Ada Bebatuan Purba Berusia Ratusan Tahun, Intip Sejarah Geopark Silokek di Sumatra Barat
Salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sijunjung ini terdapat berbagai peninggalan sejarah berupa tebing-tebing tinggi dari bebatuan tua zaman Paleozoikum.
Salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sijunjung ini memiliki berbagai peninggalan sejarah berupa tebing-tebing tinggi dari bebatuan tua zaman Paleozoikum.
Ada Bebatuan Purba Berusia Ratusan Tahun, Intip Sejarah Geopark Silokek di Sumatra Barat
Bumi Sumatra banyak bertebaran geopark yang unik dan memiliki sejarah begitu panjang. Beberapa di antaranya banyak ditemukan benda-benda kuno berusia ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.
Salah satu geopark dengan berbagai macam peninggalan bebatuan dari zaman pra-sejarah yang masih bisa dijumpai sampai sekarang ada di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat, yaitu Geopark Silokek.
(Foto: Jadesta Kemenparekraf)
-
Apa yang dibahas dalam Munas Badan Pengelola Geopark se-Indonesia? Dalam munas tersebut dibahas sejumlah agenda. Antara lain penguatan kelembagaan dan jejaring Geopark Indonesia, serta pembahasan program pendukung konservasi Geopark.
-
Apa keunikan Geopark Maros-Pangkep? Satu kekhasan di sini adalah kompleks bebatuan kapurnya yang berderet dan menjulang tinggi menyerupai menara. Letaknya berada di tengah-tengah sawah dan sungai, sekaligus sebagai tempat hidup hewan aneka flora dan fauna di sana.
-
Apa yang ditawarkan Geopark Belitung selain keindahan alamnya? Pasalnya, di Geopark Belitung tak hanya menyajikan keindahan alam saja, melainkan keunikan-keunikan lain mulai dari geologis, bilogis, dan budaya.
-
Kapan Geopark Ciletuh ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark? Dalam situs kwriu.kemdikbud.go.id, Geopark Ciletuh resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada April 2018 lalu.
-
Dimana letak Geopark Dieng? Geopark Dieng merupakan situs warisan geologi yang sebagian besar wilayah kawasannya berada di kompleks wisata Dataran Tinggi Dieng.
-
Siapa yang hadir dalam Munas Badan Pengelola Geopark se-Indonesia? Munas dihadiri perwakilan 29 badan pengelola geopark di Indonesia. Badan Pengelola Geopark seluruh Indonesia kumpul di Banyuwangi mengikuti Musyawarah Nasional (Munas), Jumat (7/7/2023).
Geopark dengan luas 130.000 hektare atau 1.300 kilometer ini berada di dua kecamatan yakni Sumpur kudus dan Sijunjung. Geopark Silokek telah ditetapkan sebagai Taman Bumi oleh Kemenparekraf sejak tahun 2018 lalu, bersamaan dengan Geopark Sawahlunto dan Geopark Ngarai Sianok-Maninjau.
Kini geopark tersebut menjadi opsi destinasi wisata yang ada di Sumatra Barat atau tepatnya di Kabupaten Sijunjung. Selain itu, tempat ini juga ada peninggalan sejarah berupa bebatuan yang sudah ada sejak zaman Paleozoikum.
Dijuluki "Lansek Manih"
Mengutip situs indonesia.go.id, kawasan wisata yang dikelola oleh pemerintah kabupaten ini berjuluk Lansek Manih. Julukan ini konon berasal dari lagu Minang yang dipopulerkan oleh Elly Kasim tahun 1950-an yang berjudul Lansek Manih.
Pada bagian bait liriknya, "Ko bukan sumbarang lansek, Sijunjuang lanseknyo manih". Lansek atau langsat adalah sejenis buah duku yang memiliki cita rasa manis serta menjadi ikon dari perkebunan di daerah Sinjunjung.
Silokek itu adalah nama sebuah Nagari atau desa yang berada di ketinggian 200 mdpl dengan suhu 23 sampai 24 derajat Celsius. Secara umum, penduduk asli Silokek masih bermatapencaharian sebagai petani.
Aneka Ragam Situs
Geopark Silokek ini begitu kaya dengan keanekaragamannya, mulai dari situs-situs sejarah, situs geologi, dan belasan keragaman budaya. Sementara itu, kehidupan flora di tempat tersebut di antaranya Bunga Raflesia, Bunga Bangkai Raksasa atau Suweg, dan jamur batang bersinar.
Kemudian, tak ketinggalan juga aneka ragam jenis fauna juga dapat ditemukan di Geopark Silokek, seperti Harimau Sumatra, Tapir, Kambing Hutan, Kucing Hutan, Landak, Siamang, dan Burung Enggang.
- Jalan-Jalan di Pantai Bareng Ibunya, Bocah Ini Temukan Lima Tapak Kaki Dinosaurus Berusia 200 Juta Tahun
- Dulunya Kayu yang Tersambar Petir, Intip Cerita Batu Basiha Peninggalan Nenek Moyang Toba yang Diakui UNESCO
- Ada Fosil Berusia Ratusan Juta Tahun, Ini Pesona Geopark Merangin di Jambi
- Menelusuri Tangga Seratus Sibolga, Ada Gua Buatan Peninggalan Tentara Jepang
Yang paling utama, geopark ini terdapat situs bebatuan purbakala yang sudah ratusan juta tahun dan sudah melewati tiga periode dalam skala waktu geologi. Tertua, ada batu yang sudah terbentuk sejak zaman Paleozoikum kira-kira 299 juta sampai 252 juta tahun yang lalu.
Tebing Bebatuan Karst
Morfologi bebatuan purba yang ada di Geopark Silokek ini berupa tebing-tebing Karst dengan sudut kemiringan yang berbeda-beda pada ketinggian 200 sampai 400 meter di atas permukaan laut. Sedangkan ketinggian 500 sampai 600 mdpl merupakan puncak dari kawasan bukit Karst.
Tepat di bawah tebing, terdapat aliran sungai Batang Kuantan sepanjang 38 km yang hulunya merupakan pertemuan tiga anak sungai yaitu Sungai Ombilin, Batang Sukam, dan Batang Palangki.
Ketika musim hujan, aliran sungai Batang Kuantan sangat deras dan debit air meningkat sehingga cocok untuk olahraga arung jeram. Di tahun 2019, tempat ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Arung Jeram bertajuk Silokek Geofest Rafting World Cup 2019.
Peninggalan Masa Lampau
Geopark ini juga terdapat keragaman peninggalan masa lampau seperti lokomotif uap yang masih terawat yang konon menjadi saksi bisu kekejaman Romusha.
Kemudian, di sini pengunjung juga bisa menemukan salah satu hasil buminya yaitu Durian Gadang hingga makam de Grave, insinyur tambang yang tewas terseret arus deras Sungai Batang Kuantan saat meneliti tambang batu bara Ombilin.
Tak sampai situ, ada makam Syekh Ibrahim di Sumpur Kudus dan Raja Ibadat. Sumpur Kudus sendiri dianggap sebagai titik awal penyebaran agama Islam di Minangkabau sekira abad 13. Kecamatan itu juga menjadi saksi penting dari upaya para pendiri bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan saat terjadinya Agresi Militer Belanda II.