Manafo, Tradisi Menginang Ala Masyarakat Nias yang Penuh Makna
Tradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Tradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Manafo, Tradisi Menginang Ala Masyarakat Nias yang Penuh Makna
Namanya Manafo
Masyarakat Nias menyebut tradisi mengunyang sirih atau menginang sebagai manafo.
Mereka percaya manafo bisa menghilangkan bau mulut, menyehatkan gigi, dan juga menjaga kesehatan pencernaan. Selain itu, aktivitasn ini juga disebut bisa memberikan sensasi layaknya merokok. (Foto: Liputan6)
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu Tradisi Nengget? Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam. HAl ini bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
-
Apa yang dilakukan pada tradisi Memitu? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan. Beberapa prosesi yang ada dalam Memitu di antaranya memakai kembang melati yang sudah dirajut dan dimandikan dengan air sembari dibacakan kidung maupun doa-doa.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa itu Tradisi Ngunjung? Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Tradisi Turun Menurun
Tradisi manafo ternyata dilakukan secara turun temurun oleh laki-laki maupun perempuan. Tradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Bahan-Bahan Manafo
Melansir dari liputan6, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat manafo di antaranya tawuo (daun sirih), betua (kapur), gambe (daun gambir), bago (tembakau), dan fino (buah pinang). Seluruh racikan tersebut dinamakan afo. (Foto: Pixabay)
Menggunakan Kantong Khusus
Saat manafo menyambut tamu penting, biasanya afo dikemas dengan rapi kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kantong yang bernama bolanafo.
Bolanafo sendiri adalah kantong anyaman yang terbuat dari anyaman daun pandan. Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bolanafo memiliki nilai yang tinggi dan sakral. Biasanya, kantong ini akan dikalungkan pada leher patung sakral bernama ina mbanua.
Diiringi Tarian
Saat menyambut tamu penting yang baru saja menginjakkan kaki di tanah Nias, masyarakat setempat akan menyambut dengan tarian bernama fame'e afo yang juga bagian dari serangkaian pelaksanaan manafo.
Sebelum afo disuguhkan, beberapa penari yang terdiri perempuan itu akan menari dengan lembut diiringi dengan alunan musik seperti gong, canang, dan bedug.
Hal tersebut harus dilakukan sebagai simbol dan bentuk penghormatan kepada tuan rumah.
Penuh Makna
Tradisi manafo di Nias mengandung arti dan simbol kerendahan hati dan memuliakan tamu atau orang lain meski mereka orang yang pemberani dan juga pemarah.
Sehelai daun sirih digambarkan sebagai sifat rasa yang pedar dan pedas. Hal ini diartikan bahwa yang terkandung adalah sifat rendah hati dan pemberani. Selain itu, afo juga dimaknai dengan sumber perdamaian dan kehangatan sosial.
- Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
- Tradisi Masyarakat Sunda saat Musim Kemarau, Pasang Kincir Angin dari Bambu
- Tradisi Nirok Nanggok, Cara Masyarakat Belitung Mencari Ikan di Sungai Ketika Musim Kemarau Tiba
- Mengenal Famasulo, Tradisi Gotong Royong Antar Masyarakat di Nias