6 Dampak Buruk dari Evolusi Manusia yang Kita Rasakan di Saat Ini
Evolusi manusia bisa memberi sejumlah dampak buruk yang bisa kita rasakan hingga saat ini:
Evolusi sering kali dipandang sebagai proses yang membawa kemajuan, menjadikan manusia lebih cerdas, kuat, dan tangguh. Namun, kenyataannya, perjalanan panjang evolusi juga menyisakan warisan yang kurang ideal. Beberapa adaptasi yang dulu memberikan keunggulan bagi nenek moyang kita, kini menjadi tantangan kesehatan bagi manusia modern.
Istilah survival of the fittest pada evolusi atau yang terkuat yang akan bertahan menjadi salah satu bukti bagaimana evolusi bisa membuat manusia semakin baik. Walau begitu, hasil evolusi yang muncul ini juga bisa menimbulkan dampak buruk pada kehidupan manusia saat ini.
-
Bagaimana evolusi bentuk tubuh hewan di masa depan dapat terjadi? Hewan bisa melakukan perubahan bentuk tubuh untuk bertahan hidup dan menyesuaikan dirinya di lingkungan dunia yang dapat berubah di masa depan. Oleh karena itu, bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan pun bisa mempunyai andil dalam bentuk hewan di masa depan.
-
Bagaimana tinggi badan manusia berubah dari waktu ke waktu? Secara umum tinggi badan manusia mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu.
-
Siapa yang percaya manusia akan mengalami perubahan evolusi di masa depan? Para ilmuwan sedang menjajaki kemungkinan-kemungkinan evolusi manusia di tahun 3000-an. Walau nampak seperti spekulasi, mereka percaya bahwa manusia akan menghadapi titik balik yang penting.
-
Kapan manusia akan mencapai titik balik penting dalam evolusinya? Para ilmuwan sedang menjajaki kemungkinan-kemungkinan evolusi manusia di tahun 3000-an. Walau nampak seperti spekulasi, mereka percaya bahwa manusia akan menghadapi titik balik yang penting.
-
Apa yang diteliti para ilmuwan terkait evolusi manusia berjalan tegak? Pertanyaan seputar evolusi sikap bipedal dari nenek moyang yang berjalan dengan empat kaki telah lama menjadi misteri yang menantang para ilmuwan.
-
Apa yang dimaksud dengan ketidakcocokan evolusi dan dampaknya terhadap manusia? Ketidakcocokan evolusi terjadi ketika adaptasi fisik maupun psikologis tidak lagi sesuai dengan lingkungan. Dilansir Live Sciene, hal serupa juga terjadi pada manusia. Contoh klasiknya adalah kesukaan kita terhadap makanan manis, yang pada masa lalu membantu nenek moyang kita mencari makanan kaya kalori di lingkungan yang kekurangan nutrisi. Namun, di dunia modern, di mana perusahaan makanan memproduksi makanan tinggi gula dan lemak secara massal, sifat ini justru merugikan. Dampaknya adalah kerusakan gigi, obesitas, dan diabetes.
Dilansir dari Mental Floss, berikut ini adalah enam dampak buruk dari evolusi yang masih kita rasakan hingga saat ini:
1. Nyeri Punggung Akibat Berjalan Tegak
Kemampuan manusia untuk berjalan tegak atau bipedalisme adalah salah satu pencapaian besar dalam evolusi. Dengan berdiri tegak, manusia dapat menjelajahi wilayah yang lebih luas dan menggunakan tangan untuk berbagai aktivitas.
Namun, pencapaian ini juga membawa konsekuensi. Menurut Jeremy DeSilva, seorang paleoantropolog dari Dartmouth College, tulang belakang manusia yang sejatinya dirancang untuk posisi horizontal seperti pada primata lain, menjadi kurang stabil saat diposisikan vertikal. Akibatnya, manusia sering mengalami nyeri punggung, hernia, hingga patah tulang belakang spontan.
Evolusi "memaksa" tulang belakang manusia memiliki lekukan kompleks untuk memberi ruang pada bayi yang lahir dengan kepala besar. Tetapi harga yang harus dibayar adalah berbagai masalah punggung yang menjadi keluhan umum manusia modern.
2. Kaki yang Kurang Cocok untuk Berjalan
Kaki manusia bukanlah hasil desain yang sempurna. Bahkan, prostetik modern lebih meniru struktur kaki burung unta dibandingkan kaki manusia.
- Sifat Lupa Ternyata Memegang Peranan Penting Terhadap Evolusi Manusia
- Apakah Manusia Masih Terus Mengalami Evolusi Hingga Saat Ini? Ketahui Perubahan yang Terjadi
- Dampak Makan Terlalu Banyak pada Otak dan Tubuh yang Tidak Boleh Disepelekan
- Ini yang Terjadi Jika Manusia Tidak Makan dan Minum, Berapa Lama Bisa Bertahan?
Ketika nenek moyang kita mulai berjalan dengan dua kaki, kaki berevolusi untuk memberikan stabilitas. Namun, evolusi ini, seperti yang dijelaskan DeSilva, mengambil pendekatan "tambal sulam," menghasilkan kaki yang cenderung mudah terkilir, patah, atau mengalami masalah seperti plantar fasciitis dan kaki rata. Akibatnya, podiatri (ilmu kesehatan kaki) menjadi industri bernilai tinggi, melayani berbagai masalah kaki yang merupakan "warisan" evolusi ini.
3. Proses Melahirkan yang Sulit dan Menyakitkan
Dibandingkan dengan spesies primata lain, melahirkan pada manusia adalah proses yang jauh lebih sulit dan menyakitkan. Hal ini disebabkan oleh kombinasi panggul yang sempit—untuk mendukung bipedalisme—dan ukuran kepala bayi yang besar.
Karen Rosenberg, seorang paleoantropolog, menjelaskan bahwa bentuk panggul manusia merupakan kompromi antara kebutuhan berjalan tegak dan melahirkan bayi berotak besar. Akibatnya, manusia mengembangkan tradisi budaya, seperti kehadiran bidan atau dokter, untuk membantu proses kelahiran yang panjang dan menantang.
4. Ketergantungan pada Makanan Manis
Ketertarikan manusia terhadap makanan manis adalah hasil dari adaptasi yang membantu nenek moyang kita bertahan hidup di masa kekurangan makanan. Gula adalah sumber energi cepat, dan kelebihannya dapat disimpan sebagai lemak untuk digunakan di masa sulit.
Namun, dalam dunia modern yang penuh dengan gula olahan, kecenderungan ini justru menjadi penyebab utama epidemi obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Daniel Lieberman, seorang ahli biologi evolusi dari Harvard, "Kita masih memiliki tubuh era Paleolitik di dunia modern."
5. Gangguan Kesehatan Mental
Penyakit mental seperti depresi dan skizofrenia masih menjadi misteri dalam evolusi manusia. Meskipun sering dikaitkan dengan penurunan tingkat kelahiran, kondisi ini tetap bertahan dalam gen manusia.
Beberapa peneliti percaya bahwa sifat-sifat tertentu dari gangguan mental dapat memberikan keuntungan evolusioner. Misalnya, pola pikir analitis yang dihasilkan dari depresi mungkin membantu manusia memecahkan masalah kompleks. Sementara itu, beberapa gen yang terkait dengan skizofrenia diyakini berkontribusi pada perkembangan kognitif manusia yang lebih tinggi.
6. Masalah Gigi Bungsu Akibat Otak yang Lebih Besar
Evolusi otak manusia yang semakin besar membawa perubahan signifikan pada bentuk wajah dan rahang. Untuk memberi ruang pada otak yang membesar, rahang manusia menjadi lebih kecil, sehingga tidak cukup tempat untuk gigi bungsu.
Gigi bungsu yang terimpaksi dapat menyebabkan rasa sakit hingga infeksi. Namun, kabar baiknya, mutasi genetik yang mencegah pertumbuhan gigi bungsu mulai muncul pada sebagian populasi manusia modern.
Warisan evolusi tidak selalu sempurna. Beberapa adaptasi yang membantu nenek moyang kita bertahan hidup kini menjadi beban bagi manusia modern. Namun, memahami asal-usul masalah ini dapat membantu kita lebih menghargai kompleksitas evolusi manusia dan menemukan solusi untuk menghadapinya di masa kini.