Mirip Film Sci-Fi, Virus 'Zombie' yang Terkubur 48.500 Tahun Dihidupkan Kembali
Merdeka.com - Suhu yang menghangat di Benua Arktik membuat permafrost (lapisan di bawah tanah beku) mencair dan membangkitkan lagi virus yang selama ini 'tidur' selama ribuan tahun dan bisa membahayakan hewan dan manusia.
Meski pandemi yang disebabkan dari virus di masa lalu lebih mirip cerita film fiksi ilmiah, ilmuwan memperingatkan akan risiko bahaya itu jangan dianggap enteng. Limbah radioaktif dan kimia yang berasal dari masa Perang Dingin juga berpotensi mengancam ekosistem alam liar kala lapisan es mencair.
"Ada banyak yang terjadi dengan permafrost yang harus dicermati dan menjadi sangat penting untuk menjaga permafrost tetap dalam keadaan beku," kata Kimberly Miner, ilmuwan iklim di Laboratorium NASA di Institut Teknologi California di Pasadena, California, Amerika Serikat, seperti dilansir laman CNN, Selasa (8/3).
-
Apa yang menyebabkan 'musim dingin vulkanik'? Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah belerang yang dikeluarkan mencukupi untuk memicu penurunan suhu global yang cukup tajam, yang kemudian menyebabkan 'musim dingin vulkanik.'
-
Kenapa hipotermia berbahaya? Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi jantung, sistem saraf, dan organ lainnya. Melansir dari Healthline, hipotermia menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah. Suhu tubuh normal adalah 37 derajat celisus. Sedangkan, seseorang yang mengalami hipotermia, suhu tubuhnya berada di bawah 35 derajat celsius.
-
Di mana penyakit akibat pemanasan global menyebar? Di daerah tropis, seperti Indonesia, perubahan iklim ini sangat berpengaruh pada siklus hidup dan penyebaran vektor penyakit ini.
-
Apa saja penyakit akibat pemanasan global? Penyakit Akibat Pemanasan Global 1. Penyakit Pernapasan Pemanasan global menyebabkan peningkatan alergen, polusi udara, dan gas berbahaya lainnya yang terperangkap di atmosfer Bumi. Ini berakibat pada peningkatan risiko penyakit pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan asma. Anak-anak sangat rentan terhadap dampak ini karena polusi udara dapat merusak fungsi paru-paru dan menghambat pertumbuhannya. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat memperburuk kondisi orang dengan penyakit pernapasan karena mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan memperparah gejala penyakit. 2. Penyakit Menular Pemanasan global juga meningkatkan suhu udara dan curah hujan, yang berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan penyebaran hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk. Ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah. Di daerah tropis, seperti Indonesia, perubahan iklim ini sangat berpengaruh pada siklus hidup dan penyebaran vektor penyakit ini. 3. Penyakit Mental Perubahan iklim dan pemanasan global dapat memicu bencana alam yang berkaitan dengan iklim dan cuaca, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Menghadapi bencana ini dapat menyebabkan stres, gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, bahkan percobaan bunuh diri. Dampak ini biasanya lebih parah pada orang yang sebelumnya mengalami gangguan kesehatan mental karena beberapa jenis obat psikiatrik dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh dan meningkatkan sensitivitas terhadap udara panas. 4. Heat Stroke Pemanasan global dapat menyebabkan gelombang panas, yaitu kondisi di mana cuaca menjadi sangat panas dengan suhu 40°C atau lebih. Ini dapat menyebabkan heat stroke, suatu kondisi medis serius di mana tubuh tidak mampu mengatur suhu sendiri, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ vital lainnya. 5. Kanker Kulit Pemanasan global menyebabkan penipisan lapisan ozon, yang berfungsi sebagai pelindung Bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Akibatnya, paparan sinar UVA dan UVB yang meningkat dapat merusak sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.Sinar UV ini dapat menyebabkan mutasi DNA sel kulit, yang dapat berkembang menjadi kanker. 6. Kolera Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat menyebabkan dehidrasi yang parah. Pemanasan global meningkatkan suhu Bumi, yang dapat meningkatkan penyebaran bakteri penyebab kolera, terutama di air hangat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran kolera. 7. Penyakit Lyme Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Peningkatan suhu Bumi mempercepat perkembangan dan penetasan telur kutu, yang meningkatkan risiko infeksi penyakit Lyme. Pencegahan penyakit Lyme melibatkan menjaga kebersihan diri dan menggunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
Wilayah permafrost meliputi seperlima kawasan belahan Bumi utara, termasuk di tundra Arktik dan daerah hutan Alaska, Kanada, dan Rusia selama ribuan tahun. Wilayah itu menjadi semacam kapsul waktu yang menyimpan berbagai sisa-sisa makhluk hidup yang termumifikasi, termasuk virus kuno.
Virus raksasa
Alasan permafrost menjadi tempat yang baik untuk penyimpanan bukan hanya daerah itu sangat dingin, tapi juga karena tempat itu nir-oksigen karena minim cahaya matahari. Namun saat ini wilayah Arktik kian menghangat empat kali lebih cepat dari belahan bumi lain.
Untuk lebih memahami risiko dari virus yang beku, Jean-Michel Claverie, profesor Emeritus kedokteran dan genom di Universitas Aix-Marseille,Prancis, menguji sejumlah sampel yang diambil dari permafrost Siberia untuk melihat apakah ada virus yang masih bisa menulari. Dia menyebut sampel temuannya itu 'virus zombie'.
Claverie mempelajari sejumlah tipe virus tertentu yang pertama dia temukan pada 2003. Virus yang dia temukan dikenal dengan nama virus raksasa karena ukurannya yang lebih besar dari sejenisnya dan cukup mudah terlihat di bawah cahaya mikroskop standar tanpa perlu mikroskop elektron.
Pada 2014 dia mampu menghidupkan lagi sebuah virus yang disimpan di permafrost oleh timnya. Untuk pertama kalinya sejak 30.000 tahun virus itu mampu menulari dengan memasukkannya ke dalam sel kultur. Untuk keamanan dia hanya mempelajari virus yang hanya bisa menulari amuba bersel satu, bukan hewan atau manusia.
Penyebab pandemi flu 1918
Dalam penelitian terbarunya yang dipublikasikan pada 18 Februari lalu di jurnal Viruses, Claverie dan timnya mengisolasi varian virus kuno yang diambil dari sejumlah sampel permafrost yang berasal dari tujuh daerah yang berbeda di Siberia. Virus itu ternyata bisa menulari sel amuba.
Varian terbaru itu merupakan bagian dari lima keluarga virus berbeda. Yang tertua berusia hampir 48.500 tahun, berdasarkan uji karbon terhadap tanah yang diambil dari danau bawah tanah di kedalaman 16 meter dari permukaan.
Penelusuran terhadap virus dan bakteri yang bisa menulari manusia ditemukan pada permafrost.
Sampel paru-paru dari seorang jasad perempuan yang digali pada 1997 dari permafrost di sebuah desa di Semenanjung Seward di Alaska mengandung materi genom dari varian virus influenza yang menyebabkan pandemi flu pada 1918. Pada 2012, ilmuwan mengonfirmasi sisa jasad dari perempuan berusia 300 tahun yang termumifikasi di SIberia mengandung kode genetik daari virus yang menyebabkan cacar.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Baca SelengkapnyaIlmuwan berhasil menghidupkan lagi makhluk yang beku sejak 46.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda kehidupan di Planet Mars pada dasarnya sudah pernah ditemukan puluhan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDilansir dari newsweek, pohon tersebut adalah pakis pohon Cyathea rojasiana yang berasal dari Panama di Amerika Tengah. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaKepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.
Baca SelengkapnyaHewan-hewan yang dapat membeku dan bisa kembali beraktifitas seperti biasa saat sudah mencair.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca Selengkapnya"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
Baca SelengkapnyaVirus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan berspekulasi ada kekuatan lain di Bumi yang menyebabkan dinosaurus punah, selain asteroid.
Baca Selengkapnya