Alat Musik Berusia 4.500 Tahun Ditemukan Terbuat dari Tulang Manusia
Sebuah makam berisi tulang paha manusia berusia 4.500 tahun ditemukan di Wiltshire, dekat Stonehenge, Inggris.
Sebuah makam berisi tulang paha manusia berusia 4.500 tahun ditemukan di Wiltshire, dekat Stonehenge, Inggris.
Alat Musik Berusia 4.500 Tahun Ditemukan Terbuat dari Tulang Manusia
Analisis awal menggunakan radiokarbon dan pemindaian CT mengungkap terdapat sebuah tradisi untuk mempertahankan dan merawat sisa-sisa jasad manusia sebagai benda suci selama beberapa generasi.
Tulang paha manusia tersebut kemudian diolah menjadi alat musik yang diukir dan diasah secara teliti. Selain itu, dalam kuburan tersebut juga ditemukan benda lainnya seperti kapak batu, piring tulang, dan gading gajah. Kini, benda-benda bernilai sejarah tersebut dipamerkan di Museum Wiltshire.
-
Kapan tulang belulang Zaman Perunggu ditemukan? Ini kali pertama tulang belulang dari Zaman Perunggu ditemukan di Winterborne Kingston, Inggris.
-
Dimana tengkorak Zaman Perunggu ditemukan? Mahasiswa arkeologi dari Universitas Bournemouth, Inggris, menemukan pemakaman Zaman Perunggu ketika sedang menggali lokasi pemukiman prasejarah di Dorset.
-
Tulang manusia apa yang ditemukan? Mereka pun memanggil arkeolog ke lokasi itu dan kini di lokasi tersebut ditemukan 43 tulang manusia dan sekitar 100.000 artefak.
-
Dimana Makam Kuno di Zaman Perunggu Awal ditemukan? Penggalian terbaru yang dilakukan di Bukit Çayönü di distrik Ergani, Diyarbakır, menemukan lima makam tambahan yang dapat ditelusuri kembali hingga Zaman Perunggu Awal, memperkaya warisan arkeologi wilayah ini.
-
Apa yang ditemukan selain tengkorak Zaman Perunggu? Selama lima pekan terakhir, tim arkeolog yang terdiri dari 110 mahasiswa, staf dan sukarelawan dari Universitas Bournemouth juga menemukan makam lima jasad manusia dari Zaman Besi dan tulang belulang hewan, termasuk sapi, kuda, babi, kambing di sebuah tempat penyimpanan kuno di lokasi itu.
-
Di mana tim arkeologi menemukan tulang manusia? Arkeolog dari Universitas Teheran, Iran menemukan tulang belulang seberat 10 ton dari sebuah makam kuno di daerah Segzabad, Provinsi Qazvin.
Sumber: Sciencefocus
Ahli mengatakan alat musik itu menunjukan benda itu milik seseorang yang dimakamkan dikuburan tersebut.
Profesor Joanna Brück, peneliti utama dalam studi ini, mengatakan: "Meskipun fragmen tulang manusia dimasukkan sebagai barang pemakaman bersama orang mati, mereka juga disimpan di rumah-rumah orang yang masih hidup, dikubur di bawah lantai rumah, dan bahkan diletakkan secara terbuka”.
Sumber: Sciencefocus
merdeka.com
Hal ini menunjukan pada Zaman Perunggu, sisa-sisa manusia bukan merupakan sesuatu yang menjijikkan.
Profesor Joanna Brück
Dokter Thomas Booth dan Profesor Brück yang melakukan penelitian di Universitas Bristol, mengatakan, dalam masyarakat sekuler modern, sisa-sisa manusia dianggap sebagai objek yang kuat, dan hal ini juga berlaku pada Zaman Perunggu.
"Namun, mereka memperlakukan dan berinteraksi dengan orang mati dengan cara yang tak terbayangkan mengerikan bagi kita hari ini," kata Dr. Booth.
"Orang-orang tampaknya merawat sisa-sisa orang yang telah memainkan peran penting dalam hidup mereka atau komunitas mereka, sehingga mereka memiliki sisa-sisa peninggalan untuk diingat dan mungkin menceritakan kisah tentang mereka."
Dr Thomas Booth, Universitas Bristol
Sumber: Sciencefocus
Sudah ada bukti orang-orang yang tinggal di Inggris pada Zaman Perunggu melakukan berbagai ritual pemakaman, termasuk pemakaman utama, ekskarnasi, kremasi, dan mumifikasi.
Namun, penelitian ini mengungkapkan orang mati tidak hanya ditemui dalam konteks pemakaman, tetapi sisa-sisa manusia secara teratur dijaga dan beredar di antara orang yang masih hidup.
Manusia zaman perunggu memiliki kebiasaan menyimpan sisa-sisa manusia sebagai benda suci dan mengubahnya menjadi hal-hal seperti alat musik.
Meskipun hal ini terlihat aneh dan mengerikan, akan tetapi dengan cara inilah mereka menunjukan cara menghormati dan mengenang orang yang sudah meninggal.