Sejarah GKJ Baki Sukoharjo, Konsisten Pertahankan Nilai-nilai Budaya Jawa Sejak Zaman Kolonial Sampai Sekarang
Penyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Baki, memang baru diresmikan sebagai gereja pada tanggal 9 April 1963. Namun aktivitas penyebaran ajaran Kristen di wilayah itu sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata, seorang penginjil Jawa yang menyebarkan ajaran Kristen pada tahun 1860. Dalam menyebarkan ajaran Kristen, Kyai Sadrach selalu memasukkan unsur budaya Jawa di dalamnya.
Dimulai dari Desa Karangjasa, Kutoarjo, Purworejo, Kyai Sadrach menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai tempat hingga akhirnya masuk ke Kecamatan Baki, Sukoharjo. Umat Kristiani di wilayah itu terus bertambah seiring waktu. Saat itu sudah ada 10 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Baki yang menganut agama Kristen.
-
Apa itu Bakso Aci Garut? Bakso aci Garut jadi kuliner otentik yang disukai banyak orang. Bakso aci menjadi kuliner khas Garut yang digemari banyak orang. Keberadaannya dapat dengan mudah ditemui di berbagai daerah, termasuk di luar Pulau Jawa.
-
Apa yang dilakukan Andika Perkasa di GBK? Andika Perkasa dan teman-temannya tampak sangat semangat dan mereka melakukan pemanasan untuk meregangkan otot sebelum berolahraga.
-
Kapan GKI Cimanuk didirikan? Merujuk laman gkiswjabar.org, bangunan bernama GKI Cimanuk ini berdiri pada 13 Desember 1858, di Jalan Cimanuk, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Indramayu.
-
Dimana kucing-kucing liar di GBK direlokasi? Kawasan di jalan lingkar (ring road) Stadion Utama sedang dilakukan steril dari kucing liar
-
Siapa yang memimpin misa akbar di GBK? Polri telah menyiapkan skema lokasi penurunan bagi peserta Misa Akbar Pimpinan Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat, Kamis (5/9) besok.
-
Siapa yang memuji penampilan Gita KDI? Potretnya dipuji cantik dengan balutan busana hijab yang dia kenakan.
Pada tanggal 6 Januari 1925, datanglah seorang guru Sekolah Rakyat Kristen Zending pindahan dari daerah Karangdowo, Pedan, Klaten, bernama S. Reksowiyoto. Di Baki, ia mendirikan Sekolah Rakyat Kristen dengan fasilitas seadanya.
Berikut selengkapnya:
Perkembangan Ajaran Kristen di Baki
Banyak tantangan yang dihadapi Reksowiyoto saat membangun sekolah Kristen di Baki. Ia sulit mencari murid dan kegiatan belajar mengajar masih harus menumpang di rumah warga setempat. Namun seiring makin banyaknya warga yang masuk Kristen, sekolah itupun ikut berkembang. Pada tahun 1931 Yayasan Sekolah Kristen Zending di Solo membangun gedung Sekolah Rakyat Kristen di Baki.
Adanya sekolah itu tak hanya sebagai sarana pendidikan, namun juga sebagai sarana ibadah sejak tahun 1937. Pada tahun 1942, Sekolah Rakyat Kristen Baki diasuh oleh lima guru. Pada saat penjajahan Jepang, aktivitas di sekolah itu tetap berjalan. Namun pada tahun 1945, gedung sekolah dibakar agar tidak menjadi markas tentara Belanda.
Pada tahun 1949, sekolah terpaksa diserahkan pada Pemerintah Kasunanan beserta guru-gurunya karena Yayasan Sekolah Kristen Zending tak mampu lagi mengurusi. Sementara tempat ibadah minggu dipindahkan ke rumah Reksowiyoto, lalu pindah lagi ke rumah Bayan Kartopawiro.
- Fakta Sejarah Gereja Bintaran, Tempat Peribadatan Umat Nasrani Pribumi Pertama di Yogyakarta
- Kini Sering Disalahpahami, Ini Kisah di Balik Santet Banyuwangi yang Bisa Membuat Lawan Jenis Jatuh Cinta
- Sejarah Candi Prambanan yang Eksotis, Sarat Nilai Budaya Hindu
- Sejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Mendirikan Gereja
Pada tahun 1953, GKJ Joyodiningratan di Solo menerima tenaga guru Injil bernama Supomo Notosoedarmo yang ditempatkan untuk mengasuh umat Kristiani di Baki. Supomo tak hanya mengajar umat Kristen di sana, namun juga membantu mereka dalam pendirian tempat ibadah yang lebih layak. Pada tahun 1957, mereka sudah bisa mendirikan bangunan gereja berukuran lebar 7 meter dan tinggi 14 meter di atas tanah bekas Sekolah Rakyat Kristen Baki yang dibakar.
Gedung gereja itu selesai dibangun pada 9 April 1963 dan diberi nama Gereja Kristen Jawa Baki Sukoharjo. Pada tahun 1968, GKJ Baki mulai mempersiapkan diri untuk melakukan pemanggilan pendeta. Pada 17 September 1969, S. Hadipranata ditasbihkan menjadi pendeta pertama di GKJ Baki.
Lestarikan Budaya Jawa
Saat ini, GKJ Baki berkembang cukup baik. Salah satu misi penting GKJ Baki adalah melestarikan budaya Jawa. Kini usaha pelestarian itu dilanjutkan oleh para generasi muda anggota pemuda gereja.
Dikutip dari jurnal berjudul “Inkulturasi Budaya Jawa pada Komunitas Pemuda Gereja Kristen Jawa (GKJ) Baki, Kabupaten Sukoharjo” (2024) karya Chandra Halim, para pemuda-pemudi di GKJ Baki sangat antusias terhadap musik gamelan. Hal ini terlihat dari banyaknya pemuda gereja yang aktif dalam mengikuti kegiatan musik Jawa seperti latihan gamelan dan pentas seni.
Pada momen hari raya besar Kristen seperti Paskah, Natal, serta ulang tahun gereja, Jemaah GKJ Baki rutin mengadakan pentas kesenian jawa seperti ketoprak, gamelan, dan keroncong. Selain itu, budaya Jawa seperti selamatan 7 hari, 40 hari, setahun, hingga seribu hari bagi Jemaah yang sudah meninggal masih tetap dilestarikan.