Menangis Bisa Membuat Diri Lebih Baik, Ini Alasan Ilmiahnya
Menangis adalah hal unik yang hanya bisa dilakukan oleh manusia.
Pernah merasa lega setelah menangis? Ternyata, menangis bisa membantu kita merasa lebih baik. Selain melepaskan stres dan beban emosional, menangis juga bisa memicu pelepasan hormon yang membuat seseorang lebih bahagia. Lalu, apa alasan ilmiahnya?
Menangis adalah hal unik yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Hewan lain memang menghasilkan cairan pelumas untuk mata mereka, tetapi hanya manusia lah yang bisa mengeluarkan air mata sebagai respon terhadap emosi. Kita juga menghasilkan berbagai jenis air mata.
-
Bagaimana Sains menjelaskan pengalaman di Surga? Dikutip dari NewsWeek, Selasa, (22/8), memberikan hipotesis bahwa surga bukanlah suatu tempat yang benar-benar ada atau nyata, melainkan proses atau bahkan peristiwa supranatural yang terjadi pada otak manusia ketika sudah meninggal atau ketika tidak bekerja.
-
Bagaimana penjelasan ilmiah tentang kejatuhan cicak di pundak? Secara ilmiah, kejatuhan cicak di pundak hanya merupakan kebetulan belaka. Cicak adalah reptil yang cenderung memanjat dan bergerak cepat. Jadi, ada kemungkinan mereka akan terjatuh atau tergelincir dan hal ini tidak memiliki kaitan dengan nasib atau keberuntungan seseorang.
-
Apa yang para ilmuwan temukan tentang keheningan? Para ilmuwan telah menemukan bahwa keheningan sebenarnya adalah suara.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Ada air mata refleks yang muncul sebagai respon terhadap sesuatu yang mengganggu, ada air mata yang melindungi mata kita, dan ada air mata emosional yang sering muncul tiba-tiba saat kita merasa tersentuh di momen-momen pernikahan, misalnya.
Meskipun air mata emosional tidak memiliki fungsi perlindungan seperti dua jenis air mata lainnya, ternyata ada berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dengan menangis karena emosi.
Melansir laman IFLscience, Senin (25/11), menurut Harvard Health Publishing, menangis karena emosi mengalirkan oksitosin ke dalam tubuh kita. Oksitosin sendiri adalah hormon yang membuat kita merasa senang dan diproduksi oleh otak (khususnya hipotalamus). Hormon ini sering disebut sebagai "hormon cinta" atau "obat cinta," karena selain membantu kita menjalin ikatan dengan orang lain dan merasa bahagia, hormon ini juga bisa membantu menyembuhkan hati setelah serangan jantung.
Menangis juga ternyata melepaskan endorfin, sejenis opioid alami yang berhubungan dengan pengurangan rasa sakit emosional dan fisik, perasaan euforia, ketahanan terhadap stres, dan bahkan perlindungan kardiovaskular. Jadi, menangis mungkin bertindak sebagai mekanisme penenang diri nih karena pelepasan endorfin dapat meningkatkan toleransi kita terhadap rasa sakit, mengurangi intensitasnya seperti yang dilakukan obat opioid.
Studi tahun 2007 mengukur detak jantung dan pernapasan 60 siswi yang menonton film netral dan sedih. Datanya menunjukkan, bahwa meskipun detak jantung meningkat sebelum menangis, detak jantung dengan cepat melambat setelah tangisan dimulai. Menangis juga menyebabkan pernapasan lebih lambat yang berlangsung sekitar 4 menit, menunjukkan bahwa meskipun menangis adalah sinyal kesusahan, ia juga bisa memainkan peran penting dalam memulihkan kondisi emosional dan fisik kita.
Selain itu, ketika kita menahan emosi atau "menahan diri" juga ternyata punya konsekuensi yang negatif. Menurut studi tahun 2012 yang melakukan meta-analisis terhadap 22 studi dengan 6.775 partisipan, ditemukan adanya hubungan signifikan antara penahanan emosi, kanker, dan penyakit kardiovaskular, terutama hipertensi. Hasil ini memperkuat gagasan bahwa menahan emosi bisa berkontribusi pada kanker dan masalah hipertensi.
Dari semuanya, menangis ternyata bukan hanya ungkapan emosi, tapi juga cara tubuh kita untuk memulihkan diri dan merasa lebih baik. Jadi, lain kali kamu merasa butuh melepaskan perasaan, ingatlah bahwa menangis bisa membantu memperbaiki suasana hati dan kesehatanmu. Sudah siapkah tisu untuk menangis?
Reporter magang: Nadya Nur Aulia