Mengenang Sosok Achmad Mochtar, Ilmuwan Kedokteran Asal Sumatera Barat yang Berjasa di Bidang Penelitian
Ia sempat dituduh mencemarkan Vaksin Tetanus oleh militer Jepang lalu dieksekusi mati.
Ia sempat dituduh mencemarkan Vaksin Tetanus oleh militer Jepang lalu dieksekusi mati.
Mengenang Sosok Achmad Mochtar, Ilmuwan Kedokteran Asal Sumatera Barat yang Berjasa di Bidang Penelitian
Seorang dokter bernama Achmad Mochtar mungkin tidak begitu dikenal banyak orang, akan tetapi kisah maupun perjuangan heroiknya selama hidup sangat patut untuk dikenang.
Dr. Achmad Mochtar lahir di Bonjol, Sumatera Barat pada tahun 1892. Ia terlahir dengan kecerdasan yang mumpuni sehingga bisa menempuh pendidikan di STOVIA dan lulus pada tahun 1916. Setelah itu Ia sempat menjadi dokter di Panyabungan lalu melanjutkan ke Universitas Amsterdam pada tahun 1927. (Foto: Wikipedia)
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Mengapa Chatib Sulaiman dianggap sosok inspiratif? Melalui kebiasannya itulah memicu pola pikir untuk semakin memajukan masyarakat di era gempuran kolonial Belanda.
-
Siapa tokoh inspiratif yang menjadi mentor Moh. Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Nazir Pamoentjak lebih dulu lahir ketimbang Mohammad Hatta yang terpaut lima tahun. Selama hidupnya, Nazir menjadi salah satu mentor semasa muda Moh. Hatta hingga menjadi teman dekat dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa sosok pahlawan nasional dari Sumatra Utara yang terkenal karena semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Sosok Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Doktrer Asal Batak yang Gelorakan Semangat Perjuangan Sebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa sosok inspiratif yang dijuluki "Raja Mobil Indonesia" dan berasal dari Padang? Masagus Nur Muhammad Hasjim Ning atau bisa dikenal dengan Hasjim Ning merupakan sosok konglomerat asal Nipah, Kota Padang, Sumatera Barat yang cukup berpengaruh di bidang perekonomian sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang menjadikan Agustadi Sasongko Purnomo sebagai sosok inspiratif dalam bidang militer? Ikut Banyak Operasi Militer dan Pernah Duduki Berbagai Jabatan Penting, KSAD Ini Dulunya Lulusan Terbaik Akabri Ia pernah jadi anggota DPR RI hingga KSAD. Agustadi Sasongko Purnomo punya sepak terjang mumpuni di bidang militer maupun pemerintahan.
Putra dari pasangan Omar dan Roekajah ini berhasil meraih gelar doktor setelah menempuh pendidikan di Amsterdam. Lalu ia bergabung dengan lembaga Eijkman. Dr. Achmad Mochtar menjadi orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai direktur di Laboratorium Eijkman.
Selain itu, ia pernah meraih Nobel Kedokteran pada tahun 1929 berkat penemuan vitamin pencegah Neuritis (Antineuritis) yaitu Tiamin alias Vitamin B1 (Anti Beri-beri).
Ahli di Bidang Penelitian
Selama Mochtar berkarier sebagai dokter, saat bertugas di Panyabungan ia sempat bertemu dengan seorang peneliti Belanda bernama W.A.P Schuffner yang saat itu sedang meneliti Malaria. Dari pertemuan tersebut, Schuffner menjadi mentor Mochtar.
Ketika Mochtar sedang menempuh pendidikan di Amsterdam, ia menulis disertasi tentang penyangkalan soal Leptospira sebagai penyebab dari demam kuning, yang saat itu diketahui di bidang ilmu kedokteran.
Saat Mochtar kembali ke Hindia Belanda, ia kembali melanjutkan penelitian terkait Leptospirosis. Ia juga sempat berpindah ke berbagai daerah sekaligus aktif mempublikasikan karya ilmiahnya ke berbagai jurnal ternama.
Kedatangan Militer Jepang
Pada tahun 1942, Jepang pun berhasil menduduki wilayah Hindia Belanda. Mereka pun langsung menangkap seluruh orang Belanda yang masih tersisa termasuk di Lembaga Eijkman.
Direktur Lembaga Eijkman saat itu, W.K. Martens juga termasuk dalam daftar yang ditangkap oleh tentara Jepang. Namun, dirinya mengidap penyakit beri-beri saat berada di penjara militer Jepang, lalu meninggal dunia. Dari situlah Mochtar kemudian diangkat menjadi direktur Lembaga Eijkman.
- Penelitian Terbaru Ungkap Nenek Moyang Orang Jepang, Para Ilmuwan Kaget Lihat Hasilnya
- Kisah Penderita Jantung Koroner Hidup Segar Bugar tanpa Obat, Kini Jadi Petani Anggur di Desa
- 3 RS Klaim Fiktif ke BPJS, Kemenkes Ancam Putuskan Kerja Sama dan Cabut Izin Praktik Dokter Terlibat
- Penelitian Ungkap Canggihnya Dunia Medis Semut, Bak Manusia Lakukan Operasi buat Selamatkan Nyawa
Tuduhan Sabotase Vaksin
Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada bulan Oktober 1944, ilmuwan Eijkman ditangkap karena tuduhan sabotase vaksin yang menyebabkan ratusan Romusha tewas pada tragedi Klender.
Beberapa minggu setelah kejadian, para peneliti Eijkman sempat melakukan analisa sample jaringan hasil autopsi pada korban Romusha yang sudah meninggal dunia. Dari hasilnya dapat disimpulkan jika vaksin tersebut sudah tercemar Toksin Tetanus.
Dr. Achmad Mochtar selaku direktur Eijkman pun melakukan negosiasi dengan pihak Jepang. Ia menyerahkan diri dan siap disalahkan agar para ilmuwan lainnya bisa terbebas dari jeratan hukuman Jepang.
Meninggal dengan Tragis
Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa versi terkait kematian dari Dr. Achmad Mochtar. Mulai dari dihukum pancung, hingga ada spekulasi jika dirinya digiling secara hidup-hidup menggunakan alat untuk memadatkan tanah.
Setelah itu, mayat Dr. Achmad Mochtar dibuang ke liang kubur massal. Sejak dirinya meninggal pada tanggal 3 Juli 1945, lokasi jenazahnya tidak pernah terkuak sedikitpun.
Namun melalui sebuah investigasi yang dilakukan oleh Direktur Eijkman, Sangkot Marzuki bersama koleganya berhasil menemukan makamnya yang berada di Ereveld, Ancol pada tahun 2010. Jasadnya dikuburkan dalam satu liang bersama 9 orang lainnya.
Diberikan Penghargaan
Untuk mengenang jasa dan perjuangannya selama hidup, Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial pada tahun 1968. Kemudian Mochtar juga diberikan Bintang Tanda Jasa Kelas 3.
Selama hidupnya, Mochtar bukan hanya menjadi pahlawan Indonesia saja, tetapi juga pahlawan di bidang penelitian dan kemanusiaan khususnya dalam pengorbanan atas hukuman tentara Jepang.
Kini, namanya telah diabadikan sebagai nama rumah sakit di daerah Bukittinggi dengan nama Rumah Sakit Achmad Mochtar.