Bisakah Manusia Hidup di Lubang Hitam?
Para ilmuwan mempertimbangkan teori bahwa alam semesta mungkin berada di dalam lubang hitam. Tapi apa manusia bisa hidup di sana?
Kemungkinan bahwa manusia hidup di dalam lubang hitam telah dipertimbangkan secara serius oleh ilmu pengetahuan modern dan didorong oleh sejumlah fakta.
Mengutip Science Focus by BBC, Selasa (8/10), salah satu yang paling mencolok adalah jika menghitung ukuran lubang hitam dengan massa dan energi yang sama dengan semua massa dan energi yang kita lihat di alam semesta, hasilnya mengejutkan: ukurannya hampir sama dengan alam semesta yang dapat diamati!
-
Apa itu lubang hitam? Lubang hitam, atau yang dikenal sebagai black hole, adalah fenomena astronomi yang memiliki kemampuan untuk menarik cahaya dengan gaya gravitasi yang sangat kuat.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Di mana Buah Lahung banyak tumbuh? Buah merah atau Lahung ini tumbuh subur di Kalimantan Tengah bersama dengan jenis buah lainnya.
-
Apa yang diteliti tentang kehidupan di luar angkasa? Berdasarkan laporan dari Space, Sabtu (27/1), inilah beberapa penemuan yang dapat membantu manusia bertahan di luar angkasa: Hidup di Stasiun Luar Angkasa Ini mungkin pertanyaan yang paling banyak ditanyakan orang-orang. Perlu diketahui, ketika astronot tinggal di luar angkasa mereka tinggal di dalam rumah yang terbatas dan luar biasa ekstrem. Apakah lingkungan semacam ini aman bagi manusia?
-
Bagaimana lubang hitam kecil terbentuk? Apa yang diketahui adalah bagaimana lubang hitam kecil terbentuk dan hal ini disebabkan oleh runtuhnya inti bintang.
Jari-jari lubang hitam berbanding lurus dengan massanya, sementara volumenya berbanding lurus dengan jari-jari yang dipangkatkan tiga. Semakin besar massa lubang hitam, semakin rendah kerapatannya. Jadi, lubang hitam dengan jari-jari alam semesta akan memiliki kerapatan yang kira-kira sama dengan kerapatan rata-rata yang kita amati di alam semesta.
Alam semesta juga memiliki beberapa kesamaan dengan lubang hitam. Misalnya, jika kita memutarbalikkan ekspansi alam semesta, terlihat jelas bahwa ia dimulai dengan sebuah 'singularitas' — Big Bang — sebuah titik dalam waktu di mana kerapatan, suhu, dan energi sangat ekstrem sehingga hukum fisika tidak berlaku. Ini secara matematis sama dengan singularitas dalam lubang hitam.
Lubang hitam juga memiliki cakrawala peristiwa di mana cahaya dan materi terjebak. Alam semesta memiliki sesuatu yang serupa, yaitu 'cakrawala peristiwa kosmologis', di mana kita tidak dapat melihat lebih jauh karena cahaya dari sana tidak dapat mencapai kita.
Dan secara matematis, sifat-sifat ruang di luar cakrawala peristiwa lubang hitam hanyalah kebalikan dari yang ada di dalamnya. Studi lain juga menunjukkan bahwa penciptaan lubang hitam dapat menghasilkan 'alam semesta bayi'.
Namun, meskipun ada keanehan teoretis ini, tidak ada dari ide-ide ini yang menghasilkan prediksi yang dapat diuji atau bukti yang dapat diamati. Oleh karena itu, pertanyaan apakah kita hidup di dalam lubang hitam belum dapat dijawab.
- Ilmuwan Ungkap Perubahan Iklim Bisa Picu Perceraian Hewan, Begini Penjelasannya
- Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu
- Terungkap, Tak Hanya 1 atau 2 Lubang Hitam di Luar Angkasa, Ilmuwan Ramai-ramai Revisi Penelitiannya
- Ilmuwan Ungkap di Usia Berapa Manusia Merasa Paling Bahagia dan Puas dalam Hidupnya