Ditemukan Hunian dari Zaman Pleistosen, Ini Sederet Fakta Gua Harimau di Ogan Komering Ulu
Penelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini.
Penelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini.
Ditemukan Hunian dari Zaman Pleistosen, Ini Sederet Fakta Gua Harimau di Ogan Komering Ulu
Sejumlah daerah di Indonesia memiliki situs-situs bersejarah yang usianya sudah ribuan hingga jutaan tahun. Salah satunya adalah situs Gua Harimau.
Gua ini terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Ogan Komering Ulu (OKU), sekitar 35 km dari Baturaja. Situs ini baru ditemukan pada 2008 lalu. Beberapa penemuan mengejutkan di situs ini di antaranya adalah bekas hunian dan kuburan manusia dari zaman Pleistosen.
Pleistosen sendiri adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Apa yang ditemukan di Situs Sangiran selain fosil manusia purba? Selain fosil manusia purba, situs Sangiran juga menyimpan fosil-fosil hewan dan tumbuhan purba, yang memberikan gambaran tentang lingkungan hidup manusia purba tersebut.
-
Apa saja yang ditemukan di Taman Purbakala Sriwijaya? Penetapan tempat ini menjadi Taman Purbakala dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka mulai dari perahu, bangunan bata, gerabah, dan lain sebagainya.
-
Di mana situs-situs bersejarah berada di sekitar Gunung Salak? Sejumlah situs tersebar di kaki Gunung Salak.
-
Apa yang ditemukan di hutan purba tersebut? Ratusan fosil batang pohon dan bagian lain dari pohon ditemukan di hutan purba ini.
-
Apa yang menjadi bukti keberadaan manusia purba di Gunungkidul? Belum lagi adanya petunjuk-petunjuk kehadiran homo sapiens (manusia purba) di gua-gua dan ceruk-ceruk kawasan Ponjong, yang diprediksi jadi tempat tinggal mereka sekitar 700 ribu tahun silam.
Untuk mencapai lokasi situs ini, dibutuhkan tenaga ekstra karena medan yang dilalui cukup sulit. Mulai dari jalan setapak, bebatuan cadas di sisi kiri dan kanan, hingga kondisi jalannya yang berlumpur kemudian ditambah harus menaiki anak tangga yang curam.
Penasaran seperti apa isi dari Gua Harimau ini? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Kerangka Manusia
Melansir dari merdeka.com, penelitian yang dilakukan pada 2008 lalu berhasil menemukan adanya aktivitas kehidupan manusia di tempat ini. Aktivitas kehidupan manusia di gua tersebut sudah berlangsung ratusan hingga jutaan tahun lalu.
Di Gua Harimau ini ditemukan kerangka manusia yang kemungkinan besar berasal dari ras Mongoloid. Dugaan ini berdasarkan ciri-ciri kerangkanya, mulai dari meninggi dan bundar, tulang tengkorak bagian belakang datar, gigi, mata, serta postur tulang.
Penemuan situs purbakala di dalam Gua Harimau ini menarik minat peneliti dari berbagai negara. Banyak peneliti asing dari Jepang, Australia, hingga Vietnam datang ke Gua Harimau ini.
Karya Lukis
Selain penemuan kerangka dan tanda-tanda hunian manusia di masa lalu, di Gua Harimau ini juga ditemukan beberapa karya berupa lukisan cadas atau biasa disebut dengan rock painting.
- Ilmuwan Berhasil Ungkap 13 DNA Manusia Purba yang Hidup 10.000 Tahun Lalu, Keturunannya Masih Hidup Sampai Sekarang
- Manusia Purba Gunakan Anak Panah Beracun Saat Berburu 54.000 Tahun Lalu, Mangsa Lebih Mudah Dilumpuhkan
- Apa yang Dimakan Manusia Prasejarah Ketika Zaman Es? Jawaban Ilmuwan Bikin Merinding
- Kapan Pertama Kali Homo Sapiens Muncul Jadi Perdebatan, Begini Analisis Ahli Soal Asal Usul Manusia Modern
Beberapa motif dari rock painting ini ditemukan berada di langit-langit gua di sisi Timur dan Barat. Melansir dari situs arkenas.kemdikbud.go.id, kesenian Rock Painting ini merupakan seni gambar pertama di Pulau Sumatra.
Keberadaan rock painting ini memantik daya pikir manusia di zaman dahulu. Terlebih, keahlian mereka dalam melukis di bebatuan itu rupanya juga tersebar hingga Sumatra.
Pengaruh Dunia Luar
Seluruh tanda-tanda dari penemuan di Gua Harimau ini tak lepas dari aktivitas manusia yang sudah memiliki rangkaian hubungan dengan dunia luar. Artinya, mereka sudah berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia lainnya terutama pedagang.
Sungai Ogan diyakini menjadi akses satu-satunya para penghuni Gua Harimau yang tinggal begitu jauh di pedalaman bisa berinteraksi dengan dunia luar, apalagi bersosialisasi dengan orang lain.
Kelompok penghuni gua itu juga memiliki barang-barang yang cukup berharga dan bernilai kemewahan. Hal ini dikaitkan dengan kuburan-kuburan yang terpendam di dasar gua yang terdapat bekal kubur seperti tajak dan gelang berbahan perunggu.
Rumah Peradaban
Penemuan yang membuka jendela ilmu pengetahuan manusia di masa lampau ini tentu menarik perhatian para peneliti. Dengan aneka ragam peninggalan yang unik dan tanpa diduga itu menjadikan Gua Harimau sebagai 'Rumah Peradaban'.
Penamaan itu tak lepas dari peninggalan purbakala yang menjadi warisan sejarah, budaya, hingga nilai-nilai peradaban. Tak hanya itu, Gua Harimau bisa menjadi sarana edukasi dan membawa kita kembali lagi ke masa lalu tentang arti kehidupan.