Jika Dulu Teknologi Ini Benar-benar Tidak Dianggap, Ratusan Nyawa Bayi di Dunia Terancam Tak Selamat
Dulu jumlah bayi prematur tinggi. Berbanding lurus dengan risiko kematian. Beruntung teknologi hadir.
Dulu jumlah bayi prematur tinggi. Berbanding lurus dengan risiko kematian. Beruntung teknologi hadir.
Jika Dulu Teknologi Ini Benar-benar Tidak Dianggap, Ratusan Nyawa Bayi di Dunia Terancam Tak Selamat
Inkubator yang telah menyelamatkan nyawa ratusan bayi prematur ternyata terinspirasi dari inkubator ayam.
Teknologi ini pertama kali diciptakan oleh dokter kandungan dari Perancis bernama Stéphane Tarnier.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
Dia terinspirasi dari ruang penghangat unggas di Kebun Binatang Paris, dan memutuskan untuk membuat ruangan serupa untuk bayi prematur yang sedang dirawatnya. Teknologi ini lalu diperkenalkan pada tahun 1880 di L'Hôpital Paris Maternité.
Meskipun telah menunjukkan keberhasilan dalam penyelamatan bayi prematur, tetapi banyak pekerja medis yang memandang inkubator ini dengan sebelah mata.
Laporan History dan Columbia Surgery, Rabu (25/10), menyatakan bahwa pada saat itu, tingkat kematian bayi prematur begitu tinggi hingga mereka pesimis dan menganggap teknologi baru ini tidak ilmiah.
Perawatan bayi prematur juga memakan biaya yang sangat tinggi dan karena tingkat kematiannya yang tinggi, sering dianggap sia-sia. Karena itu, penemuan Tarnier diabaikan.
Salah satu dokter Perancis lainnya, Pierre Budin, adalah salah satu yang memperjuangkan ide ini.
api karena tidak banyak rumah sakit yang ingin berinvestasi, dia memutuskan untuk menampilkan inkubator bayi tersebut di Pameran Dunia Berlin pada tahun 1896.
Seperti Pertunjukan Sirkus
Di pameran itulah, seorang pria Jerman bernama Martin Couney melihat dan menyadari potensi penyelamatan nyawa dari inkubator bayi ini.
Meskipun tidak banyak rumah sakit yang ingin berinvestasi, tapi melalui pengunjung pameran, uang tetap dapat diperoleh.
Para pengunjung bersedia membayar untuk melihat para dokter memperjuangkan hidup bayi-bayi prematur di dalam inkubator. Pertunjukkan ini bagaikan pertunjukkan sirkus di mana para penonton terkagum-kagum melihat teknologi tidak biasa yang ditampilkan.
- Uji Coba Teknologi Ini Pernah Buat Umat Manusia Ketakutan, Ada yang Dianggap Bisa Menyedot Asteroid Luar Angkasa
- Lempeng Tektonik Purba Berusia 120 Juta Tahun Terungkap Ada di Indonesia, di Sini Lokasinya
- NASA Berencana Bikin Rumah di Bulan Pakai Teknologi Ini
- Gojek Bantu Pelaku Usaha Kelola Keuangan Lewat Teknologi
Enam bayi prematur yang “dipertunjukkan” ini diambil Rumah Sakit Amal Berlin. Rumah sakit mengabulkan permintaan mereka karena peluang hidup bayi-bayi ini yang begitu kecil. Hebatnya, keenam bayi di inkubator berhasil selamat.
Dari sini, Couney membawa rombongan “sirkusnya” ke Amerika Serikat, di mana ia memasukkan pertunjukkan inkubator bayi ini hampir di setiap pameran besar di sana.
Cara ini menjadi cikal bakal dari teknologi yang kini menjadi salah satu poin penting dalam penyelamatan bayi-bayi yang lahir secara prematur.