Mengunjungi Sentra Kerajinan Wayang Kulit di Bantul, Berkembang Sejak Sebelum Era Kemerdekaan
Sebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Di Kabupaten Bantul, terdapat sentra kerajinan wayang kulit, tepatnya di Desa Wukirsari, Kapanewon Imogiri. Lokasi sentra kerajinan itu hanya berjarak dua kilometer dari makam raja-raja Imogiri.
Dikutip dari Gudeg.net, salah satu sentra kerajinan wayang kulit itu berada di Dusun Pucung. Sebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian membuat wayang kulit sudah diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1930-an. Sejak saat itu, Dusun Pucung dinobatkan sebagai Sentra Kerajinan Wayang Kulit di Kabupaten Bantul.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi melalui Festival Wayang Kulit? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023.
-
Apa keunikan yang dimiliki Desa Wisata Wukirsari? Tak hanya budayanya, desa wisata ini menyimpan keindahan alam yang tiada duanya.
-
Bagaimana pemandangan di Desa Wisata Ciasihan? Mengutip Instagram Disparbud Jabar, Selasa (3/10), hal pertama yang bisa ditemui dan dirasakan saat menginjakan kaki di desa wisata Ciasihan adalah pemandangannya yang cantik dan berhawa sejuk.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Apa itu Wayang Krucil? Wayang krucil atau wayang klithik adalah pertunjukan boneka datar dua dimensi yang terbuat dari kayu yang diukir dan diberi warna.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
Lalu bagaimana sejarah awal desa tersebut hingga kemudian menjadi sentra kerajinan wayang kulit? Dan bagaimana pula kondisinya kini? Berikut selengkapnya:
Sejarah Kerajinan Wayang Kulit di Wukirsari
Kerajinan wayang kulit di Desa Wukirsari sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. Saat itu ada seorang petinggi Keraton Yogyakarta yang datang ke wilayah Pucung. Sebelum kembali ke keraton, ia menitipkan dua buah wasiat yaitu wayang kulit dan burung perkutut.
Wasiat itu kemudian diterima oleh Mbah Atmo Kariyo yang saat itu menjabat sebagai lurah. Kemudian kerajinan wayang kulit itu dikembangkan dan diwariskan ke anak cucu hingga sekarang.
Tak hanya membuat wayang, bahkan warga Dusun Pucung sampai sekarang masih melestarikan tradisi pementasan wayang. Biasanya mereka menggelar pementasan wayang secara meriah pada setiap tradisi Majemukan yang digelar setahun sekali.
Tradisi Majemukan
Tradisi Majemukan sendiri biasanya digelar setiap habis panen padi. Pada awalnya pementasan wayang dalam tradisi itu tidak menggunakan gamelan dan jumlah wayangnya sedikit. Berdasarkan cerita sesepuh, pagelaran wayang kulit dengan gamelan diawali ketika salah satu tetua di Pucung bisa berdialog dengan penguasa alam gaib yang berada di suatu tempat bernama Kedung Janggut.
Sejak saat itu pementasan selalu menggunakan gamelan. Seiring terjadinya pergeseran zaman, kini setiap pertujukan wayang gamelan yang digunakan adalah gamelan dari persewaan yang dibawa dari crew dalang.
Kerajinan Lainnya
Seiring waktu, masyarakat di Dusun Pucung tak hanya mengembangkan kerajinan wayang kulit. Mereka juga mengembangkan kerajinan lain. Di antaranya mascot gantungan kunci, pembatas buku, hiasan dinding, kaligrafi, serta kipas dari kulit kambing.
Bagi wisatawan yang ingin datang berkunjung, pengelola desa juga menyediakan paket wisata di antaranya paket wisata belajar wayang, paket wisata outbond di alam, dan masih banyak lagi. Mereka juga punya fasilitas homestay dengan berbagai sarana penunjangnya. Desa wisata wayang itu buka setiap hari mulai pukul 10.00-17.00 WIB.