Mahasiswa FT UNY ciptakan alat pemungut sampah pada aliran sungai
Robot bernama Innovation Tools Pengangkat Sampah ini sudah diujicoba dengan hasil yang memuaskan.
Penanggulangan penumpukan sampah pada aliran sungai di kota-kota besar merupakan sebuah masalah yang belum teratasi dengan baik sehingga masih banyak pemandangan yang tidak menyenangkan di bantaran sungai.
Hal ini diperparah dengan seringnya warga membuang sampah di sungai tanpa mengkhawatirkan dampak yang akan terjadi seperti banjir, timbulnya penyakit serta rusaknya ekosistem yang ada di sekitar sungai.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Bagaimana robot anjing belajar melukis? Pilat mengajari robot anjing untuk memegang kuas di “mulut” mereka dan menggerakkannya melintasi kanvas besar menjadi sebuah seni abstrak. Mereka menggunakan sensor, kamera, dan kecerdasan buatan untuk memahami dan menavigasi lingkungan sekitar.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana cara para ilmuwan melatih cacing robot tersebut? Dalam studi ini, para peneliti melatih AI untuk mengarahkan cacing Caenorhabditis elegans sepanjang satu milimeter menuju tambalan Escherichia coli di sebuah piring berukuran empat sentimeter.
-
Mengapa para ilmuwan membuat robot dari sel manusia? Ada tujuan tertentu mengapa para ilmuwan ingin menciptakan robot dari sel manusia. Para ilmuwan di Amerika Serikat (AS), menciptakan robot yang berasal dari sel tubuh manusia. Robot yang bernama Anthrobots ini digunakan sebagai alat untuk terapi, penyembuhan dan regenerasi sel baru pada tubuh manusia.
-
Mengapa para ilmuwan membuat robot yang bisa melompat sangat tinggi? Para ahli mengembangkan teknologi lompat tinggi untuk menjelajahi medan rumit yang mungkin sulit dilalui oleh teknologi robot lain, seperti gua dan hutan.
Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan Rancang Bangun Inntopes atau Innovation Tools Pengangkat Sampah.
Kelompok ini terdiri dari Slamet Riyanto, Robertus Kurnianto, Herdyanta Septian Putra, dan Febrian Erwin. Slamet Riyanto selaku ketua kelompok menjelaskan bahwa alat Inntopes didesain untuk mengangkut sampah yang terdapat di aliran sungai dengan menggunakan sistem konveyor.
"Inntopes bekerja secara otomatis, dengan menggunakan bantuan sensor-sensor yang digunakan untuk mendeteksi sampah. Tumpukan sampah pada sungai akan diangkut menuju ke atas dan dipindahkan ke bak sampah yang yang terletak di tepi sungai sehingga akan mempermudah petugas sampah untuk mengangkutnya", jelas Slamet dalam rilis yang diterima merdeka.com (4/6).
"Alat ini terdiri dari beberapa komponen utama seperti bak penampungan sampah, motor listrik sebagai penggerak serta pengendalian berbasis mikrokontroller serta baterai", ujar Slamet Riyanto.
Inntopes sendiri disebut telah diujicobakan di Desa Babrik, Kelurahan Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan mendapat sambutan baik dari petani yang menggarap sawah disekitar sungai karena alat ini dapat mengurangi tingkat polusi.
"Dari ujicoba yang dilakukan sensor alat ini dapat bekerja ketika sampah sudah tertahan pada ruji-ruji, namun terkadang garpu pengangkutnya tersangkut dengan ruji-ruji sehingga alat akan terhambat maka dari itu pada bagian tersebut perlu beberapa penyempurnaan," tutur Slamet
Selain itu, dirinya juga menyebutkan jika konveyor juga bekerja dengan baik untuk mengarahkan sampah ke bak penampungan.
"Alat ini memang masih hanya berfungsi saat ada sampah yang terdeteksi oleh sensor. Namun, kami berharap akan memicu ide-ide lanjutan untuk pembuatan seperti alat pembersih sampah di sungai yang terjebak pada pinggir-pinggir sungai." harap Slamet Riyanto.
(mdk/dzm)