Profesor Jepang Pamerkan Teknologi Baru Pengolahan Roti di Kampus Universitas Jember
Tepung gandum selama ini menjadi salah satu alternatif sumber pangan yang banyak dikonsumsi manusia. Beberapa makanan seperti roti atau pasta, banyak menggunakan tepung sebagai bahan utamanya.
Tepung gandum selama ini menjadi salah satu alternatif sumber pangan yang banyak dikonsumsi manusia. Beberapa makanan seperti roti atau pasta, banyak menggunakan tepung sebagai bahan utamanya. Namun di balik kelezatan rasanya, proses pengolahan bahan mentah menjadi tepung, melewati proses pengolahan yang menggunakan mesin yang dijalankan dengan kecepatan tinggi.
"Penggunaan alat seperti ini berpotensi merusak bahan akibat dari tingginya temperatur yang timbul saat putaran mesin yang tinggi, Prof. Yutaka Kitamura, pakar teknologi pengolahan pangan asal Tsukuba University saat berbicara dalam sebuah kuliah umum bertema Agri-Food Paste Processing by Micro Wet Stone Mill yang digelar di Universitas Jember pada Kamis (12/9) ini.
-
Apa itu Andung? Andung merupakan bentuk seni suara dan sastra (tradisi lisan) yang bersifat ritual adat yang dilantunkan ketika keluarga atau kerabat meninggal dunia.
-
Bagaimana Tari Gandrung dibawakan? Salah satu ciri khas Tari Gandrung adalah melibatkan penari wanita profesional yang mengajak menari bersama tamu terutama pria dengan iringan musik berupa gamelan.
-
Apa itu Tari Gandrung? Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tarian khas Banyuwangi ini berasal dari kata "Gandrung" dalam bahasa Jawa artinya "Tergila-gila" atau "Cinta habis-habisan".
-
Apa itu Jenang Gempol? Jenang gempol merupakan sebuah hidangan manis yang terbuat dari bubur sumsum dan gempol beras. Dilansir dari Liputan6.com, kuliner ini sudah ada sejak dulu. hidangan ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau sarapan.
-
Kenapa Mpu Gandring dibunuh? Ken Arok tidak sabar. Lima bulan kemudian, ia menyatroni Mpu Gandring.
-
Kenapa Sandur dipertunjukkan? Pertunjukan Sandur kerap digelar di tanah lapang sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang didapat.
Karena itulah, Yutaka dalam temuannya menawarkan alternatif proses pengolahan pangan dengan teknologi yang dinamakan Micro Wet Processing.
"Sebenarnya ide alat ini berasal dari alat pembuat tepung yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, yakni menggunakan batu giling yang digerakkan secara manual. Namun tentu saja dengan alat tradisional ini hasil tepungnya terbatas. Makanya saya menggabungkan batu silinder yang dialiri air namun digerakkan dengan tenaga listrik," kata guru besar di School of Life and Enviromental Sciences ini.
Yutaka menambahkan, dengan Micro Wet Processing maka material yang dihaluskan tidak akan meningkat. Sebab mesin yang dirancangnya mengalirkan air secara otomatis. Hasil dari proses ini adalah bahan pangan dalam bentuk adonan atau pasta yang halus sebab mesin yang dirancang menggunakan tidak hanya satu batu giling bahkan hingga tiga batu giling.
Keuntungan lain menggunakan Micro Wet Processing adalah minim debu yang dihasilkan. "Selain untuk membuat bahan pangan berbentuk pasta, alat yang saya kembangkan juga bisa digunakan untuk membuat bahan adonan atau pasta sebagai bahan untuk pembuatan obat atau kosmetik," lanjut Prof. Yutaka Kitamura.
Tidak hanya memperkenalkan mesin Micro Wet Processing yang dikembangkannya, Prof. Yutaka Kitamura juga menjelaskan peluang bisnis adonan atau pasta yang dihasilkan. Di Jepang saat ini roti yang berbahan pasta atau adonan dari beras coklat yang dihasilkan melalui Micro Wet Processing mulai digemari. Pasalnya diyakini kandungan vitamin dan mineralnya tidak hilang dibandingkan jika diproses melalui mesin konvensional.
"Selain itu aman bagi penderita alergi gluten, bahkan tekstur rotinya lebih bagus dibandingkan roti berbahan tepung gandum," papar Yutaka sambil memperlihatkan foto berbagai roti dari tepung gandum dan roti berbahan pasta beras coklat kepada peserta kuliah umum yang didominasi dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik Unej ini.
Pemaparan mengenai prospek produk pasta dari Micro Wet Processing memantik diskusi hangat antara hadirin dengan Prof. Yutaka Kitamura. Seperti yang disampaikan oleh Jayus, dosen FTP yang hari itu menjadi moderator. Menurutnya, Indonesia yang juga dikenal sebagai penghasil beras dapat mengembangkan Micro Wet Processing untuk meningkatkan nilai tambah beras. Sementara itu ditemui di sela-sela acara, Siswoyo Soekarno, Dekan FTP Universitas Jember menjelaskan kegiatan kuliah umum ini terlaksana atas kerjasama FTP dengan Project Implemetation Unit Islamic Development Bank Universitas Jember.
"Program kuliah umum kali ini sebagai upaya mewujudkan Universitas Jember sebagai perguruan tinggi yang unggul di bidang bioteknologi di sektor pertanian, perkebunan dan kesehatan," pungkas Siswoyo.
Baca juga:
Menteri Susi Minta Perkembangan Industri 4.0 Diantisipasi
Habibienomic: Warisan Konsep Ekonomi Berbasis Teknologi BJ Habibie
Menristek: Produk Startup Teknologi Lokal Masuk e-Commerce, Lawan Hiddent Import
Hampir 400 Startup Teknologi dan Inovasi Industri Lokal Ramaikan Pameran I3E 2019
Menlu Retno Tekankan Pentingnya Diplomasi Digital untuk Melawan Ancaman Terorisme
Menggemaskan Kucing Hasil Kloning Pertama di China