Sejarah Telur Asin Khas Brebes, Berawal dari Tradisi Tionghoa
Brebes merupakan wilayah yang terkenal sebagai tempat produksi telur asin. Dari sisi sejarahnya, kemunculan telur asin di Brebes memiliki cerita yang menarik. Seperti apa?
Brebes merupakan wilayah yang terkenal sebagai tempat produksi telur asin. Dari tahun ke tahun, produksi telur asin di Brebesterus meningkat.
Dari data yang dirilis Dinas Peternakan Kabupaten Brebes pada 2017, ada sebanyak 1.778 peternak itik di Kabupaten Brebes. Jumlah ini jauh meningkat jika dibandingkan tahun 2010 di mana saat itu ada 650 peternak itik di Brebes. Itik-itik inilah yang menghasilkan telur asin tersebut.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Namun dari sisi sejarah, kemunculan telur asin di Brebes memiliki cerita yang menarik. Seperti apa? Berikut selengkapnya:
Sudah Dikenal Abad ke-19
©Instagram/@saujanajepara
Secara historis, proses komersialisasi telur asin dimulai pada era akhir 1950-an. Waktu itu, usaha telur asin dirintis oleh warga peranakan Tionghoa yang tinggal di Brebes. Walau begitu, berdasarkan catatan syahbandar pelabuhan Tegal, komoditas telur asin telah terkenal sejak abad ke-18.
Waktu itu, telur itik merupakan komoditas yang dibawa dari Pelabuhan Tegal menuju Batavia. Jarak Tegal sendiri tak jauh dari Brebes. Selain telur itik, komoditas yang dibawa pada waktu itu adalah beras, gula, dan kayu jati.
Dilansir dari Liputan6, beberapa generasi pengusaha telur asin perintis di Kabupaten Brebes adalah Tjoa dan Lina Pandi. Pada waktu itu keluarga Tjoa memulai penjualan telur asin di antara keluarga peranakan Tionghoa lainnya.
Berawal dari Tradisi Tionghoa
©2023 Liputan6.com/Johan Tallo
Kemunculan telur asin di kalangan keluarga Tionghoa tak lepas dari tradisi budaya yang mereka jalankan. Waktu itu telur asin merupakan salah satu pelengkap sesaji sebagai persembahan saat ritual sembahyang kepada Dewa Bumi.
Pada waktu itu pula, warga keturunan Tionghoa selalu mengawetkan bahan makanan ketika bepergian jauh. Banyak jenis makanan yang diasinkan agar awet, salah satunya telur.
Ciri Khas Telur Asin Brebes
©2020 Merdeka.com
Salah satu ciri khas pada telur asin Brebes adalah warna cangkangnya yang biru kehijauan. Cangkang telur itu dihasilkan dari bebek pelari. Agar telur bebek pelari itu tidak mudah busuk dan terbuang, maka telur-telur itu dibuat tahan lama atau diawetkan.
Sedangkan bau amis dari telur bebek pelari juga haru dihilangkan agar lebih nikmat dikonsumsi. Maka terbersitlah ide untuk mengawetkan telur itu dengan memberi garam agar telur tidak cepat busuk dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Pada awalnya, telur-telur itu diproduksi secara terbatas. Namun seiring banyaknya permintaan, mereka mempekerjakan warga Brebes. Di kemudian hari, banyak mantan pekerja telur yang memproduksi usaha telur asinnya sendiri sehingga kemunculan perajin telur asin begitu menjamur di sana.