Ada Masalah Besar dengan Bunker Perang Nuklir yang Dibeli Orang Kaya
Para ahli menyatakan bunker nuklir lebih membantu mengatasi kecemasan psikologis daripada menghadapi realitas perang nuklir.
Seiring meningkatnya jumlah orang kaya yang membangun bunker untuk melindungi diri dari ancaman perang nuklir, para ahli menyebut bahwa langkah ini lebih merupakan alat psikologis daripada solusi praktis.
Mengutip Futurism, Senin (23/12), menurut Associated Press, industri bunker bernilai $137 juta tahun lalu dan diperkirakan tumbuh hingga $175 juta pada akhir dekade ini, berdasarkan analisis BlueWeave Consulting.
-
Kapan bunker itu dibangun? Bunker ini dibangun sekitar 2.000 tahun lalu.
-
Siapa yang membangun bunker tersebut? Para arkeolog menemukan kompleks terowongan dan ruangan bawah tanah yang digali oleh penduduk desa Yahudi pada masa pemberontakan mereka melawan Kekaisaran Romawi.
-
Bagaimana bunker di Tegalsari dibangun agar bisa mengelabuhi musuh? Hindia Belanda sengaja membangun bunker terpisah dari Section 2 Politie Bureau, tujuannya untuk mengelabuhi musuh.
-
Apa saja yang ada di Bunker Gunung Padang? Kemudian, masih di kawasan Gunung Padang ada satu bangunan bertipe Pilbox dengan ruangan yang cukup luas. Bangunan ini dilapisi dinding beton yang tebalnya hampir 1 meter. Selain itu, di dalamnya masih bisa dijumpai adanya meriam berukuran besar.
-
Bagaimana bunker di Gunung Padang dibangun? Bunker ini diperkirakan memiliki ketebalan tembok sekitar 80 cm dengan luas 5x3 meter. Melansir dari situs resmi padang.go.id, benteng ini secara umum digunakan untuk pertahanan tentara yang dibangun di bawah tanah.
-
Dimana lokasi Bunker Kuno di Solo? Bunker ini berlokasi di komplek Balai Kota Surakarta tepatnya di bawah gedung Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
Namun, para pakar seperti Alicia Sanders-Zakre dari International Campaign to Abolish Nuclear Weapons menegaskan bahwa bunker lebih membantu mengatasi kecemasan daripada menghadapi realitas perang nuklir.
“Bunker bukan alat untuk bertahan dari perang nuklir, melainkan alat untuk membantu populasi menghadapi kemungkinan perang nuklir secara psikologis,” jelasnya.
Dampak Nuklir yang Tak Terhindarkan
Radiasi yang dihasilkan dari ledakan nuklir memiliki dampak mengerikan yang unik, termasuk partikel radioaktif yang menyebar di sekitar area ledakan. Dampak kesehatan ini dapat bertahan hingga beberapa generasi, seperti yang terlihat dalam tragedi Chernobyl.
Selain itu, mereka yang selamat dari radiasi masih harus menghadapi ancaman kelaparan, kehausan, dan kehancuran tatanan sosial.
"Pada akhirnya, satu-satunya solusi untuk melindungi populasi dari perang nuklir adalah menghilangkan senjata nuklir," tambah Sanders-Zakre.
- Mengungkap Penyebab Bau Mulut: Apa yang Membuat Nafas Menjadi Tidak Sedap?
- Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total
- Kondisi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang di Bitung, Ada yang Sakit Keras dan Pendarahan
- Mengupas Mitos Orang Bunian, Makhluk Bertubuh Pendek yang Dipercaya Tinggal di Kaki Gunung Kerinci
Realitas Setelah Perang Nuklir
Meskipun perusahaan bunker menjanjikan perlindungan maksimal, pakar nonproliferasi nuklir Sam Lair menilai usaha tersebut tidak realistis.
“Meski pertukaran nuklir mungkin lebih bisa diselamatkan daripada yang diperkirakan, dampaknya pada kehidupan manusia akan sangat besar,” ujarnya.
Selama era Perang Dingin, politisi sering mendorong masyarakat untuk membangun bunker. Namun, kini gagasan tersebut tidak lagi dianggap layak secara politis.
Sementara itu, negara-negara seperti Swiss terus berinvestasi dalam memperbarui bunker mereka untuk menghadapi potensi perang nuklir.