Cerita mistis Pura Puseh di Bali & larangan wanita hamil berkunjung
Konon bila larangan tersebut dilanggar dipastikan si jabang bayi akan terlahir dalam keadaan cacat mental.
Tidak seperti pura lain pada umumnya di Bali, Pura Puseh Desa Linjong di Kabupaten Bangli, Bali punya aturan yang unik. Untuk bersembahyang ke Pura ini, wanita dalam keadaan berbadan dua (hamil) dilarang memasuki ke area pura ini.
Percaya atau tidak, bila larangan tersebut dilanggar dipastikan si jabang bayi akan terlahir dalam keadaan cacat mental 'idiot'. Bahkan bisa lebih fatal lagi, bisa terjadi keguguran atau kehamilan hilang seketika seperti halnya kepercayaan yang terjadi di lingkungan wilayah Gunung Kidul di Jawa.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Apa yang istimewa dari rumah Diah Permatasari di Bali? Setiap sudut vila Diah Permatasari tampak sangat estetik, terutama dengan adanya infinity pool yang menawarkan pemandangan indah menuju Jimbaran.
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
-
Apa yang dilakukan Ki Arsantaka di Desa Masaran? Sesampainya di desa itu, ia diangkat menjadi anak oleh Kiai Wanakusuma yang masih anak keturunan Ki Ageng Giring dari Mataram.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
Pura Puseh desa Linjong ini terletak diantara pemukiman rumah penduduk desa di kecamatan Susut, Bangli. Konon menurut penuturan warga sekitar, pantangan bagi wanita hamil memasuki area pura ini lantaran muncul dari penjaga pohon beringin tua yang bertengger di area pintu masuk pura.
"Penghuni di pohon beringin tua itulah yang menghendaki untuk wanita hamil dilarang masuk pura, bahkan di halaman pura. Sudah kepercayaan kami turun temurun, soal kenapa demikian. Kami tidak tau, tetapi itu sudah wangsit yang kami yakini sejak ratusan tahun," terang salah seorang warga setempat, Selasa (10/2) di Desa Linjong Susut Bangli.
Tetua adat atau Bendesa adat desa Linjong , I Wayan Turun membenarkan kepercyaan yang dianut warganya itu. Katanya, sejauh ini belum ada yang berani melanggar. Tentunya akan terlihat bilamana ada di desa Linjong yang memiliki anak idiot atau keguguran, masyarakat akan menuding telah melanggar aturan dan harus diasingkan sementara untuk kemudian dikenakan denda upacara percaruan dan sesaji 'Guru Piduka' (mohon pengampunan).
"Walaupun zaman telah berkembang, warga kami masih tetap percaya dan tidak ada warga yang berani melanggar pantangan itu. Sejauh ini belum kami temukan adanya hal-hal yang melanggar. Disini, warga kami yang menikah tidak satupun sampai sulit mendapatkan keturunan," terang Wayan Turun.
Uniknya lagi, tidak hanya aturan itu berlaku pada seorang istri yang lagi hamil. Tetapi kata Wayan Turun, juga berlaku pada sang suami dari istrinya yang sedang hamil. Bahkan hal itu sempat dialami oleh dirinya sendiri.
"Kalau wanita hamil masuk Pura itu pantangan berat, tetapi kalau suaminya hanya diberikan peringatan dan teguran oleh penguasa pura Puseh. Biasanya musibah jatuh atau kecelakaan," tuturnya.
Seperti yang dialaminya, saat dirinya melihat halaman pura dipenuhi rumput liar. Tanpa sengaja dirinya yang lupa kalau istrinya lagi hamil tua, langsung mengambil arit bermaksud untuk memotong rumput liar di area pura.
Entah datang dari mana, ada kekuatan besar yang mendorong dirinya hingga terpelanting saat akan memasuki anak tangga pura.
"Saya lupa istri saya hamil, mau masuk pura nyabit rumput di pura. Memang saya sudah minta izin, tetapi saya di dorong dari arah depan hingga terpental. Saat itu juga saya urungkan diri, dan meminta warga untuk membersihkan rumput di areal pura puseh," kenang Wayan Turun.
(mdk/hhw)