Dokter Sarankan Ibu Pekerja untuk Maksimalkan DBF demi Kestabilan Produksi ASI
Menyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding merupakan cara untuk menstabilkan produksi ASI.
Bagi para ibu menyusui yang juga menjalankan peran sebagai pekerja, menjaga kestabilan produksi ASI adalah tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Kesibukan pekerjaan serta stres yang tinggi kerap memberikan ASI secara rutin menjadi sulit dilakukan.
Konselor laktasi, dr. Yulia Muliaty, menekankan pentingnya ibu pekerja untuk tetap melakukan "direct breastfeeding" (DBF) atau menyusui langsung sesegera mungkin setelah tiba di rumah. Langkah ini sangat penting tidak hanya untuk mempertahankan produksi ASI yang optimal, tetapi juga untuk menjalin ikatan emosional yang kuat dengan bayi.
-
Bagaimana cara ASI memberikan kekebalan tubuh pada bayi? Melalui asi, antibodi ini akan ditransfer ke bayi, sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
-
Bagaimana ASI membantu mengatur berat badan bayi? ASI mengandung hormon yang membantu mengatur nafsu makan dan metabolisme bayi.
-
Bagaimana cara merangsang keluarnya ASI selama berpuasa? Hal ini akan membantu aliran ASI menjadi lebih lancar.
-
Bagaimana ASI melindungi bayi saat sakit? ASI Anda juga mengandung campuran protein, lemak, gula, dan sel darah putih yang bekerja untuk melawan infeksi. Elemen pembangkit kekebalan lainnya termasuk laktoferrin, laktadherin, antiprotease, dan osteopontin—antivirus dan anti-inflamasi yang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh bayi Anda tetap kuat.
-
Apa saja alasan ibu memberikan ASI campur susu formula? Pemberian ASI campur susu formula dapat dipertimbangkan dalam beberapa kondisi tertentu, termasuk ketika ibu mengalami masalah menyusui, produksi ASI kurang, berat badan bayi rendah, atau saat ibu tidak berada di rumah.
-
Apa manfaat utama ASI bagi bayi dalam seribu hari pertama kehidupannya? Pada seribu hari pertama kehidupan, Air Susu Ibu (ASI) memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi.
Yulia menjelaskan bahwa menyusui langsung setelah ibu pulang dari bekerja adalah cara terbaik untuk menjaga agar produksi ASI tetap stabil. Hal ini tidak hanya sekadar memberikan nutrisi fisik, tetapi juga memberikan kenyamanan emosional bagi bayi yang merindukan kehadiran ibunya.
"Meskipun sibuk bekerja, menyusui harus tetap menjadi prioritas para ibu demi tumbuh kembang anak yang lebih optimal," kata Yulia dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kramat Jati dilansir dari Antara.
Menurut Yulia, banyak ibu yang mungkin merasa lelah setelah seharian bekerja dan memilih untuk memberikan ASI perah kepada bayinya saat tiba di rumah. Namun, ia mengingatkan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak negatif pada produksi ASI.
"Jangan karena capek, kita kasih yang sudah dipompa. Ingat, stok ASI perah itu hanya digunakan saat ibu nggak ada," tegas Yulia. Mengandalkan ASI perah saja, tanpa dibarengi dengan menyusui langsung, dapat mengakibatkan penurunan produksi ASI dan lambat laun mengurangi stok yang ada.
Selain itu, Yulia juga menyoroti pentingnya "skin to skin" atau kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan produksi hormon oksitosin, yang berperan penting dalam produksi ASI, tetapi juga membantu bayi merasa lebih dekat dan aman dengan ibunya.
- Dokter Spesialis Anak: Kurang Gerak di Awal Pertumbuhan Bayi Berdampak Negatif pada Kemampuan Motorik
- Dokter Anak Sarankan Agar Orangtua Pilih Produk Perawatan Anak yang Alami
- Menurut Dokter, Konsumsi 3 Makanan Ini Jika Pasangan Ingin Cepat Hamil
- Dokter: Usai Lebaran, Konsumsi Kue Kering Maksimal 4-5 Keping Per Hari
"Semua kebaikan itu akan kembali pada kita. Susah payah kita sekarang akan kita tuai saat mereka sudah di usia 40 tahun lebih," ujar Yulia.
Lebih jauh, Yulia juga mengingatkan bahwa peran sebagai ibu menyusui adalah prioritas utama, meskipun tanggung jawab pekerjaan sangat penting. Menyadari bahwa pertumbuhan otak dan akal anak berlangsung di masa kini, ia mengajak para ibu untuk selalu menempatkan kebutuhan anak di atas segalanya.
"Balik lagi, sadari tujuan bekerja itu apa? Kalau untuk sekolah kan itu nanti ya. Tapi pertumbuhan otak dan akal anak itu sekarang. Jadi harus tahu prioritasnya," jelasnya.
Menjaga keseimbangan antara karir dan tanggung jawab sebagai ibu memang tidak mudah, tetapi Yulia menekankan bahwa upaya ini akan membuahkan hasil di kemudian hari. "Tak ada yang namanya 'ujuk-ujuk'. 'Ujuk-ujuk' soleh, ujuk-ujuk berbakti. Karena dia akan lihat sebesar apa pengorbanan ibunya," kata Yulia, mengingatkan bahwa pengorbanan ibu dalam menyusui dan merawat anak akan dikenang dan dihargai seiring berjalannya waktu.