Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Senjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Di Bumi Besemah, Sumatera Selatan, terdapat sebuah senjata tradisional bernama kudok. Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun.
(Foto: giwang.sumselprov.go.id)
Kudok juga kerap menjadi oleh-oleh atau buah tangan yang cukup digemari oleh wisatawan yang datang ke sana. Seperti layaknya senjata keris di Jawa, Kudok rupanya juga digunakan di Bengkulu Selatan oleh masyarakat Manna.
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan? Melansir dari Liputan6.com, dalam tradisi ini, masyarakat memulai dengan keliling kampung dari rumah ke rumah untuk saling bertukar takjil. Biasanya, mereka sudah menyiapkan 30 buah takjil dari rumah dengan ragam jenis makanan.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Jalur tradisional mana yang dilalui Sultan HB II ketika dibawa ke Semarang? Catatan perjalanan itu, rombongan tersebut berjalan dari Benteng Vredeburg menuju arah timur dan bermalam di Klaten. Keesokan harinya setelah Subuh, rombongan melanjutkan perjalanan menuju utara ke arah Boyolali. Di Boyolali rombongan menginap satu malam. Keesokan harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke Salatiga dan menginap dua malam di sana. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan menuju Ungaran dan bermalam satu malam. Lalu kemudian berjalan dan sampai di Semarang keesokan harinya.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
Bentuknya Mirip Parang
Melansir dari laman indonesiakaya.com, secara fisik bentuk kudok mirip seperti parang yang terbuat dari material besi atau baja.
Kemudian di bagian gagangnya akan dililit dengan rotan halus yang disusun dengan rapi.
Bagian ujungnya runcing dengan pegangannya atau pulu yang berbentuk bulat.
Senjata ini juga disebut dengan Kudok Batelugh oleh masyarakat lokal. Dulunya, masyarakat Manna dari Bengkulu Selatan kerap menggunakan senjata ini karena banyak penduduknya yang berasal dari Besemah.
Senjata ini tak hanya digunakan untuk berperang atau melindung diri saja, tetapi sudah digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari terutama berkebun.
Gunakan Per Mobil
Terbuat dari material besi atau baja, tak sedikit dari pengrajin kudok menggunakan per mobil khususnya dibuat di Italia dan Jerman.
Hal ini karena per-per mobil dari kedua negara tersebut mengandung material baja yang banyak.
Kemudian untuk bagian gagangnya terbuat dari bahan kayu jati, lalu sarungnya pun terbuat dari kayu limau. Lalu, dililit menggunakan rotan yang diperkuat dengan malau atau getah kayu.
Selain itu, biasanya pengrajin akan menambahkan pengait di sisi sarung kudok yang terbuat dari kayu atau tanduk agar mudah dibawa ke mana-mana.
Senjata Multifungsi
Kudok memiliki dua kategori ukuran, yaitu antara 30-35 cm dan 25-30 cm yang masing-masing memiliki fungsi dan kegunaannya sendiri. Kudok berukuran besar biasanya digunakan untuk membelah kayu atau bambu.
- Mengenal Senjata Tradisional Masyarakat Suku Mentawai, Jadi Sandangan Utama Para Kaum Laki-laki Dewasa
- Melihat Jejak Etnis Tionghoa di Tanah Minang, Berawal dari Berdagang hingga Hidup Berbudaya dengan Masyarakat Lokal
- Mencicipi Burayot, Kudapan Tradisional Khas Garut yang Terbuat dari Tepung Beras
- Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Sedangkan kudok berukuran kecil digunakan untuk membelah kayu atau bambu berukuran kecil, tetapi juga digunakan sebagai alat perlindungan diri dari berbagai ancaman. (Foto: Liputan6.com)
Secara filosofis Kudok bukanlah senjata adat yang harus dirawat atau dijaga sebagai bentuk simbolis.
Kudok hanya berfungsi sebagai senjata tradisional sekaligus menjadi ciri identitas mereka. Maka tak heran jika masyarakat Besemah memajang kudok di dinding rumahnya.
Cara Pembuatan
Mengutip dari kanal Liputan6.com, terdapat 10 jenis kudok yang berbeda, sesuai bentuk dan kegunaannya. Dari seluruh jenis kudok tersebut, ada beberapa jenis yang paling dicari yaitu jenis betelok, luncu, gerahan, dan rambai ayam.
Cara pembuatannya pun tergolong rumit. Ada banyak tahapan yang harus dilewati sebelum kudok bisa digunakan. Mulai dari mulai dari melebur besi per mobil, pencetakan, hingga pembentukan dengan cara ditempa sambil dibakar.
Dalam sehari, para pengrajin ini bisa menghasilkan tiga sampai lima kudok. Kemudian, kudok yang sudah dibentuk di bawa ke pengepul untuk disempurnakan kembali.