Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka
Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka
Tradisi Rebo Wekasan
Dalam kalender Hijriyah, bulan Safar merupakan bulan ke dua dalam kalender Islam.
Urutannya adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, dan Zulhijjah.
Hingga saat ini, Tradisi Rebo Wekasan di Desa Sitanjung Lebaksiu Tegal masih terus dilaksanakan.
Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
-
Bagaimana tradisi momong pedet di Tegaltirto dijalankan? Tradisi momong pedet Tegaltirto dimulai dengan sandiwara yang dilakukan oleh pengurus kelompok Andini Mulyo dengan membawa beberapa makanan dalam tampah. Acara kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Jupri selaku pemuka agama setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Ngitung Batih di Trenggalek? Ngitung batih adalah menjumlah anggota keluarga per rumah. Arti ini juga berkaitan dengan jumlah uba rampe takir plonthang yang akan disiapkan. Misalnya keluarga A berjumlah 7 orang, maka perlu dibuat takir plonthang sebanyak tujuh buah.
-
Di mana tradisi Tulak Bala dilaksanakan? Tulak Bala sudah menjadi tradisi tahunan masyarakat Aceh khususnya di wilayah Pesisir Pantai Barat Selatan.
-
Apa yang dilakukan masyarakat dalam tradisi Rebo Pungkasan? Umumnya tradisi ini dilakukan dengan menjalani salat dan berdoa. Selain itu ada pula yang menjalani tradisi ini dengan mengadakan selamatan.
-
Apa yang dimaksud dengan "Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon"? Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjalankan tradisi Kelekak? Kelekak adalah tanaman buah yang bisa dimanfaatkan hasilnya dan sudah berbentuk layaknya hutan. Tak tanggung-tanggung, masyarakat pedesaan di Bangka Belitung sudah melakukan Kelekak hingga seluas dua hektare bahkan lebih.
Rebo Wekasan
Mengutip jurnal Rebo Wekasan dalam Ranah Sosial Keagamaan di Kabupaten Tegal Jawa Tengah (Analisis Terhadap Ritual Rebo Wekasan di Desa Sitanjung Lebaksiu) yang ditulis oleh Ahmad Nurozi, Rebo Wekasan merupakan fenomena yang terjadi di masyarakat karena factor akulturasi budaya Jawa dengan Islam secara intensif.
Sejarah Rebo Wekasan
Faktor yang melatar belakangi Rebo Wekasan adalah pembingkaian adat dan tradisi non Islam dengan nilai-nilai Islam tersebut dapat terwujud karena warisan budaya Jawa yang halus dapat dipertahankan dan menyatu apabila dipadukan dengan unsur-unsur Islam.
Tradisi Rebo Wekasan dilatarbelakangi adanya pendapat Abdul Hamid Quds yang dituangkan dalam kitab Kanzun Najah wa-Surur fi Fadhail al-Azminah wa-Shuhur.
Oleh karena itu, barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat, di mana setiap rakaat setelah surat al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali, lalu surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; kemudian setelah salam membaca do’a, maka Allah dengan kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.
Atas dasar pendapat dan kisah tersebut, sebagian masyarakat menyakini bahwa bulan Safar adalah adalah bulan sial sehingga harus mengadakan sebuah ritual untuk menolak bala bencana sebagaimana tradisi-tradisi selamatan lainnya yang diperingati untuk memperoleh keselamatan. (Foto : desasuci.gresikkab.go.id)
Dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa masih melakukan berbagai upaya agar terhindari dan bencana dan malapetaka tersebut,
seperti mencukur beberapa helai rambut dan tradisi membuat bubur merah dan putih, yang kemudian dibagikan ke tetangga mereka.
(Foto : budaya.blog.unisbank.ac.id)
- Menyelami Makna Tradisi Tedhak Siten Masyarakat Kendal, Gerbang Baru Kehidupan
- Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo
- Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
- Sejarah Upacara Memayu, Tradisi Sedekah Bumi Asal Cirebon sebagai Bentuk Penghormatan
Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai. (Foto : budaya.blog.unisbank.ac.id)