Menyelami Sejarah Semar Mendem, Lemper Khas Keraton Solo
Sejarah menyebutkan bahwa penggunaan nama Semar awalnya dikarenakan kuliner ini menyerupai bentuk tubuhnya yang gemuk dan berisi.
Menyelami Sejarah Semar Mendem, Lemper Khas Keraton Solo
Semar Mendem merupakan salah satu kuliner tradisional khas Keraton Solo yang selalu disajikan setiap hari. Termasuk saat kegiatan perayaan seperti Sekaten, Suro, dan lainnya.
Dengan balutan telur dadar tipis ini membuat semar mendem memiliki cita rasa yang berbeda dibandingkan lemper.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Jalur tradisional mana yang dilalui Sultan HB II ketika dibawa ke Semarang? Catatan perjalanan itu, rombongan tersebut berjalan dari Benteng Vredeburg menuju arah timur dan bermalam di Klaten. Keesokan harinya setelah Subuh, rombongan melanjutkan perjalanan menuju utara ke arah Boyolali. Di Boyolali rombongan menginap satu malam. Keesokan harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke Salatiga dan menginap dua malam di sana. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan menuju Ungaran dan bermalam satu malam. Lalu kemudian berjalan dan sampai di Semarang keesokan harinya.
-
Apa jenis makanan yang dikonsumsi oleh para pertapa pada era Majapahit? Nasi campur singkong yang disebut cacah dan sayur-sayuran tampaknya telah menjadi makanan pokok bagi mereka yang tinggal di pertapaan.
-
Apa yang menjadi makanan utama dalam tradisi Sedekah Serabi? Dalam masyarakat Suku Lintang, tradisi Sedekah Serabi ini cenderung mengutamakan serabi sebagai makanan utamanya, dengan makanan pendamping berupa pisang goreng, kerupuk ubi merah, bolu, agar-agar, dan kecepol atau roti goreng.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Kenapa makanan tradisional Jawa Timur populer? Dengan begitu, pengalaman Anda berkunjung ke berbagai kota di Jawa Timur akan lebih lengkap dan seru.
Sejarah Semar Mendem
Kata Semar diambil dari nama salah satu tokoh di pewayangan Jawa yang cukup tersohor, yaitu Semar. Ia merupakan tokoh utama dalam Punakawan dan digambarkan sebagai penasihat para kesatria dan pemimpin pada saat itu.
Sejarah menyebutkan bahwa penggunaan nama Semar awalnya dikarenakan kuliner ini menyerupai bentuk tubuhnya yang gemuk dan berisi.
Selanjutnya, semar mendem digunakan untuk mengingatkan para raja agar tidak mabuk, terbuai, ataupun tergiur dengan kekuasaan dan harta yang diiming-imingi. Sebagai seseorang yang memiliki kuasa, pemimpin haruslah mengutamakan kepentingan rakyat untuk membangun masyarakat sejahtera.