Arkeolog Temukan Abu Manusia di Altar Kuno Bangsa Aztec, Bukti Ritual Mengerikan
Altar ini dibangun pada abad ke-16 di pusat Meksiko City.
Arkeolog Temukan Abu Manusia di Altar Kuno Bangsa Aztec, Bukti Ritual Mengerikan
Arkeolog Temukan Abu Manusia di Altar Kuno Bangsa Aztec, Bukti Ritual Mengerikan
Arkeolog menemukan altar dari abad ke-16 di Plaza Garibaldi, di pusat Meksiko City yang terkenal karena pesta pora dan musik mariachinya. Mariachi adalah genre musik di Meksiko yang berada dari abad ke-18.
Setelah Hernan Cortes menaklukkan kota Tenochtitlan Aztec di Mexico City modern pada tahun 1521, satu rumah tangga pribumi yang selamat dari serangan brutal Spanyol mendirikan altar dengan dupa dan wadah berisi abu manusia.
-
Apa yang ditemukan arkeolog Meksiko? Arkeolog dari Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) menemukan sembilan pahatan bekas permainan kuno yang disebut patolli.
-
Dimana reruntuhan Aztec ditemukan? Hari ini, reruntuhan peradaban Aztec tersebar di bawah permukaan kota modern, menciptakan pengalaman budaya yang sangat kaya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Meksiko? Para arkeolog di Meksiko menemukan 6.674 struktur atau bangunan kuno bangsa Maya dan kota yang hilang di daerah Campeche.
-
Bagaimana artefak ini membantu memahami budaya Aztec? Penemuan ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang praktik keagamaan dan budaya Aztec, serta hubungan mereka dengan budaya Mezcala.
-
Dimana peluit kematian Aztec ditemukan? Ditemukan dekat korban pemakamanPeluit kematian suku Aztec biasanya berbentuk tengkorak yang dirancang untuk menghasilkan suara melengking dan menusuk mirip dengan teriakan yang dihasilkan dari benturan arus udara yang berbeda.
-
Apa yang ditemukan di makam kuno? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi.
Foto: Mauricio Marat. INAH
Para arkeolog menghabiskan waktu tiga bulan untuk menyelidiki situs tersebut sebelum dipublikasikan oleh Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) baru-baru ini.
Ritual
Para penghuni bekas rumah ini melakukan ritual pada abad ke-16, mungkin antara tahun 1521 dan 1610 M, untuk menyaksikan bahwa ini adalah akhir dari siklus kehidupan dan peradaban mereka. Di sela-sela nyanyian dan bau kopal, warga mengadakan sesajian di halaman yang terdiri dari berbagai elemen, antara lain periuk berisi sisa tulang (abu manusia) dan 13 pembakar dupa warna-warni sepanjang sekitar satu meter yang digunakan untuk membakar damar. Sumber: Arkeonews
Teras interior tempat ritual berlangsung sekitar 4 meter di bawah permukaan tanah, menurut tim arkeolog yang menghabiskan tiga bulan menganalisis situs tersebut. Menurut pernyataan para peneliti, mereka menemukan berbagai lapisan di dalam rumah tersebut, bersama dengan 13 pembakar dupa, lima mangkuk, cangkir, piring, dan wadah berisi abu manusia yang dikremasi. Rumah yang mengelilingi altar itu terdiri dari sebuah ruangan besar yang dihubungkan oleh sebuah koridor ke lima ruangan yang lebih kecil, salah satunya diyakini sebagai dapur.Arkeolog Mara Becerra menyampaikan, tempat tinggal ini mengalami perubahan tata ruang dan arsitektur setidaknya dalam dua tahap: pada periode Postklasik Akhir antara tahun 1325 dan 1521 M, dan selama pendudukan Spanyol antara tahun 1521 dan 1610 M. Sumber: Arkeonews
Bukti material seperti omichicahuaztlis (instrumen musik yang terbuat dari tulang yang dikerjakan), seruling, dan okarina menunjukkan bahwa berbagai ritual berlangsung di sini. Foto: Alat pembakar dupa. Sumber: Mauricio Marat. INAH
Menurut Becerra, penghuni rumah ingin menyembunyikannya dari pengintaian para penjajah Spanyol. Becerra meyakini para penghuni rumah ini adalah Mexica, penduduk asli yang tinggal di Lembah Meksiko dan yang mendirikan kerajaan Aztec.
Penemuan ini merupakan hasil kerja permanen yang dilakukan oleh Direktorat Penyelamatan Arkeologi INAH, yang spesialisnya memantau penelitian, konservasi, pelestarian, dan penyebaran warisan budaya paleontologis, antropologis, arkeologis, dan sejarah Meksiko. Foto: Reuters