Mengenal Cosman Citroen, Sosok di Balik Bangunan-Bangunan Megah Kota Surabaya
Tak hanya dikenal di Surabaya, ia juga membangun sejumlah bangunan di Malang dan Semarang.
Tak hanya dikenal di Surabaya, ia juga membangun sejumlah bangunan di Malang dan Semarang.
Mengenal Cosman Citroen, Sosok di Balik Bangunan-Bangunan Megah Kota Surabaya
Masa Perubahan
Sebelum Citroen tiba di Hindia Belanda pada tahun 1915, arsitektur di Surabaya masih tercermin dari gaya imperial Belanda yang dipopulerkan Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1808-1811. Baru pada awal abad ke-20, kedatangan generasi kedua arsitek Belanda, termasuk Citroen, membawa perubahan signifikan dalam bidang arsitektur di Kota Surabaya.
-
Siapa Ki Arsantaka? Ki Arsantaka merupakan putra dari Bupati Onje II, pemimpin Kadipaten Onje (cikal bakal Kabupaten Purbalingga).
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Apa yang dilakukan Anies dan Cak Imin di Surabaya? Baru-baru ini, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengumumkan deklarasi sebagai pasangan Capres dan Cawapres 2024. Deklarasi itu diumumkan pada Sabtu, (2/9) di Hotel Majapahit, Surabaya.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
Profil
Pria kelahiran 26 Agustus 1881 baru tiba di Hindia Belanda pada tahun 1915. Dua tahun setelah kedatangannya, yakni pada tahun 1917 Citroen ditunjuk menjadi komite pelarangan pembangunan dan pelayanan riset arkeologi.
Mengutip Instagram @lovesuroboyo, Citroen juga merupakan pimpinan Museum Asosiasi Antik di Surabaya dan pernah bekerja sebagai advisor arsitektur di Kota Surabaya.
Maha Karya
Salah satu maha karya Citroen ialah Balai Kota Surabaya. Ia pertama kali membuat rancangan bangunan ini pada tahun 1915-1917. Akibat kendala biaya dan faktor lain pelaksanaan pembangunan pun terlambat. Pada tahun 1920, Citroen berhasil menyelesaikan tahap kedua pembangunan Balai Kota Surabaya, sebuah monumen dengan panjang 102 meter dan kedalaman 19 meter.
Mengutip Liputan6.com, biaya pembangunan Balai Kota Surabaya diperkirakan sekitar 1.000 gulden. Selanjutnya, Balai Kota Surabaya baru ditempati pada tahun 1927.
Selain Balai Kota Surabaya, beberapa karya monumental lain garapan Citroen di Kota Pahlawan yakni Gereja GKJW Darmo, RS Darmo, dan Jembatan Gubeng.
- Sopir Truk Dipukul Pengendara Vespa Gara-Gara Cekcok di Jalan, Uang Jutaan Rupiah Raib
- Serunya Keliling Kota Tua Surabaya, Banyak Gedung Megah Bersejarah Serasa di Eropa
- Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
- Potret Mobil Kenegaraan Soekarno, Mewah di Zamannya & Saksi Peristiwa Bersejarah
Citroen juga merombak bekas gedung Societeit Concordia pada tahun 1917-1918, merancang rumah tinggal di Jalan Sumatra pada 1918, perbaikan gedung Suiersundicaat pada 1925. Selain itu juga membangun rumah dinas Wali Kota Surabaya pada 1927, Christ Church di Jalan Diponegoro Kota Surabaya dan rumah tinggal di Jalan Kayoon Kota Surabaya.
Bangunan di Kota Lain
Tak hanya dikenal mengubah wajah Kota Surabaya, Citroen juga terlibat aktif dalam perancangan sejumlah bangunan di Malang dan Semarang. Ia merancang interior Balai Kota Malang dan terlibat dalam pembangunan Lawang Sewu Semarang.
Citroen juga merancang Jembatan Kayu Kebon Dalem pada 1918, yang kini sudah dibongkar serta diganti dengan jembatan beton. Kemudian Jembatan Wonokromo pada 1932, viaduct kereta api di Jalan Pahlawan pada 1933.
Salah satu karya terakhir Citroen yang terkenal yaitu gedung kantor perusahaan Borneo Smatra Maatschappij di Jalan Veteran Surabaya. Citroen meninggal dunia pada 1935, dan dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur.