Ilmuwan Temukan Ulat yang Bisa Mengurai Plastik
Ulat ini dikenal sebagai ulat bambu kecil, yang merupakan larva dari kumbang jenis Alphitobius darkling.
Tim ilmuwan dari Pusat Internasional Fisiologi dan Ekologi Serangga telah menemukan larva ulat besar Kenya, yang ternyata mampu mengunyah polistirena atau styrofoam, dan memiliki bakteri di usus mereka yang bisa membantu memecah bahan tersebut. Ulat ini dikenal sebagai ulat bambu kecil, yang merupakan larva dari kumbang jenis Alphitobius darkling.
Selama fase larva yang berlangsung sekitar 8-10 minggu, ulat ini sering ditemukan di kandang unggas yang hangat, di mana tersedia makanan dalam jumlah banyak, ini adalah kondisi ideal bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang biak.
-
Apa yang bisa ditimbulkan dari plastik buat janin? Banyak penelitian menjelaskan akan bahayanya limbah dan zat beracun dapat memicu naiknya resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-anak. Selain itu, ibu hamil yang terus-menerus terpapar partikel kimia dari sampah plastik memiliki resiko besar mengalami keguguran, kelahiran prematur hingga penyakit bawaan lahir pada janin.
-
Kenapa plastik bisa berbahaya buat kesehatan? Limbah sampah plastik mengandung zat beracun yang berbahaya bagi tubuh.
-
Apa yang diciptakan oleh mahasiswa UGM untuk mengatasi sampah plastik di Yogyakarta? Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik. Inovasi itu disebut merupakan salah satu solusi atas menumpuknya sampah plastik di Yogyakarta.
-
Siapa aja yang bisa kena dampak buruk dari plastik? Banyak penelitian menjelaskan akan bahayanya limbah dan zat beracun dapat memicu naiknya resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada janin dan anak-anak. Selain itu, ibu hamil yang terus-menerus terpapar partikel kimia dari sampah plastik memiliki resiko besar mengalami keguguran, kelahiran prematur hingga penyakit bawaan lahir pada janin.
-
Apa saja yang bisa dibuat dari sedotan plastik? Berikut ini merdeka.com memberikan ide inspirasi 7 kerajinan tangan dari sedotan dan cara membuatnya sendiri di rumah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu. 1. Gelang Sedotan Warna-Warni Bahan: - Sedotan plastik berbagai warna - Gunting - Benang nilon Cara membuat: Potong sedotan menjadi beberapa bagian dengan panjang yang sama. Tumpuk sedotan secara berurutan dan rekatkan ujungnya dengan benang nilon hingga membentuk gelang. 2. Vas Bunga Daur Ulang Bahan: - Sedotan plastik - Tusuk gigi - Lem - Cat akrilik (opsional) - Kuas (opsional) Cara membuat: Potong sedotan menjadi ukuran yang sama dan rekatkan ujungnya menggunakan lem membentuk lingkaran. Ulangi hingga memiliki beberapa lingkaran sedotan yang cukup. Rekatkan lingkaran sedotan secara vertikal menggunakan tusuk gigi dan lem hingga membentuk dinding vas. Gunakan cat untuk memperindah 3. Kerajinan Tangan Sepatu Bayi Bahan: - Sedotan plastik - Gunting - Benang rajut - Jarum rajut Cara membuat: Potong sedotan menjadi beberapa helai tipis. Rajut helai sedotan dengan benang rajut dan jarum rajut hingga membentuk bagian atas sepatu. Lanjutkan rajutan hingga panjang yang sesuai dengan ukuran kaki bayi. Rajut bagian bawah sepatu dengan pola yang sama. Satukan sepatu dengan jahitan sederhana. 4. Bros Bunga Kecil Bahan: - Sedotan plastik berbagai warna - Gunting - Lilin - Jarum dan benang Cara membuat: Potong sedotan menjadi helai-helai kecil yang sama panjang. Rendam sedotan dalam air panas selama beberapa detik untuk membuatnya lentur. Gulung helai sedotan menjadi bentuk bunga dan rekatkan ujungnya dengan sedikit lilin. Jahitkan bros di belakang bunga dengan jarum dan benang. 5. Keranjang Mini Bahan: - Sedotan plastik berbagai warna - Gunting - Lem - Kertas karton (opsional) Cara membuat: Potong sedotan menjadi beberapa helai dengan panjang yang sama. Rendam sedotan dalam air panas untuk membuatnya lebih lentur. Tekuk helai sedotan membentuk persegi panjang dan rekatkan ujungnya dengan lem untuk membentuk sisi-sisi keranjang. Ulangi langkah sebelumnya untuk membuat alas keranjang. Jika diinginkan, tutupi sisi-sisi keranjang dengan kertas karton yang dilapisi dengan sedotan sebagai hiasan tambahan. 6. Pajangan Dinding dari Sedotan Bahan: - Sedotan plastik berbagai warna - Gunting - Lem - Kertas karton (sebagai dasar) - Pensil - Pembuka tutup botol (opsional) Cara membuat: Potong sedotan menjadi beberapa helai dengan panjang yang sama. Rendam sedotan dalam air panas agar menjadi lentur dan bentuk menjadi spiral dengan menggunakan pensil sebagai penuntun. Rekatkan ujung spiral sedotan di atas kertas karton yang sudah dipersiapkan dan gunakan lem untuk menempelkannya. Ulangi langkah sebelumnya untuk membuat banyak spiral sedotan yang berbeda ukuran dan warna. Tata spiral sedotan di atas kertas karton dengan komposisi yang menarik dan rekatkan dengan lem. Jika diinginkan, tambahkan tutup botol sebagai hiasan tambahan pada pajangan dinding. 7. Bunga Hias dari Sedotan Bahan: - Sedotan plastik berbagai warna - Gunting - Lem - Tusuk gigi Cara membuat: Potong sedotan menjadi beberapa helai dengan ukuran yang sama. Rendam sedotan dalam air panas agar lebih lentur dan bentuk helai sedotan menjadi kelopak bunga. Rekatkan ujung kelopak bunga dengan lem. Ulangi langkah sebelumnya hingga memiliki cukup kelopak untuk membentuk bunga. Tusuk kelopak bunga ke dalam tusuk gigi dan bunga hias dari sedotan siap digunakan.
-
Apa makna kode daur ulang pada kemasan plastik? Kode daur ulang yang berupa segitiga berpanah dengan angka di dalamnya menunjukkan kemasan tersebut bisa didaur ulang.
Polistirena sendiri adalah jenis plastik yang sering kita temui dalam bentuk styrofoam. Bahan ini banyak digunakan untuk kemasan makanan, elektronik, dan industri lainnya.
Masalahnya, styrofoam sangat sulit terurai secara alami dan biasanya hanya bisa didaur ulang lewat proses kimia atau pemanasan yang mahal dan berpotensi mencemari lingkungan. Karena itu, para ilmuwan tertarik untuk mencari cara biologis untuk mengatasi limbah plastik ini.
Dalam percobaan yang berlangsung lebih dari sebulan, melansir dari The Conversation, Rabu (13/11), tim peneliti memberikan berbagai pola makan pada ulat bambu kecil. Ada yang diberi makan polistirena saja, ada yang diberi dedak (makanan kaya nutrisi), dan ada pula yang diberi kombinasi polistirena dan dedak.
Hasilnya menunjukkan bahwa ulat yang diberi makan kombinasi polistirena dan dedak bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan yang hanya makan polistirena saja. Mereka juga lebih efisien dalam mengonsumsi polistirena ketika masih mendapatkan asupan nutrisi lain.
Ini menunjukkan bahwa meski ulat bisa bertahan dengan diet polistirena, mereka tetap butuh nutrisi tambahan untuk menguraikan plastik tersebut secara optimal.
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Lalat Gergaji dari Fosil Berusia 16 Juta Tahun, Serangga Mirip Tawon yang Telah Punah
- Ilmuwan Temukan Hewan Misterius yang Sudah Punah dari Lukisan Gua 400 Tahun Lalu, Bentuknya Panjang dan Punya Taring
- Ilmuwan Temukan Lubang Pembuangan Dipenuhi Kerangka Mamut Berusia 100.000 Tahun, 61 Fosil Sudah Digali dari Kedalaman 20 Meter
- Ilmuwan Temukan Otak Berusia 500 Juta Tahun Masih Utuh, Ukurannya Sekecil Butiran Pasir
Menariknya, pada usus ulat yang diberi makan polistirena, para ilmuwan menemukan bakteri seperti Proteobacteria dan Firmicutes dalam jumlah tinggi. Jenis bakteri ini dikenal mampu hidup di berbagai lingkungan dan memecah zat kompleks.
Beberapa di antaranya, seperti Kluyvera, Lactococcus, Citrobacter, dan Klebsiella, memiliki enzim yang bisa mencerna plastik sintetis. Kemampuan ulat besar Kenya untuk mengonsumsi polistirena ini membuka peluang baru dalam upaya mengurangi limbah plastik.
Dengan pemanfaatan serangga ini dan bakteri di dalamnya, ada potensi besar untuk menciptakan solusi alami yang lebih ramah lingkungan bagi limbah plastik yang sulit didaur ulang dengan cara konvensional.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia