanabaya III ke jenjang pernikahan. Setelah menjadi istri Ki Ageng Mangir, Retno Pembayun mengatakan sejujurnya kalau dia adalah putri dari Panembahan Senopati.
Mendengar kabar tersebut, Ki Ageng Mangir bersama Retno Pembayun sepakat untuk menghadap Panembahan Senopati di Kerajaan Mataram. Saat Ki Ageng Mangir masuk ke istana tanpa senjata dan sungkem sambil menundukkan kepala, Panembahan Senopati langsung memegang kepala Ki Ageng Mangir dan dipukulkan ke batu gilang singgasananya. Ki Ageng Mangir meninggal saat itu juga dan dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- Mencicipi Soto Legendaris Khas Blora yang Jadi Langganan Para Pejabat, Harganya Terjangkau dan Punya Cita Rasa Khas
- Mengenang Sosok Galang Rambu Anarki, Putra Sulung Iwan Fals yang Wafat di Usia 15 Tahun
- Mencicipi Soto Bebek Bu Heri Klaten, Kuliner Legendaris Peninggalan Leluhur sejak Tahun 1987
Jadi Tempat Wisata
Retno Utari bercerita, dulu kompleks petilasan itu merupakan kebun pohon bambu yang angker dan dikeramatkan masyarakat sekitar. Hingga pada akhirnya seorang pria tua bernama Mbah Bali mengaku mendapat wangsit untuk mengelola tempat itu.
Di kemudian hari, Mbah Bali mengelola tempat itu selama 30 tahun dan membangun kompleks petilasannya menjadi bagus dengan biaya pribadi. Retno Utari tak lain merupakan putri Mbah Bali yang kini meneruskan perjuangan ayahnya.
Setelah dipugar dan diperbaiki, petilasan Ki Ageng Mangir menjadi obyek wisata yang indah. Apalagi lokasinya berdekatan dengan aliran Sungai Progo, serta banyak spot instagramable bagi mereka yang suka foto selfie.
Mengutip Brilio.net, kebanyakan pengunjung yang datang ke petilasan Ki Ageng Mangir merupakan orang-orang yang ingin berwisata spiritual. Petilasan inipun menjadi tempat wajib untuk sembahyang umat Hindu.