Apakah Berhubungan Seks di Ruang Angkasa Aman? Ilmuwan Beberkan Risikonya
Seks di luar angkasa menimbulkan risiko, terutama terkait kehamilan dan radiasi kosmik. Ini menjadi perhatian penting saat merencanakan hidup di Mars dan Bulan.
Pertanyaan tentang apakah astronot seharusnya melakukan hubungan seksual di ruang angkasa, semakin relevan seiring dengan rencana jangka panjang untuk kolonisasi Bulan dan Mars. Meskipun secara teknis seks di luar angkasa mungkin dilakukan, banyak ahli yang mempertanyakan apakah hal ini bijak.
Mengutip DailyMail, Selasa (20/8), masalah terbesar yang dihadapi astronot yang mungkin mempertimbangkan untuk berhubungan intim adalah risiko kehamilan. Meskipun banyak astronot wanita menggunakan kontrasepsi untuk menunda menstruasi selama misi luar angkasa, ini tidak diwajibkan.
-
Apa yang ditemukan di permukaan Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan NASA di Planet Mars? Wahana antariksa NASA Perseverance di Planet Mars menemukan bukti adanya danau purba di lapisan sedimen Kawah Jezero.
-
Bagaimana sampah-sampah tersebut sampai di Planet Mars? Dalam setiap misi pengiriman ke Mars, pesawat ruang angkasa selalu menyiapkan pelindung panas yang menahan atmosfer panas, parasut serta perangkat keras lainnya yang melindungi astronot. Namun, ketika sudah mendarat seluruh barang-barang tersebut dibuang begitu saja oleh pesawat dan tersebar ke lokasi lainnya dalam bentuk pecahan. Hal tersebut kerap dilakukan hingga barang tersebut jatuh ke daratan Mars dan pecah menjadi potongan-potongan kecil yang berserakan.
-
Bagaimana orbit Mars dan Bumi berinteraksi? Ilmuwan dari Universitas Sydney dan Sorbonne di Paris menemukan bahwa orbit Bumi dan Mars berinteraksi secara rahasia setiap 2,4 juta tahun sekali, memainkan peran penting dalam perubahan iklim global.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
Selain itu, karena NASA melarang seks di luar angkasa, tidak ada alat kontrasepsi lain yang disediakan di stasiun luar angkasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehamilan di luar angkasa sangat sulit dan mungkin bahkan tidak mungkin terjadi.
Namun, menurut Adam Watkins, Associate Professor bidang fisiologi reproduksi dan perkembangan dari Universitas Nottingham, Inggris, karena belum ada yang pernah hamil di luar angkasa, maka tidak dapat mengetahui dengan pasti apa konsekuensinya.
“Kerusakan DNA akibat tingginya paparan radiasi kosmik adalah masalah nyata. Astronot yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa terpapar radiasi setara dengan 1.000 sinar-X dada. Wanita hamil dan janinnya yang sedang berkembang, juga akan terpapar radiasi kosmik ini selama berada di luar angkasa, yang bisa membahayakan embrio dan janin,” jelas Watkins.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menemukan bahwa embrio tikus yang berkembang selama empat hari di ISS tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Namun, studi sebelumnya yang diterbitkan pada tahun 2020 justru menemukan bahwa embrio tikus yang berkembang di luar angkasa mengalami kerusakan DNA yang parah.
Menghadapi data yang saling bertentangan ini dan dengan hanya sedikit orang yang pernah pergi ke luar angkasa, bisa dikatakan masih belum memiliki cukup informasi untuk benar-benar memahami dampaknya pada janin.
“Sampai saat ini, reproduksi di luar angkasa belum menjadi prioritas utama bagi berbagai badan antariksa. Namun, dengan adanya rencana untuk mengkolonisasi Bulan dan bahkan Mars, bagaimana kita akan mengisi dunia lain menjadi fokus yang lebih penting dan perlu diatasi jika kita ingin mendirikan, mempertahankan, dan mengembangkan koloni manusia di luar Bumi," kata dia.