Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan
Berikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.
Berikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.
Daftar Ilmuwan yang Lebih Percaya Sains daripada Keberadaan Tuhan
Pada 2009, lembaga Pew Research Center pernah melakukan survei kepada para ilmuwan mengenai kepercayaan mereka terhadap Tuhan.
Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 51 persen ilmuwan yang percaya akan keberadaan Tuhan.
Hal tersebut terjadi karena sepanjang sejarah para ilmuwan mengandalkan data dari observasi untuk memahami fenomena yang terjadi di dunia.
Oleh karena itu, penjelasan berdasarkan sains dianggap mereka adalah sebagai penjelasan yang lebih relevan ketimbang hal lainnya.
Berikut adalah ilmuwan yang lebih percaya sains daripada keberadaan Tuhan dikutip dari NewsWeek:
-
Kenapa Ashanty merasa kurang ilmu agama? Menurut Ashanty, karena sejak kecil tidak diajari oleh siapapun, terutama setelah kedua orangtuanya bercerai. "Memang dari kecil ayah pisah sama mama, jadi nggak ada yang ngajarin juga. Apa-apa tuh sendiri," kata Ashanty saat ditemui oleh KapanLagi.com belum lama ini.
-
Siapa yang mencetuskan perdebatan mengenai sains dan agama? Percakapan yang mendalam itu pertama kali dipantik oleh Einstein. Ia mengajukan pertanyaan kepada Tagore tentang kepercayaannya kepada Tuhan sebagai pengatur alam semesta.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Richard Dawkins
Selain seorang ilmuwan, ia juga merupakan sosok yang membela kelompok ateis, bahkan menurutnya menjadi seorang atheis tidak perlu ditutup-tutupi dan harus diperlihatkan secara terang-terangan.
Britannica, pernah menuliskan bahwa banyak karya Dawkins yang sejak dulu menjadi perdebatan karena menunjukan kekeliruan logika dalam menjelaskan konsep Ketuhanan dengan sains.
foto: Steve Jurvetson/Flickr
Lawrence Krauss
Ia terkenal karena hasil karyanya dan mendapatkan penghargaan, salah satu penghargaannya yang terbaru adalah Richard Dawkins Awards karena berhasil lantang mendukung kelompok ateis.
Wired, media ternama pernah menyebut salah satu karya Krauss adalah buku yang berjudul The Physics of Star Trek. Buku ini menjelaskan tentang fisika ilmiah terbukti lebih dapat memperluas pemikiran orang-orang yang dibatasi oleh aturan agama.
Foto: Jvangiel/Own work/Commons.Wikimedia.org
Bill Nye
Bible Blender, menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi karena ia menganggap gagasan tentang Tuhan adalah sesuatu yang mengarah pada masalah yang “merepotkan” kehidupan manusia.
Foto: Montclair Film Festival/flickr.com
Michael Shermer
Namun, ketika beranjak dewasa ia berpindah menjadi seorang ateis, dan sekarang ia berubah menjadi seorang agnostik.
Ilmuwan ini juga merupakan pendiri Skeptic Magazine. Ia berubah menjadi agnostik karena berpikir bahwa untuk meyakini suatu hal harus dilihat dari berbagai sudut pandang, terutama sudut pandang ilmiah.
Foto: User:Loxton/commons.wikimedia.org.
Stephen Hawking
Pada 2014 Hawking pernah mengatakan kepada media bahwa ia adalah seorang ateis dan tidak mempercayai akan kehadiran Tuhan.
Hawking mempercayai bahwa tidak akan ada surga ataupun kehidupan setelah kematian. Serta, ia juga mengatakan kalau mukjizat dalam agama tidak selaras dengan pemahaman sains.
Foto: NASA