Terletak di Antara Mars dan Jupiter, Planet Kerdil Ini Diduga Dihuni Alien, Ini Buktinya
Diameter planet ini hanya 950 km dan memiliki massa hanya 0,015 persen massa Bumi.
Ceres merupakan planet kerdil yang pertama kali ditemukan. Objek luar angkasa ini adalah planet kerdil terkecil yang ada saat ini. Menurut informasi dari NASA pada Rabu (03/07/2024), astronom asal Sisilia, Giuseppe Piazzi, menemukan Ceres pada tahun 1801, berdasarkan prediksi bahwa terdapat planet yang hilang di antara Mars dan Jupiter.
Dengan diameter hanya 590 mil (950 km) dan massa yang hanya 0,015 persen dari massa Bumi, Ceres diklasifikasikan sebagai planet kerdil karena ukurannya yang sangat kecil. Ceres juga sering disebut dalam literatur ilmiah sebagai salah satu asteroid terbesar di tata surya. Berbeda dengan asteroid lainnya, Ceres memiliki bentuk yang hampir bulat. Planet kerdil berbatu ini diduga memiliki air es di bawah permukaannya.
-
Dimana planet mirip bumi itu ditemukan? Ia terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Dimana planet lain berada? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti. Belum ada planet di luar Galaksi Bima Sakti yang benar-benar ditemukan.
-
Di mana alien mungkin hidup? Beberapa eksoplanet tersebut ditemukan berada di zona layak huni, yaitu jarak dari bintangnya yang memungkinkan keberadaan air dalam bentuk cair, yang merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.
-
Dimana planet-planet ini berada? Exoplanet adalah galaksi lain di luar tata surya.
-
Di mana alien terlihat? Mereka terlihat di pulau Ilha do Mel, Brasil.
-
Bagaimana planet itu ditemukan? Ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas California menggunakan Teleskop Keck.
Pada tahun 2014, Observatorium Luar Angkasa Herschel dari Badan Antariksa Eropa mendeteksi uap air yang keluar dari dua lokasi di Ceres. Para ilmuwan pernah menyatakan kemungkinan bahwa Ceres bisa menjadi tempat bagi kehidupan asing. Menurut laman Space pada Rabu (03/07/2024), asteroid yang menabrak permukaan Ceres diduga memengaruhi keberadaan molekul organik yang berharga di sana.
Pada tahun 2017, para ilmuwan yang menganalisis data dari wahana antariksa Dawn milik NASA menemukan senyawa organik yang dikenal sebagai molekul alifatik di dekat kawah tumbukan selebar 32 mil di Ceres.
Hantaman asteroid
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asteroid tersebut membawa molekul ke planet kerdil, sementara penelitian lain menyimpulkan bahwa molekul-molekul itu terbentuk di Ceres. Para ilmuwan melakukan eksperimen untuk meniru kondisi tumbukan yang diperkirakan terjadi di Ceres di Ames Vertical Gun Range, California.
Penelitian ini mensimulasikan fisika dan mekanika dari tumbukan kawah dan hantaman asteroid. Tim juga menggabungkan data dari kamera dan spektrometer pencitraan di Dawn, yang memungkinkan mereka untuk memetakan area kaya bahan organik di Ceres dengan lebih detail daripada sebelumnya. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa hantaman asteroid memang memengaruhi keberadaan dan kelimpahan bahan organik selama miliaran tahun.
Data dari Dawn memberikan wawasan bahwa Ceres dilapisi oleh kawah-kawah tumbukan asteroid dengan berbagai ukuran. Namun, para ilmuwan masih belum dapat menyimpulkan bagaimana tumbukan ini mempengaruhi senyawa alifatik yang mengandung rantai karbon dan oksigen.
Kehabisan bahan bakar
Wahana antariksa Dawn diluncurkan oleh NASA pada 27 September 2007 dengan tujuan untuk mempelajari dua objek terbesar di sabuk asteroid, yaitu protoplanet Vesta dan planet kerdil Ceres.
Setelah meninggalkan Vesta pada September 2012, Dawn memasuki orbit Ceres pada Maret 2015. Selama tiga tahun, Dawn melakukan penelitian terhadap planet kerdil tersebut, termasuk memetakan permukaannya, menganalisis komposisinya, dan mengidentifikasi fitur geologis yang ada.
Wahana ini kehabisan bahan bakar pada 31 Oktober 2018, dan misinya secara resmi dinyatakan selesai pada 1 November 2018. Meskipun demikian, Dawn telah meninggalkan warisan yang signifikan dalam dunia astronomi.