Setelah Kota yang Hilang, Arkeolog Temukan Piramida & Bangunan Misterius Suku Maya di Meksiko
Bangunan itu ditemukan oleh tim saat menggali lapangan bola.
Setelah Kota yang Hilang, Arkeolog Temukan Piramida & Bangunan Misterius Suku Maya di Meksiko
Para arkeolog di Campeche, Meksiko, menemukan struktur bawah tanah misterius dengan dinding yang dicat. Bangunan itu berada tersembunyi di bawah lapangan bola Maya.
- Arkeolog Akhirnya Ketahui Siapa Sosok Perempuan Misterius yang Dikubur Bersama Binatang 12.000 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba Pernah Hidup di Wilayah Indonesia Jauh Sebelum Orang Mesir Bangun Piramida Pertama
- Arkeolog Temukan Struktur Misterius Dekat Piramida Terbesar Mesir, Berada 6,5 Meter di Bawah Tanah
- Misterius, Arkeolog Temukan Susunan Batu Melingkar di Pegunungan, Lebih Tua dari Piramida Mesir
Bangunan itu ditemukan oleh tim saat menggali lapangan bola, tempat bermain untuk permainan bola ritual yang dimainkan oleh suku Maya dan masyarakat Mesoamerika lainnya.
"Kami menemukan bagian-bagian bangunan awal yang dindingnya dicat, tetapi hanya penggalian lebih lanjut yang dapat mengungkap bentuk bangunan di bawahnya dan apa fungsinya," kata Ivan Šprajc, arkeolog di Institut Studi Antropologi dan Spasial di Slovenia dan direktur penggalian dilansir Live Science, Selasa (23/7/2024).
Menurutnya, temuan itu jelas merupakan struktur yang sangat penting. Sebab, lapangan bola biasanya hanya ditemukan di situs-situs besar Maya, yang merupakan pusat organisasi politik regional.
"Struktur itu dapat berasal dari periode Klasik Awal (200 hingga 600 M) dan ditutupi dengan lapisan semen yang dicat,"
menurut pernyataan yang diterjemahkan dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko.
Sebelumnya, Šprajc dan tim mensurvei area luas Dataran Rendah Maya di negara bagian Campeche, Meksiko, dengan lidar yakni sebuah teknik yang menembakkan jutaan pulsa laser dari pesawat terbang.
Pulsa laser itu kemudian memantul dari tanah dan kembali ke mesin di dalam pesawat terbang, sehingga memungkinkan para peneliti untuk memetakan topografi lanskap.
"Kami telah menemukan beberapa permukiman Maya kuno, dengan sisa-sisa bangunan tempat tinggal dan piramida kuil," kata Šprajc.
Pada tahun 2023, tim tersebut menemukan Ocomtún, kota Maya yang hilang yang memiliki beberapa piramida besar dari periode Klasik Maya sekira tahun 200 hingga 900 M.
Situs yang baru ditemukan tersebut berada di daerah yang sebelumnya belum dieksplorasi di selatan Ocomtú.
Selain itu, tim menemukan situs lain yang meliputi sebuah plaza, piramida setinggi 52 kaki (16 meter) dan reservoir air berbentuk persegi panjang.
Di atas piramida, para arkeolog menemukan beberapa persembahan: bejana keramik; kaki hewan keramik, mungkin armadillo; dan pisau rijang atau ujung tombak.
"Persembahan-persembahan ini diletakkan di atas kuil pada periode Pascaklasik Akhir, abad-abad terakhir sebelum kedatangan penakluk Spanyol, dari tahun 1250 hingga 1524," kata Šprajc.
Pada akhir periode Pascaklasik, Dataran Rendah Maya bagian tengah telah dilanda kekacauan politik.
Namun, orang-orang tetap tinggal di daerah tersebut setelah krisis yang mengakibatkan penurunan demografis yang drastis pada abad ke-9 dan ke-10 M, yang disebabkan oleh kelebihan populasi, penipisan tanah, perubahan iklim (kekeringan yang berkepanjangan), dan peperangan yang merusak.
"Persembahan tersebut menunjukkan bahwa bahkan setelah sebagian besar pemukiman Maya pada periode Klasik ditinggalkan, kelompok manusia kecil dan miskin masih berkeliaran, meletakkan persembahan di atas atau di dekat bangunan milik nenek moyang mereka," kata Šprajc.