Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Bojonegoro Surga Migas Indonesia yang Ternyata Dulu Lautan
Pada masa kolonial, Bojonegoro disebut sebagai salah satu daerah termiskin
Literatur era kolonial Belanda menggambarkan Bojonegoro sebagai salah satu daerah termiskin di Jawa. Tanahnya tandus, hampir tidak punya irigasi, dan lahan pertaniannya berkualitas buruk.
Tragisnya, kawasan subur yang berada di dekat Bengawan Solo sering terkena banjir saat musim hujan tiba sehingga tanaman di sana sering sia-sia. Meski miskin nyatanya kolonial Belanda bersikukuh menguasai Bojonegoro.
- Kisah di Balik Desa Malingmati Bojonegoro, Konon Maling yang Nekat Beraksi di Sini Selalu Tertangkap
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Desa di Bojonegoro Ini Jadi Daerah Istimewa sejak Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro Sesepuh Wali Songo Pernah Tinggal di Sini
- Mengunjungi Klenteng Boen Bio Surabaya, Saksi Perlawanan Orang Tionghoa kepada Kolonial Jepang dan Belanda
Mengutip, artikel Sejarah Kabupaten Bojonegoro karya Dicky Eko Prasetio (Unesa, 2022), alasan kolonial Belanda menaklukkan Bojonegoro karena daerah ini merupakan surga minyak dan gas (migas).
Selain itu, lahan perkebunan di sekitar Bengawan Solo juga dianggap berpotensi dikembangkan sebagai hutan jati dan tembakau, komoditas yang sangat diminati pasar Eropa saat itu.
Dulunya Lautan
Jauh sebelum dikenal sebagai surga migas, Bojonegoro satu juta tahun lalu adalah lautan dalam. Banyak ditemukan fosil hewan laut, seperti molusca, lobster, hingga karang. Fosil-fosil purba ini banyak ditemukan di Desa Soko Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
Umumnya batuan karang hanya ditemukan di sekitar laut, tetapi di Desa Soko batu karang berserakan di mana-mana. Warga setempat menggunakannya sebagai pembatas tanah atau pembatas rumah.
Mengutip buku Jurnalisme Sejarah, dari Agama hingga Industri Migas karya Amrullah Ali Moebin (UIN SATU, 2020), dulu banyak orang datang ke Desa Soko untuk membeli fosil purba dengan harga sangat murah dan warga pun menjualnya karena mereka tidak tahu itu benda berharga.
Setelah mendapat informasi bahwa fosil purba merupakan benda berharga, warga Desa Soko pun menjaga agar fosil-fosil tersebut tetap berada di wilayah desa.
Fosil Ikan Paus
Bukti lain bahwa Bojonegoro satu juta tahun lalu berupa lautan ialah penemuan fosil ikan paus di Kecamatan Temayang Bojonegoro. Fosil ini diperkirakan berasal dari masa tiga juta tahun lalu. Fosil paus ini ditemukan di Kali Jono Desa Buntalan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
Saat itu, Supangat, seorang personel TNI yang tengah libur kerja menuju Kali Jono untuk melakukan hobinya, mencari fosil. Tak disangka, ia pun menemukan fosil ikan besar yang diduga kuat merupakan paus.
Peneliti Museum Geologi Bandung, Erick Setiyabudi mengapresiasi penemuan fosil ikan besar di Bojonegoro. Fosil ikan paus di Kecamatan Temayang itu merupakan yang pertama kali ditemukan di Indonesia.