Wujud Rasa Syukur, Begini Keseruan Tradisi Rebo Pungkasan di Bantul
Tradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Tradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Wujud Rasa Syukur, Begini Keseruan Tradisi Rebo Pungkasan di Bantul
Rebo Pungkasan merupakan tradisi yang dirayakan pada hari Rabu terakhir bulan Sapar. Tradisi ini jatuh pada tiap malam Rabu 27 Safar 1445 H.
-
Apa itu Rebo Wekasan? Sebagian umat Muslim melaksanakan ritual pada Rabu terakhir Safar, yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan.
-
Kapan Rebo Wekasan dirayakan? Dalam kalender Hijriyah, bulan Safar merupakan bulan ke dua dalam kalender Islam. Urutannya adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, dan Zulhijjah.
Tradisi Rebo Pungkasan hingga saat ini masih dilakukan masyarakat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Banten. Umumnya tradisi ini dilakukan dengan menjalani salat dan berdoa. Selain itu ada pula yang menjalani tradisi ini dengan mengadakan selamatan.
Tradisi Rebo Pungkasan juga dilaksanakan di Bantul. Acara tersebut dilaksanakan pada Selasa (12/9) malam bertempat di Pendopo Kalurahan Wonokromo. Tampak dalam acara itu hadir pula Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Dia tampak menaiki andong sambil melambaikan tangan ke penonton.
Tampak dalam video yang dibagikan akun Instagram @pemkabbantul, acara tersebut berlangsung meriah. Berbagai parade dipertontonkan pada masyarakat yang menyaksikan dari pinggir jalan.
Dalam acara itu pula ada lemper raksasa yang dianggap menarik bagi penonton upacara adat. Selain lemper raksasa juga terdapat lemper berukuran normal yang dibagikan untuk khalayak umum.
Seperti diketahui, tradisi Rebo Pungkasan di Kabupaten Bantul sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda yang sudah terdaftar di Kemendikbud RI. Oleh karena itu tradisi tersebut terus dilestarikan agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak hilang.
- Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk
- Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
- Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi
- Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo
Dalam Islam, Rebo Pungkasan dipercaya sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hingga kemudian meninggal dunia. Adapun manfaat dari tradisi ini adalah sebagai amalan untuk meminta doa kepada Allah SWT agar bisa menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi ini pada awalnya dilaksanakan pada masa dakwah Wali Songo. Pada waktu itu banyak ulama yang mengungkapkan bahwa pada Bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Agar terhindar dari penyakit itu, pada ulama melakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Mereka berdoa untuk meminta Allah SWT agar menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah yang diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.