Serunya Pacu Itiak, Lomba Menerbangkan Itik Khas Kota Payakumbuh yang Penuh Makna
Tradisi unik yang digemari masyarakat Payakumbuh ini sudah dilakukan sejak lama dan sarat akan makna serta nilai-nilai budaya yang bisa kita petik.
Tradisi unik yang digemari masyarakat Payakumbuh ini sudah dilakukan sejak lama dan sarat akan makna serta nilai-nilai budaya yang bisa kita petik.
Serunya Pacu Itiak, Lomba Menerbangkan Itik Khas Kota Payakumbuh yang Penuh Makna
Sudah menjadi identitas masyarakat serta penuh dengan nilai-nilai budaya, pada tahun 2020 Pacu Itiak sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) oleh pemerintah Republik Indonesia bidang seni pertunjukan.
Kini, eksistensi Pacu Itiak bukan lagi sebagai aktivitas masyarakat saja melainkan sudah ditampilkan dalam menyambut tamu-tamu penting pada acara tertentu, salah satunya saat HUT Kota Payakumbuh.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa itu tradisi bakar batu di Papua? Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor.
-
Tradisi Ulur-Ulur itu apa? Ulur-Ulur merupakan prosesi pengembalian kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alamnya dengan cara melakukan prosesi upacara adat istiadat.
-
Apa arti dari sebutan "Inyiak Balang" untuk Harimau dalam budaya Minangkabau? Julukan atau penyebutan khusus tersebut menjadi bentuk dari penghormatan masyarakat Minang kepada hewan tersebut. Penggunaan kata "Inyiak" sendiri tidak main-main. Pasalnya "Inyiak" dalam bahasa Minang disebut sebagai panggilan kehormatan untuk tetua yang sudah setara dengan kakek atau bapak. Sementara "Balang" mengarah pada kulit belang Harimau.
-
Apa itu umpasa dalam budaya Batak? Umpasa adalah seni lisan puisi lama berupa pantun dalam masyarakat Batak Toba.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
Asal-usul Pacu Itiak
Lahirnya Pacu Itiak berawal dari kisah seeorang Sicincin bernama Burakan yang memiliki ternak anak Itik. Ketika kawanan itiknya ini berjalan, ia menemukan salah satu itiknya itu bisa terbang, sontak Burakan memperhatikannya setiap hari sebagai bukti bahwa itiknya ini bisa terbang.
Burakan juga diselimuti rasa heran lantaran itik peliharaannya ini adalah tipe petelur. Saat dirinya menceritakan kejadian tersebut kepada teman-temannya tidak ada yang percaya. Ketika Burakan meminta teman-temannya untuk melihat langsung, ternyata itiknya benar-benar terbukti terbang.
Kemudian, Burakan memperhatikan secara detail untuk membedakan jenis itik yang bisa terbang maupun tidak. Beberapa waktu kemudian, Burakan berinisiatif membentuk Pacu Itiak pada tahun 1926.
Dari Sawah ke Jalan Raya
Ketika Burakan menginisiasi Pacu Itiak, awalnya dilaksanakan di area persawahan. Namun, seiring berjalannya waktu tempatnya pindah ke jalan raya. Mengutip situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, itiak ini pada akhirnya bisa dilatih untuk bisa berlomba sesuai dengan jalurnya.
Tahun 1928, resmi digelar Pacu Itiak yang ada di setiap acara seperti alek nagari (pesta rakyat), batagak rumah gadang (mendirikan rumah adat), dan baralek (pesta pernikahan).
Pada tahun 1958 sampai 1960-an kegiatan ini sempat berhenti sebentar. Namun, kegiatan ini kembali lagi dan mulai rutin dilaksanakan di berbagai nagari-nagari sampai saat ini.
Bak Pacuan Balap Sungguhan
Pacu Itiak akan dilombakan pada sebuah lintasan sepanjang kurang lebih 1.600 meter. Peserta akan melepaskan itiak dari garis start kemudian terbang menuju garis finish. Di garis ini sudah ada juri yang menentukan siapa yang keluar sebagai jawaranya.
Kelas jarak 800 meter setiap gelanggang wajib mengikutsertakan menimal 25 ekor Itiak setiap kali perlombaan. Apabila peserta membawa kurang dari 25 ekor maka harus membayar denda pada gelanggang yang mengadakan lomba.
Tradisi Unik Penuh Makna
Dalam Pacu Itiak ini tidak sembarangan dalam memilih itiak yang digunakan untuk perlombaan. Karena tidak semua itiak bisa terbang, maka yang dipilih adalah warna kaki yang sama hitam atau kuning. Ada sisik kecil diujung jari tengah, memiliki jumlah gigi yang ganjil, memiliki sayap yang panjang yang mengarah keatas.
Pacu Itiak ini bukanlah hanya kegiatan masyarakat Payakumbuh saja, tetapi dari kegiatan ini juga ada nilai-nilai budaya dan moral yang bisa kita petik. Beberapa di antaranya yaitu nilai kejujuran, patriotisme, persaingan, harmonis, kerjasama dan pastinya hiburan.