Ada Planet yang Bentuknya Mirip Bola Mata Manusia, Tak Ada Siang dan Malam di Dalamnya
Planet berbentuk bola mata manusia diduga ilmuwan ada di luar tata surya.
Planet berbentuk bola mata manusia diduga ilmuwan ada di luar tata surya.
Ada Planet yang Bentuknya Mirip Bola Mata Manusia, Tak Ada Siang dan Malam di Dalamnya
Para ilmuwan planet berpikir mungkin ada jenis planet ekstrasurya yang bentuknya sangat mirip bola mata raksasa.
Planet ekstrasurya yakni planet yang keberadaannya di luar tata surya Bima Sakti. Planet seperti bola mata raksasa ini tidak “berubah” seperti Bumi.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Dimanakah planet mirip bumi LHS 1140b berada? Eksoplanet LHS 1140 berada pada jarak 48 tahun cahaya dalam konstelasi cetus.
-
Apa julukan yang diberikan kepada planet yang berada paling jauh dari Matahari? Neptunus mendapatkan julukan sebagai Dewa Laut Romawi.
-
Di mana lokasi planet-planet yang sudah ditemukan? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti.
-
Dimana planet-planet yang berbentuk datar ini terbentuk? Simulasi baru menunjukkan, planet-planet besar yang terbentuk cukup jauh dari bintang induknya memulai kehidupannya bukan sebagai bola yang rapi, namun lebih berupa piringan pipih atau datar atau disebut oblate spheroid.
Itulah sebabnya Bumi memiliki siklus siang/malam - namun perlu diketahui ada planet ekstrasurya yang terkunci pasang surut terhadap bintangnya.
Artinya, satu sisi berada dalam siang abadi, dan sisi lainnya berada dalam malam abadi.
Masing-masing itu punya kondisi yang berbeda-beda, sisi siang hari mungkin terlihat sangat berbeda dengan sisi malam.
Bergantung pada seberapa dekat planet ini dengan bintang.
satu sisi mungkin kering, semua airnya terbakar habis oleh radiasi bintang.
Namun sisi lainnya, dalam kegelapan, bisa jadi berupa lapisan es besar yang menyelimutinya, dan berakhir di dalam cincin glasial.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiology pada 2013, cincin itu mungkin bisa dihuni - di senja abadi, dengan air dari gletser yang mencair memungkinkan terciptanya wilayah subur di mana tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh.
Lalu, menurut astronom Sean Raymond, ada bola mata sedingin es, yang terletak jauh dari panas bintangnya. Ia masih memiliki lapisan es di sisi malam.
Namun sisi bintangnya bukanlah Bumi yang kering dan tandus; sebaliknya, ini adalah lautan cair, yang lagi-lagi bisa dihuni, seperti lautan yang melimpah di bumi.
“Planet bola mata panas dan bola mata es adalah kasus ekstrem, namun planet mana pun yang terkunci pasang surut terhadap bintangnya kemungkinan akan terlihat sangat berbeda pada sisi siang dan sisi malamnya,” kata Raymond.