Ikan pesut mati di laut Balikpapan, diduga terpapar tumpahan minyak
Mamalia laut itu ditemukan mati di kawasan pantai Klandasan, Balikpapan, Minggu (1/4) malam kemarin. Temuan satwa itu mengejutkan warga Balikpapan.
Satwa mamalia laut pesut endemik teluk Balikpapan, ditemukan mati terdampar di pantai Balikpapan. Diduga kuat, satwa itu mati akibat terkena pencemaran racun paparan minyak di teluk Balikpapan.
Keterangan diperoleh, mamalia laut itu ditemukan mati di kawasan pantai Klandasan, Balikpapan, Minggu (1/4) malam kemarin. Temuan satwa itu mengejutkan warga Balikpapan.
-
Kapal apa saja yang terbakar di Pelabuhan Cilacap? “Berdasarkan hasil identifikasi sementara, kebakaran tersebut menimpa empat kapal yang tengah bersandar di Dermaga 3 PPS Cilacap,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara pada ANTARA.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
"Kami terima informasinya malam tadi ya. Jadi, kami putuskan mengeceknya pagi ini tadi ke lokasi pantai Klandasan," kata Koordinator Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan, Husain, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (2/4).
Satwa perairan laut itu sempat dikira adalah Dugong, sejenis pesut maupun lumba-lumba, yang memang hidup di teluk Balikpapan. "Ternyata itu adalah pesut endemik teluk Balikpapan," ujar Husain.
Bersama dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan dan BKSDA Kalimantan Timur, mendatangi lokasi temuan pesut mati itu. "Kita ambil sampel buat dicek di laboratorium, dan hasilnya diketahui sepekan kemudian, untuk mencari tahu sebab kematiannya," tambah Husain.
"Hanya saja dilihat dari kondisi fisik pesut ini, dugaan kuat kita mati karena terpapar minyak di laut Balikpapan," tukasnya.
Temuan satwa mamalia mati di tengah paparan minyak sampai hari ini di laut Balikpapan, menguatkan argumen pegiat satwa bahwa laut benar-benar tercemar, dan melancarkan class action.
"Jam 11.10 barusan ini tadi, pesut itu kita kubur," ujarnya.
Dijelaskan Husain, ada 4 jenis mamalia yang hidup di teluk Balikpapan. Di antaranya Dugong, pesut, lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba tanpa sirip belakang.
"Sampai sekarang limbah minyak masih sangat pekat. Paparannya semakin luas. Seharusnya pemkot membuat statement Balikpapan darurat lingkungan supaya cepat tanggap. Dikhawatirkan mamalia bawah laut semakin banyak mati," katanya.
Informasi diterima merdeka.com, sampai siang ini, aroma minyak jenis solar dan bensin pun masih tercium dari arah laut. Tidak hanya pesut, ikan kecil lainnya ditemukan mati terdampar di pantai.
Baca juga:
Dua korban hilang terbakarnya kapal MV Ever Judger ditemukan tewas
Selain air laut, udara kota Balikpapan juga tercemar aroma minyak
Korban hilang kebakaran kapal di Teluk Balikpapan jadi 3 orang
Pertamina sebut ceceran minyak di Teluk Balikpapan adalah minyak bahan bakar kapal
Ini jawaban Pertamina soal kapal bermuatan solar terbakar di Balikpapan
Kapal angkut WN China terdampak kebakaran di Balikpapan hendak berlayar ke Malaysia
Dua korban tewas insiden kapal terbakar di Balikpapan belum diketahui identitasnya