Fame'e Afo, Tari Tradisional Sekapur Sirih Ala Suku Nias dalam Menyambut Tamu Penting
Sebuah ritual yang dikemas dalam kesenian tari tradisional ini ditampilkan khusus saat tamu-tamu penting sedang melakukan kunjunga di daerah Nias.
Sebuah ritual yang dikemas dalam kesenian tari tradisional ini ditampilkan khusus saat tamu-tamu penting sedang melakukan kunjunga di daerah Nias.
Fame'e Afo, Tari Tradisional Sekapur Sirih Ala Suku Nias dalam Menyambut Tamu Penting
Setiap kesenian tradisional daerah pastinya memiliki fungsi dan kedudukan masing-masing. Beberapa tarian akan digunakan untuk upacara pernikahan, bahkan hingga simbol rasa syukur, tapi tak sedikit tarian ini dikhususkan untuk menyambut tamu penting.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Apa tradisi Nyepuh? Tradisi Nyepuh jadi cara warga Ciamis menyambut bulan Ramadan.
-
Apa yang menjadi ciri khas musik tradisional Nias yang unik? Salah satu musik yang unik yaitu 'Hendri Hendri', musik yang dinyanyikan saat pernikahan atau pesta tradisional sebagai tanya jawab atau sahut-sahutan antara tamu dan pengunjung.
-
Mengapa tradisi Nyawalan di Ciamis melibatkan berbagai kesenian tradisional? Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri. Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari tembikar tradisional Sungai Janiah? Keunikan yang juga menjadi ciri khas dari tembikar tradisional Sungai Janiah terletak pada proses pembentukan tembikar yang dibuat sembari dipangku di atas pelukan pengrajin yang duduk berselonjor.
-
Apa definisi dari tari tradisional yang diwariskan secara turun temurun di suatu daerah? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
Setiap menyambut tamu kehormatan, mereka nantinya akan diberikan semacam daun sirih. Bukan hanya sekedar formalitas, pemberian daun sirih ini juga mengandung makna yang mendalam.
Dilakukan Kaum Bangsawan
Melansir dari berbagai sumber, tarian Fame'e Afo konon dulunya kerap ditampilkan di kalangan para bangsawan yang melibatkan warga desanya sebagai penghormatan kepada tamu undangan saat upacara adat.
Kini, Fame'e Afo mulai bergeser menjadi suatu identitas budaya lokal yang ada di Pulau Nias. Namun, acara ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara finansial. Bahkan, Fame'e Afo juga kerap tampil untuk menyambut tamu di luar acara adat.
Kategori orang-orang yang harus disambut dengan tari sekapur sirih meliputi Si' ulu dari desa tetangga yang datang berkunjung hingga tamu-tamu agung yang diundang langsung oleh Si' ulu.
Ada 12 Penari
Melansir dari kanal Antara, proses tarian Fame'e Afo biasa dilakukan oleh 6 sampai 12 penari perempuan, diawali dengan kalimat penyambutan yang diserukan oleh pemimpin.
Kemudian pemimpin ini akan mengarahkan warga untuk membawa sirih kepada tamu untuk dikunyah sembari menyahut dengan perkataan "Hoooi" secara bersama-sama.
Setelah itu, para penari perempuan akan menari lalu membawa bolanafo atau wadah penyimpan sirih yang diiringi oleh dua laki-laki yang membawa alat perang. Penggunaan mereka sendiri sebagai simbol agar para penari tidak diganggu.
Tarian Penting
Bagi masyarakat Nias, Fame'e Afo adalah salah satu yang terpenting untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap tamu.
Sirih kunyah atau "Afo" ini disajikan khusus untuk para tamu yang sudah siap kunyah sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Fame'e Afo tidak boleh lebih dari sembilan ragam gerak. Pada langkah keenam atau kesemnilan, penari menyuguhkan sirih kepada tamu. Kemudian prosesnya diiringi dengan seruan dari kaum pemuda yang mengawal para tamu.
Setelah penyambutan, para pemuda tadi akan melantunkan syair berisi nasihat, hikayat, hingga adanya iring-iringan musik tradisional.