Sejarah Masjid Kemayoran, Saksi Perjuangan Arek-arek Suroboyo Melawan Penjajah
Masjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Masjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Potret Masjid Kemayoran, Saksi Perjuangan Arek-arek Suroboyo Melawan Penjajah
Kemayoran identik sebagai nama daerah di Jakarta. Padahal, di Kota Surabaya, Jawa Timur juga ada Kelurahan Kemayoran. Daerah ini dikenal sebagai daerah perjuangan sejak zaman kolonial Belanda.
-
Bagaimana bentuk menara Masjid Sememen? Dilansir dari Liputan6.com, Menara Sangga Buwana itu sangat mirip dengan Menara Panggung Sangga Buwana milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Menara itu berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam yaitu air, api, angin, dan tanah.
-
Bagaimana Masjid Kenari menunjukkan kejayaan Sultan Abdul Mufakir? Mengutip YouTube Mang Dhepi Channel yang membahas seputar sejarah dan kebudayaan masa silam Banten, masjid ini menggambarkan kejayaan pemerintahan Sultan Abdul Mufakhir. Ini terlihat dari megahnya gerbang masuk menuju ruang salat yang terbuat dari susunan batu bata, mirip gerbang kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Bata yang digunakan pun peninggalan masa silam, dan bukan hasil desain ulang.
-
Kapan Masjid Menara di Kampung Melayu Semarang dibangun? Masjid Menara diketahui pertama kali dibangun pada tahun 1802.
-
Bagaimana konsep Masjid Merah Kedung Menjangan? Secara konsep, masjid ini membawa unsur tradisional khas zaman kerajaan. Ini bisa terlihat dari adanya gerbang masuk masjid yang dibuat dari susunan batu bata merah, dengan pola konstruksi khas Trowulan, Majapahit.
-
Kenapa Masjid Sememen dibangun? Masjid ini dibangun untuk mewadahi kegiatan warga kampung kauman yang dikenal sebagai kampung santri,
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
Sejarah Masjid Kemayoran
Mengutip situs Disbudporapar Surabaya, Masjid Kemayoran Surabaya memiliki nama Masjid Raudlatul Musyawwarah.
Dulunya, masjid ini berada di areal Tugu Pahlawan. Masjid ini berada tepat di depan gedung pemerintahan Gubernur Hindia Belanda (sekarang Gedung Pemerintah Propinsi Jawa Timur).
Keberadaan bangunan masjid ini mengganggu petinggi Belanda. Akhirnya, pihak kolonial memindahkan masjid ke lokasi lain.
Mengutip Facebook Surabaya Historical, Masjid Kemayoran dibangun di atas lahan milik seorang Mayor Angkatan Darat Pemerintah Hinda Belanda. Nama masjid ini merujuk pada lokasi pembangunannya.
Konon, masjid ini awalnya dibangun di Jalan Tembaan Kota Surabaya pada tahun 1772. Kemudian, pada tahun 1932, masjid ini dipindahkan ke Jalan Indrapura, Kota Surabaya.
Berdasarkan data prasasti yang ada di dalam masjid, rumah ibadah ini pemberian Hindia Belanda. Masjid ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai ganti dari masjid yang dibongkar di alun-alun Surapringga (Surabaya) di area Tugu Pahlawan.
Arsitektur
Mengutip Liputan6.com, gaya arsitektur khas Tionghoa. Masjid Kemayoran mempunyai satu menara yang digunakan muazin untuk mengumandangkan azan.
Saat dilihat dari luar, Masjid Kemayoran berbentuk setengah lingkaran. Namun, sebenarnya Masjid Kemayoran mempunyai bentuk segi delapan apabila dilihat dari dalam area utama masjid.
Di dalam masjid, ada empat soko guru atau tiang bergaya Indies Glandeour atau Daendels.
Menara dan empat soko guru di dalam masjid merupakan peninggalan asli pembangunan tahun 1848.
Adapun gerbang utama masjid lengkap dengan gawelnya merupakan hasil renovasi pada tahun 1934.
- Jadi yang Tertua di Kalimantan Barat, Ini Sejarah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman
- Mengulik Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem, Masjid Tertua di Kota Samarinda yang Sudah Berdiri Sejak Tahun 1881
- Cerita di Balik Masjid Kuno Al Anwar Angke, Dibangun Tahun 1761 dan Jadi Tempat Rahasia Pejuang Kemerdekaan
- Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Saksi Perjuangan
Masjid ini menjadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo saat melawan kolonial dalam peristiwa heroik 10 November 1945.
Saat itu, Masjid Kemayoran merupakan masjid pengganti setelah kolonial Belanda merebut lahan dan bangunan masjid yang ada di Jalan Alun-alun (Jalan Tugu Pahlawan).
Ambisi Sekutu saat itu memang merebut beberapa wilayah atau lahan dan bangunan seperti masjid untuk memperluas wilayah/teritorialnya.
Melalui perundingan antara kolonial Belanda dan warga, akhirnya Belanda menyepakati membangun masjid baru yang berlokasi di Jalan Indrapura yaitu Masjid Kemayoran tepat di kantor DPRD Pemerintah Provinsi Jawa Timur.