IDAI Beri Rekomendasi bagi Pemerintah untuk Atur Takaran Gula pada Makanan Anak
Aturan untuk takaran gula ini merupakan langkah penting untuk jaga kesehatan anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendesak pemerintah untuk segera mengatur kadar gula dalam makanan anak demi mencegah lonjakan kasus penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus pada anak-anak. Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menyampaikan bahwa konsumsi gula berlebihan telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan anak-anak di Indonesia.
“Saya kira sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian, sebagaimana pada bahaya rokok, terhadap bahaya gula ini,” ujar Piprim dilansir dari Antara.
-
Apa saja jenis cemilan sehat yang dianjurkan oleh IDAI untuk anak? Pilihan cemilan sehat buatan sendiri seperti puding susu, dimsum ayam-brokoli, perkedel daging, atau risoles isi daging dan wortel, dapat menjadi alternatif yang baik.
-
Mengapa IDAI merekomendasikan cemilan sehat bagi anak? Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cemilan bagi anak sebaiknya menjadi bagian yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memastikan asupan gizi yang dibutuhkan. "Anak membutuhkan nutrisi makro dan mikro. Makro dari karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk protein, utamakan protein hewani. Protein nabati bonus saja," ungkap dr. Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, M.Sc., beberapa waktu yang lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara IDAI menyarankan untuk memberikan cemilan kepada anak? Tak perlu ragu menambahkan bahan seperti keju, mentega, atau santan pada camilan. Selain meningkatkan cita rasa, bahan-bahan ini juga menambah asupan lemak yang diperlukan anak. Penambahan kental manis dalam batas wajar juga diperbolehkan, misalnya pada puding susu atau roti bakar keju.
-
Apa dampak buruk gula berlebih pada kesehatan anak? Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. "Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan.
-
Apa masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak kuliah? Masalah utama yang sering dialami oleh anak kuliahan adalah pola makan yang tidak seimbang. Jadwal kuliah yang padat serta uang saku terbatas seringkali membuat mereka mengabaikan waktu makan atau memilih makanan cepat saji yang kurang sehat.
-
Apa arti kata "galau" di konteks anak muda? Galau sering diartikan sebagai perasaan tidak menentu, gundah gulana atau perasaan sedih. Tidak bisa dipungkiri, semua orang tentu pernah merasakan galau. Akan tetapi, istilah ini lebih akrab dengan perasaan anak muda yang masih cenderung tak stabil.
IDAI mengusulkan agar pemerintah mengatur pencantuman takaran gula pada label makanan dan minuman yang dijual di pasaran, khususnya yang ditargetkan untuk anak-anak. “Misalnya, memberi setiap minuman manis (kadar gulanya) setara dengan berapa sendok gula pasir,” tambah Piprim.
Langkah ini, menurut Piprim, dapat membantu orang tua lebih sadar akan kadar gula dalam makanan yang dikonsumsi anak mereka. Pentingnya edukasi ini didukung oleh data mengejutkan dari IDAI yang mencatat prevalensi diabetes pada anak telah meningkat hingga 70 kali lipat pada pertengahan 2022 dibandingkan tahun 2010, dengan angka dua kasus diabetes per 100 ribu anak.
Bahaya Tersembunyi Gula
Piprim menyoroti bahwa ancaman gula sering kali tidak disadari, berbeda dengan rokok yang telah lama dianggap sebagai bahaya kesehatan. “Kenapa gula ini begitu berbahaya? Karena gula tidak dianggap berbahaya. Berbeda dengan rokok misalkan, rokok itu dianggap berbahaya karena ada tulisan ‘rokok dapat membunuhmu’. Tapi kalau gula? Sampai saat ini kita belum melihat peringatan terhadap minuman atau makanan yang mengandung gula tinggi,” jelasnya.
Piprim juga menjelaskan mekanisme bagaimana gula memengaruhi metabolisme tubuh anak. Saat anak mengonsumsi makanan atau minuman dengan gula tinggi atau karbohidrat yang cepat diserap, kadar gula darah akan melonjak drastis, kemudian turun secara cepat.
“Inilah yang memicu anak menjadi crancky, lapar, mengamuk, dan akan reda bila diberikan gula lagi,” katanya. Siklus ini, jika terus terjadi, dapat menyebabkan adiksi gula, kelebihan nutrisi, dan akhirnya memicu penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan ginjal.
Langkah Preventif
Mengurangi konsumsi gula pada anak adalah langkah penting untuk melindungi mereka dari risiko penyakit tidak menular di kemudian hari. Piprim menekankan perlunya regulasi yang lebih tegas dan edukasi yang menyeluruh kepada masyarakat untuk membatasi asupan gula sejak dini.
Makanan dan minuman di pasaran saat ini, menurut Piprim, mayoritas mengandung kadar gula yang tinggi atau pemanis buatan. Tanpa pengawasan yang ketat, anak-anak akan terus terpapar risiko kesehatan yang semakin meningkat.
Rekomendasi IDAI ini diharapkan dapat menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Dengan regulasi yang tepat, anak-anak Indonesia dapat terhindar dari ancaman penyakit tidak menular, sekaligus mendukung tumbuh kembang mereka secara sehat dan optimal.