Kriuk Gurihnya Kerupuk Jangek, Olahan Kulit Sapi Legendaris dari Minangkabau
Salah satu makanan ikonik dari Ranah Minang ini sangat cocok sebagai pelengkap ketika makan nasi dan rasanya yang gurih serta tekstur yang renyah.
Minangkabau tidak hanya kental dengan adat istiadat maupun budaya yang kental di antara masyarakatnya. Kalau berbicara soal kuliner, Ranah Minang tidak perlu diragukan lagi soal rasa dan juga jenisnya yang begitu beragam.
Selain Rendang yang sudah mendunia, Minang masih memiliki ragam kuliner lainnya yang tak kalah lezat bahkan bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah Karupuak Jangek. Sebuah makanan ringan yang begitu legendaris di Sumatera Barat yang bisa dijumpai di berbagi warung.
-
Kapan Kue Sapik biasanya disajikan di Minangkabau? Kue yang satu ini merupakan salah satu sajian kuliner dari Minang yang wajib ada ketika momen lebaran tiba.
-
Apa itu kain songket Minangkabau? Bagi masyarakat Minangkabau, kain songket merupakan sebuah unsur penting selain digunakan untuk busana. Ada nilai sejarah yang cukup tinggi di setiap helai benangnya, mereka sudah mengenal kain tersebut sejak lama, sekira abad 16 sampai 17.
-
Kenapa Lamang Katan disebut sebagai makanan khas Minangkabau? Di Minangkabau, masih banyak ditemukan kebudayaan Melayu dalam berbagai jenis, salah satunya kuliner.Kuliner dengan ciri khas budaya Melayu ini juga menjadi bagian dari warisan budaya yang wajib untuk dilestarikan keberadaannya.
-
Mengapa Kue Sagun Bakar menjadi makanan yang dirindukan oleh perantau Minangkabau? Namun, kedua cita rasa tersebut yang membuat setiap orang rindu akan keberadaannya terutama kampung halaman bagi para perantau.
-
Di mana kain songket Minangkabau berasal? Asal-usul lahirnya kain songket Minangkabau tidak lepas dari budaya yang terbentuk sejak Kerajaan Sriwijaya. Songket ini dulunya menggunakan benang sutra serta benang emas yang diambil dari beberapa daerah di Sumbar.
-
Apa makanan khas Papua yang terbuat dari sagu dan terkenal di seluruh Indonesia? Papeda adalah makanan khas Papua yang terkenal dan terbuat dari sagu. Makanan ini merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat asli Papua dan masyarakat di wilayah timur Indonesia lainnya.Biasanya, papeda disajikan dengan ikan kuah kuning. Kuah kuning memiliki rasa asam yang segar.
Dikalangan masyarakat Minang, Karupuak Jangek ini memiliki rasa gurih yang nendang. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya ditambahkan seperti garam dan lain sebagainya. Di beberapa tempat oleh-oleh, Karupuak Jangek terdapat berbagai varian rasa, salah satunya rasa balado.
Sejarah Kerupuk Jangek
Meskipun khas Minangkabau, kerupuk Jangek ternyata lekat dengan masyarakat Riau. Menurut legenda, kerupuk ini pertama kali dibuat oleh masyarakat Melayu Riau yang ingin mengubah kulit sapi yang biasanya dibuang menjadi camilan yang lezat dan bergizi.
Kata 'jangek' dalam bahasa Melayu berarti 'jejak'. Konon, kerupuk ini dinamakan demikian karena bentuknya yang menyerupai jejak kaki binatang.
Proses Pembuatan
Dikutip dari berbagai sumber, untuk membuat Karupuak Jangek ini tidaklah sulit. Bahan utama yang digunakan adalah kulit sapi lalu dipotong kecil-kecil dan direndam dalam air kapur. Setelah direndam, cuci bersih kulit sapi tadi kemudian rebus dalam air sampai matang.
Setelah matang, seluruh kulit sapi ditiriskan lebih dulu lalu diberi bumbu dan jemur hingga kering. Baru setelah kering kulit-kulit sapi ini digoreng dengan minyak panas sampai mengembang.
- Sejarah Gudeg, Makanan Manis Gurih Legendaris Yogyakarta yang Menggugah Selera dan Bikin Ketagihan
- Uniknya Keripik Kelakai, Kudapan Gurih nan Renyah Khas Dayak Kapuas
- Gurihnya Menjes Goreng, Makanan Berbahan Dasar Kedelai di Jawa Timur
- Mencicipi Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang Simpan Makna Filosofis
Cita rasa dari Karupuak Jangek ini sangat gurih, karena menggunakan bumbu berupa garam dan beberapa rasa lainnya. Karupuak Jangek memiliki tekstur yang renyah, bagi masyarakat setempat camilan ini umumnya disantap bersama nasi dan lauk pauk lainnya.
Disebut Bisa Obati Diare dan Maag
Tidak seperti kerupuk-kerupuk pada umumnya yang hanya disantap sebagai pengganjal perut, Karupuak Jangek ternyata sangat ampuh untuk mengobati diare dan juga maag. Apabila sedang memiliki masalah diare dan maag di Minangkabau, sangat disarankan untuk mengonsumsi Karupuak Jangek ini.
Karupuak Jangek ini masih menjadi kudapan favorit dan andalan masyarakat Minangkabau, jadi tak heran jika banyak menjumpai makanan ini di berbagai warung bahkan tempat oleh-oleh sekalipun. Ada juga varian rasa lainnya yang tidak kalah lezat dari yang original.
Dikutip dari kanal Liputan6.com, jangan heran jika saat di rumah makan ada yang minta karupuak jangek pakai kuah (kerupuk kulit pakai kuah), itu bukan salah satu menu, hanya pelengkap nikmatnya makan saja.
Berbicara harga, Karupuak Jangek ini sangat ramah di kantong, ada kemasan kecil yang tersedia di warung atau rumah makan, biasanya dihargai Rp2.000 per bungkus. Namun jika di toko oleh-oleh, dibanderol sekitar Rp40.000 untuk kemasan 250 gram.