Arkeolog Dikejutkan dengan Temuan Keju Termahal di Kepala dan Leher Mumi Kuno
Ilmuwan pantas terkejut dengan penemuannya ini. Karena baru kali ini ditemukan keju tertua di dunia yang dilumuri di wajah mumi kuno.
Arkeolog Dikejutkan dengan Temuan Keju di Kepala dan Leher Mumi Kuno Sekitar 20 tahun lalu, sekelompok arkeolog menemukan sesuatu yang tidak biasa di kepala dan leher beberapa mumi di pemakaman Xiaohe, yang terletak di Cekungan Tarim, Tiongkok Barat Laut.
Zat berwarna keputihan tersebut terlihat sangat tua, namun tidak ada seorang pun tahu persis apa itu. Kini, sebuah penelitian baru menemukan bahwa apa yang sedang dilihat adalah keju tertua di dunia. Mumi-mumi di Cekungan Tarim ini berasal dari periode sekitar 3.300 hingga 3.600 tahun yang lalu, atau pada masa Zaman Perunggu.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Ani? Para arkeolog menemukan sebuah sabuk emas dengan desain yang sangat unik 22 tahun lalu.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Di mana penemuan kuburan kuno yang mengejutkan para arkeolog itu berada? Para arkeolog menemukan kuburan abad pertengahan saat penggalian di lokasi pembangunan terminal bus di kota tua tepi pantai Sozopol, Bulgaria.
Mengutip IFLScience, Jumat (27/9), dengan kemajuan teknologi analisis DNA selama lebih dari satu dekade, tim arkeolog mampu mengidentifikasi bahwa zat putih tersebut adalah sejenis keju. Mereka berhasil mengekstraksi DNA mitokondria dari sampel itu, menemukan jejak DNA sapi dan kambing, serta materi genetik dari mikroorganisme lainnya.
Keju kuno ini adalah keju kefir, mirip dengan yogurt namun lebih asam dan memiliki konsistensi yang lebih kental. Menariknya, bakteri dan jamur yang ada dalam keju tersebut ternyata sama dengan yang ditemukan dalam biji kefir saat ini, memberikan wawasan baru tentang bagaimana bakteri Lactobacillus kefiranofaciens telah berevolusi selama 3.600 tahun terakhir.
Saat ini, ada dua jenis utama L. kefiranofaciens, satu berasal dari Rusia, dan satu lagi dari Tibet. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa bakteri dalam keju tertua di dunia ini lebih mirip dengan varietas yang ditemukan di Tibet, menenggelamkan anggapan bahwa kefir berasal dari pegunungan Kaukasus di Rusia.
“Penelitian kami mengindikasikan bahwa budaya kefir telah dilestarikan di wilayah Xinjiang, Tiongkok Barat Laut sejak zaman Perunggu,” kata Qiaomei Fu dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
“Ini adalah studi yang sangat unik, memungkinkan kita mempelajari bagaimana bakteri telah berevolusi selama lebih dari 3.000 tahun. Selain itu, melalui penelitian produk susu, kita mendapatkan pengetahuan baru tentang kehidupan manusia purba dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Ini baru permulaan, dan kami berharap teknologi ini akan membantu mengungkap artefak lain yang sebelumnya tak terdeteksi," jelasnya.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno 1.000 SM yang Tak Pernah Disangka Keberadaannya
- Dibantu 6.500 Relawan, Arkeolog Temukan 1.000 Kuburan Kuno
- Temuan-temuan Arkeolog di Seluruh Dunia yang Menggegerkan, Ada Benda Sudah Terkubur Selama Ribuan Tahun
- Arkeolog Tak Sengaja Temukan Gua Zaman Firaun yang Tertutup Selama 3.300 Tahun, Isinya Ternyata Bikin Takjub
Adapun alasan keju ini dioleskan pada kepala dan leher mumi, kemungkinan besar karena keju tersebut merupakan sumber daya yang sangat berharga di masa hidup mereka.
“Yang menjadi perhatian utama adalah betapa pentingnya keju ini bagi kehidupan mereka. Keju ini ditemukan di 10 makam dan pada beberapa mumi,” kata Fu.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia