Ilmuwan China Takjub saat Uji Coba Tanam Biji Pohon Ini di Bulan, Ternyata Bisa Tumbuh Subur
Ini merupakan pertama kali biji pohon tertentu tumbuh subur di Bulan.
Ini merupakan pertama kali biji pohon tertentu tumbuh subur di Bulan.
Ilmuwan China Takjub saat Uji Coba Tanam Biji Pohon Ini di Bulan, Ternyata Bisa Tumbuh Subur
Sudah empat tahun semenjak misi Chang’e 4 mendarat di Bulan dengan membawa muatan yang berhasil mengubah eksplorasi luar angkasa.
Muatan ini adalah biji dari empat spesies tanaman yang diharapkan dapat tumbuh di permukaan Bulan. Meskipun mengalami berbagai tantangan, tetapi dari hasil eksperimen ini dinyatakan bahwa menumbuhkan tanaman di Bulan bukanlah yang mustahil.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Bulan? Baru kali ini ilmuwan menemukan hal-hal yang tidak biasa saat mereka mengamati Bulan. Bulan dipenuhi dengan berbagai macam sisa benda luar angkasa yang sudah ditinggalkan dan rusak. Benda-benda itu berasal dari kecelakaan berbagai macam misi yang dijalankan oleh sejumlah badan antariksa. Namun, dari berbagai sisa benda yang ada, terdapat dua benda yang tinggal dan membentuk dua kawah besar di Bulan.
-
Apa yang dibuat oleh ilmuwan China tentang Bulan? Ilmuwan dari China telah membuat atlas Bulan paling baru dan paling detail hingga saat ini.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Di mana es di Bulan terbentuk? Ketika Bulan berada di luar ekor magnet, permukaan Bulan terkena angin surya. “Di dalam ekor magnet, hampir tidak ada proton angin surya dan pembentukan air diharapkan turun hampir menjadi nol,” ungkap dia.
-
Bagaimana ilmuwan China berhasil mengungkap struktur tersembunyi di Bulan? Chang’e-4 mengambil gambar-gambar luar biasa dari kawah dan sampel mineral, hal ini memberikan wawasan terkait struktur-struktur yang membentuk 1.000 kaki pertama permukaan bulan. Temuan Chang’e-4 ini akhirnya berhasil di publikasikan bulan ini. Dalam Journal of Geophysical Research; Planets, Chang’e-4 mengungkapkan 40 meter teratas dari permukaan Bulan terdiri dari lapisan-lapisan debu, tanah, dan batuan pecah.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan gua di Bulan? Dalam tulisannya di jurnal Nature Astronomy, para peneliti menyatakan mereka menganalisis pengukuran radar oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA dan membandingkan hasilnya dengan tabung lahar di Bumi.
Melansir laporan IFL Science, Jumat (3/11), dalam misi ini dilakukan dua fasilitas tanah yang identik dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara yang sama diletakkan baik di Bulan maupun di Bumi.
Perlu dicatat bahwa maksud dari misi ini bukanlah bercocok tanam di atas permukaan Bulan, tetapi melihat apakah gravitasi rendah dan radiasi tinggi di Bulan akan menjadi masalah bagi pertumbuhan tanaman.
Bagaimana Hasilnya?
Hasilnya, ternyata gravitasi Bulan yang rendah malah membantu mempercepat perkecambahan benih. Tapi dari empat biji yang ditaruh di Bulan, hanya satu yang berhasil tumbuh yaitu biji kapas.
Menumbuhkan biji di Bulan memiliki tantangan besar, yaitu malam lunar yang panjang.
Saat malam lunar dimulai sembilan hari setelah mendarat, suhu dalam kompartemen Bulan turun hingga -52°C. Fasilitas tanah di Bumi pun ikut turun suhunya selama 18 hari malam lunar.
Hebatnya, bibit yang ditanam di Bulan ini tetap hijau dan tegak saat cahaya kembali, sementara tanaman kontrol di Bumi telah mati dan berubah warna.
Namun perkembangannya telah terhenti, diduga karena kompartemen telah kehabisan oksigen.
Sayang, bibit itu tampaknya tidak kuat menghadapi malam lunar kedua di Bulan dan kemungkinan telah mati di sana.
Meski begitu, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa gravitasi rendah di Bulan berhasil membuat bibit bertahan lebih lama daripada gravitasi Bumi.
Kesimpulan Awal
Kesimpulan awal ini menunjukkan bahwa pertanian di Bulan bukannya tidak mungkin dilakukan dan memiliki potensi yang menarik. Pertanian di Bulan dapat menjadi bebas hama dan gulma, juga penggunaan pestisida yang dapat merusak lingkungan.
Sebelumnya juga, telah ada penelitian yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang menunjukkan bahwa tanaman tidak memerlukan gravitasi untuk tumbuh dan berbuah.Selain itu, kemampuan bercocok tanam di Bulan diharapkan dapat dimiliki juga di Mars.
Dengan rencana koloni di Mars pada masa depan, membawa makanan dari Bumi ke Mars akan memakan biaya yang mahal.