Mengenal Gelek Gelombang, Seni Bela Diri Masyarakat Suku Kluet yang Mulai Dilupakan
Ciri khas dari tarian ini adalah gerakannya yang diubah, dalam artian ada yang maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.
Bangsa Indonesia begitu terkenal dengan keragaman sukunya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku memiliki tradisi, adat, dan budaya yang sudah menjadi ciri khas dan mengakar kuat di dalam lapisan masyarakatnya.
Hal tersebut juga tergambarkan dalam Suku Kluet atau Kulewat yang termasuk dalam rumpun Batak Utara yang tersebar di daerah Aceh Selatan. Mereka memiliki salah satu kesenian tradisional yang ikonik namun keberadaannya sudah mulai menghilang yaitu Gelek Gelombang.
-
Apa yang menjadi salah satu ciri khas budaya di Kecamatan Gegesik, Cirebon? Masyarakat Cirebon mengenal Gegesik sebagai salah satu kecamatan yang terletak di sisi barat kota tersebut. Selain identik dengan kuliner Gayamnya, ternyata wilayah ini juga dikenal sebagai pelestari budaya lokal, salah satu yang unik adalah berburu tikus.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjalankan tradisi Kelekak? Kelekak adalah tanaman buah yang bisa dimanfaatkan hasilnya dan sudah berbentuk layaknya hutan. Tak tanggung-tanggung, masyarakat pedesaan di Bangka Belitung sudah melakukan Kelekak hingga seluas dua hektare bahkan lebih.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
Gelek Gelombang sendiri adalah sebuah karya seni dari masyarakat Suku Kluet yang pertama kali ditemukan di Desa Alai oleh Hasan Basri pada tahun 1970-an. Ciri khas dari tarian ini adalah gerakannya yang diubah, dalam artian ada yang maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.
Kesenian yang satu ini memang secara kasat mata mirip seperti gerakan silat atau seni bela diri. Hal ini menjadi simbol dari kesenian bela diri yang dimiliki oleh Suku Kluet.
Asal-usul Gelek Gelombang
Dihimun dari situs bbg.ac.id, Gelek sendiri merupakan "Penggerakan yang diubah" dalam artian gerakan yang diubah. Dalam praktiknya, ada gerakan kadang-kadang maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.
Sementara itu gelombang adalah "benuk gaya atau gerakan dari gelek tersebut, sama halnya seperti gelombang di lautan. Seiring berlajannya waktu, Gelek Gelombang kerap digunakan sebagai selingan acara adat yang ada di Desa Alai.
Gelek Gelombang dilakukan secara berkelompok dan dipimpin oleh satu orang dengan diawasi pelatih atau pembina. Kesenian ini sering ditampilkan saat acara khitanan, pernikahan, hingga menyambut tamu-tamu penting seperti bupati dan gubernur.
- Mengenal Kesenian Ledek yang Hampir Punah di Klaten, Pertunjukan Tari Keliling Desa saat Malam Hari
- Melihat Kehidupan Warga di Dusun Semen Magelang, Bergantung pada Pertanian Gula Semut
- Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Tidak Boleh Sembarangan
Dikutip dari akun instagram @acehplus, dalam mengundang anggota Gelek Gelombang ke acara adat atau acara lainnya tidak boleh sembarangan. Semua harus mengikuti adat-istiadat yang berlaku di kampung tersebut.
Apabila ingin mengundang, si pengundang harus menyerahkan batee pinang ceranoe kepada pengurus atau pelatih Gelek Gelombang. Barulah sang pelatih mengumumkan kepada anggotanya jika mendapat undangan. Kemudian anggota Gelek Gelombang akan latihan terus menerus agar dapat tampil maksimal.
Apabila acara sudah selesai, pinang ceranoe akan dikembalikan lagi kepada pemilik acara sebagai pertanda penampilan Gelek Gelombang sudah selesai. Secara umum, Gelek Gelombang tidak jauh berbeda dengan gerakan silat atau bela diri pada umumnya, kesenian ini memiliki 9 gerakan utama.
Gerakan Gelek Gelombang
Dalam penampilannya, tarian Gelek Gelombang memiliki 9 gerakan. Pertama ada gerakan penghormatan dengan memperlihatkan pemimpin mengucapkan kata "siap mulai". Gerakan kedua adalah gerakan tepak, kemudian gerakan ketiga dikenal dengan gerakan siku, keempat disebut dengan gerakan siku meutingkat.
Gerakan kelima disebut dengan gerakan bungong yaitu melakukan gerakan sesuai arahan pemimpin setelah berteriak "bungong, hoop". Disusul gerakan keenam yaitu gerakan bungong meutingkat, gerakan ketujuh disebut gerakan jaroe, kedelapan ada gerakan jaroe meutingkat, dan yang terakhir ada gerakan penyerahan pinang ceranoe di depan pemimpin.