Muhammadiyah Luncurkan Logo Muktamar ke-48 di Solo
Muktamar merupakan momentum menghitung kemajuan dan kelemahan sendiri, untuk kemudian bangkit di abad kedua. Dengan tema memajukan Indonesia, lanjut dia, Muhammadiyah akan memperkokoh peran ke-Indonesiaan seperti yang dilakukan sejak seabad lalu. Di abad kedua, Muhammadiyah ingin masuk ke ranah global.
Panitia meluncurkan logo Muktamar Muhammadiyah ke-48. Gelaran akbar warga Muhammadiyah itu akan dihelat di Solo, 1-5 Juli 2020. Soft opening dilakukan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di halaman gedung Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Jalan Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Rabu (31/7).
"Shoft launching ini sebagai pra-Muktamar, memulai membuka pagar agar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa terselenggara dengan baik, penuh kebersamaan dan semangat untuk memajukan bangsa dan kehidupan di ranah semesta atau global," ujar Haedar.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kenapa Museum Muhammadiyah dibangun? Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Museum Muhammadiyah didirikan untuk merekam jejak langkah dengan melestarikan tinggalan sejarah yang disajikan dalam peragaan komunikatif dan edukatif agar dapat menuai hikmah bersama.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Pusaka Baiturrahmah didirikan? Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
Penyelenggaraan di Solo sebagai gambaran perpaduan antara budaya dengan kemajuan Muhammadiyah melalui UMS. UMS yang saat ini menempati ranking 10 dunia bersama 166 perguruan tinggi Muhammadiyah lainnya akan terus menggelorakan semangat untuk kemajuan bangsa.
"Budaya menjadi tempat kita berpijak agar nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, kemanusiaan dan kepedulian itu menjadi tetap landasan kolektif kita sebagai bangsa," katanya.
Bagi Muhammadiyah, dikatakannya, Muktamar merupakan momentum menghitung kemajuan dan kelemahan sendiri, untuk kemudian bangkit di abad kedua. Dengan tema memajukan Indonesia, lanjut dia, Muhammadiyah akan memperkokoh peran ke-Indonesiaan seperti yang dilakukan sejak seabad lalu. Di abad kedua, Muhammadiyah ingin masuk ke ranah global.
"Kita sudah meletakkan landasan, pertama, memiliki 27 cabang istimewa Muhammadiyah, Aisyiyah di seluruh Indonesia. Yang kedua kita sudah punya pusat dakwah di Kairo, Mesir dan yang ketiga mempunyai boarding school di Melbourne, Australia serta membangun Universitas Muhammadiyah Malaysia," katanya.
Dengan modal tersebut, Muhammadiyah ingin menegaskan bahwa semangat rahmatan lil alamin itu, juga harus diwujudkan dengan karya-karya keunggulan dan kemajuan. Muhammadiyah akan terus menggelorakan semangat perdamaian dunia yang selama ini sudah dirintis dari periode ke periode.
Sementara itu logo Muktamar Muhammadiyah ke-48 sendiri berbentuk perpaduan gunungan wayang dengan latar belakang alam semesta dan lintasan cahaya. Terdapat angka 48 dalam bentuk kaligrafi Arab dan panah keatas.
Ketua PP Muhammadiyah Dahlan Rais menjelaskan, gunungan atau kayon dalam konsep Jawa adalah simbol tentang pohon kehidupan yang melambangkan seisi alam semesta. Dalam pagelaran wayang, lanjut dia, gunungan digunakan sebagai pembuka dan penutup pagelaran, sebagai penanda setiap pergantian adegan, babak (jejeran).
"Bentuk gunungan angka 48 dalam tulisan Arab, menjadi simbol dari Muktamar ke-48 yang menjelaskan estafet dari periode ke periode menuju babak baru. Ini sekaligus menunjukkan langkah pergerakan dinamis dalam mencapai tujuan Muhammadiyah sebagaimana dicita-citakan KH Ahmad Dahlan," terangnya.
Gubahan gunungan, dikatakannya, dibentuk dari angka 48 dalam kaligrafi Arab. Kaligrafi dan arsitektur tersebut, melambangkan peradaban dan seni Islam yang bernilai tinggi. Sedangkan angka 8 berbentuk seperti anak panah menghadap ke atas, melambangkan perkembangan dan tujuan organisasi dalam membangun dan membangkitkan peradaban Islam yang berkemajuan.
"Background dari gunungan adalah simbolisasi dari alam semesta. Ini sekaligus menggambarkan lintas gerak cahaya (sinar) yang mencerminkan dinamisasi gerakan dakwah dan tajdid pencerahan Muhammadiyah," katanya lagi.
Sementara bentuk lingkaran, lanjut Dahlan, melambangkan keterusmenerusan tanpa putus dan melintas batas. Semburat cahaya bersudut 48 menggambarkan energi, kekuatan, martabat, dan kecerdasan serta dapat diartikan juga sebagai simbol pencerahan yang menggembirakan dalam Muktamar ke-48 tersebut. Pancaran cahaya itu menyinari dunia sehingga menjadi rahmat bagi semesta.
Baca juga:
Dahnil Anzar Masuk Gerindra, Haedar Ingatkan Tak Seret Muhammadiyah ke Politik
Solo Jadi Tuan Rumah Muktamar Muhammadiyah ke-48 Tahun 2020
Ketum PP Muhammadiyah dan Mendikbud Jenguk Buya Syafii Maarif
Muhammadiyah Tegaskan Sikap Tak Incar Posisi Menteri di Kabinet Jokowi
Ketum Muhammadiyah Nilai Pemerintah Perlu Oposisi untuk Mengkritik
Haedar Nashir: Amien Rais Tunjukan Sikap Negarawan, Jangan Ada yang Sinis Lagi