Mengenal Martarombo, Tradisi Orang Batak untuk Mengetahui Garis Keturunan
Martarombo, tradisi interaksi sosial orang Batak untuk mengetahui silsilah keturunan.
Dalam masyarakat Batak terdapat salah satu tradisi unik yang menjadi pilar penting dalam sistem budaya yaitu Martarombo.
Mengenal Martarombo, Tradisi Orang Batak untuk Mengetahui Garis Keturunan
Suku Batak terdiri dari beberapa sub suku yang cukup beragam dan mempunyai keunikannya masing-masing. Tak sedikit orang Batak yang penasaran dengan silsilah keluarganya bermula.
Dalam pencarian silsilah garis keturunannya lambat laun menjadi sebuah tradisi yang sudah pasti dilakukan oleh orang Batak yang disebut Martarombo. Tradisi ini sudah biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari ataupun dalam upacara adat.
-
Apa yang biasanya dilakukan sosialita di Sumatera Utara? Sosialita adalah kelompok orang yang beraktivitas sosial dan melakukan semua hal yang menyenangkan.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Apa itu interaksi sosial budaya dalam masyarakat? Apa itu interaksi sosial budaya dapat dipahami sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antar individu dan masyarakat dalam hal kebudayaan dan saling memengaruhi.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
-
Kenapa tradisi Tukar Takjil di Sumatera Selatan dilakukan? Tradisi unik saling tukar takjil ini memiliki makna yang cukup mendalam. Selain sudah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan para tetangga kampung.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
Martarombo menjadi sebuah tradisi penting dalam kebudayaan Batak. Selain mengetahui garis keturunan, juga bertujuan untuk menentukan kelas kekerabatan mereka dengan sesama suku.
Penasaran dengan tradisi Martarombo? Simak ulasannya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Sistem Hubungan Sosial
Sebelum mengulas Martarombo, masyarakat Batak telah berpegang teguh pada Dalihan Na Tolu yang berarti sistem hubungan sosial kekerabatan yang berdasarkan keturunan darah maupun perkawinan.
Prinsip Dalihan Na Tolu ini telah menjadi pegangan hidup setiap masyarakat Batak baik itu anak-anak hingga orang tua. Fungsi dari prinsip tersebut adalah untuk mengendalikan dan mengarahkan sopan santun dan perilaku orang Batak.
Dalihan Na Tolu sendiri sudah ditanamkan dalam diri orang Batak sejak lama, bahkan sudah dijadikan sebagai hukum adat. Dari prinsip inilah, setiap interaksi antar orang Batak bisa terjalin dengan baik.
Dalam menjalin hubungan sosial yang baik, tentunya harus mengetahui silsilah kekerabatan antar masyarakat Batak yang bernama Martarombo.
Mengetahui Asal Usul Keturunan
Mengutip dari jurnal Universitas Negeri Medan (2018), Martarombo berasal dari dua kata yaitu "Tarombo" yang berarti Silsiah, sedangkan kata "Mar" sendiri dalam bahasa Batak diartikan sebagai kata kerja. Secara keseluruhan, Martarombo berarti "Silsilah" atau "Menentukan Silsilah".
Dalam praktiknya, Martarombo sudah menjadi suatu kebiasaan orang Batak ketika berinteraksi. Biasanya, mereka ingin mengetahui seluk beluk persaudaraan yang terjalin sesama orang Batak.
Biasanya, Martarombo akan muncul dengan sendirinya ketika dua orang atau lebih saling interaksi dalam kegiatan sehari-hari maupun ketika upacara adat berlangsung.
- Menelusuri Manulangi Natuatua, Tradisi Balas Budi kepada Orang Tua Ala Masyarakat Batak
- Bukan Mengeluh, Orang Betawi Punya Tradisi Nyambat yang Ternyata Bermakna Baik
- Makna Tradisi Bakar Batu di Papua dan Nilai Toleransi Umat Beragama di Dalamnya
- Mengenal Makan Bajamba, Tradisi Tata Cara Makan Bersama Khas Minangkabau
Menempatkan Posisi
Martarombo bukan sekedar bentuk interaksi sosial untuk mengetahui lawan bicara kita dari marga tertentu. Namun, tradisi ini rupanya juga menjadi acuan untuk menempatkan diri ketika bersosialisasi.
Di lingkungan orang-orang Batak, menentukan sikap dan perilaku tersebut menjadi unsur penting dalam bermasyarakat.
Apabila orang Batak berjumpa dengan orang Batak lainnya, tentunya prinsip Martarombo berperan penting. Jika orang tersebut memiliki kesamaan marga, tentunya akan terjalin ikatan yang lebih dalam. Begitu juga sebaliknya, apabila tidak semarga, menempatkan diri untuk saling menghormati akan tercipta.
Dalam interaksi sosial tidak semarga ini biasanya mereka akan memperkenalkan diri dan menjelaskan marganya sehingga diketahui posisi kelas marga yang sesuai dengan prinsip Dalihan Na Tolu tadi.
Mulai Memudar
Di zaman yang serba modern dan pergaulan bisa didapatkan dari mana saja, mengakibatkan tradisi ini semakin memudar di kalangan anak muda Batak.
Terjadinya akulturasi di lapisan masyarakat ini telah memudarkan kesadaran dalam bersosialisasi yang otomatis mengubah sikap dan perilaku ketika berbicara dengan orang lain bahkan sesama orang Batak.
Tradisi Martombo ini tak ada matinya, artinya terus dibutuhkan oleh orang Batak dari generasi ke generasi demi menjaga warisan budaya Batak di masa yang akan datang.