Ilmuwan Hidupkan Lagi Makhluk dari 46.000 Tahun Lalu, Begini Wujudnya
Ilmuwan berhasil menghidupkan lagi makhluk yang beku sejak 46.000 tahun lalu.
Makhluk itu pernah hidup semasa dengan dengan mammoth, harimau bertaring panjang dan rusa raksasa.
Ilmuwan Hidupkan Lagi Makhluk dari 46.000 Tahun Lalu, Begini Wujudnya
Ilmuwan berhasil menghidupkan lagi seekor cacing yang beku sejak 46.000 tahun lalu. Cacing ini berarti pernah hidup semasa dengan dengan mammoth, harimau bertaring panjang dan rusa raksasa. Cacing yang sebelumnya tidak diketahui spesiesnya ini ditemukan berada pada 40 meter di bawah permukaan lapisan tanah beku Siberia. Cacing itu dalam kondisi dorman atau tidur yang disebut cryptobiotik, kata Teymuras Kurzchalia, profesor emeritus di Institut Biologi Sel Molekular dan Genetika Max Planck di Dresden, Jerman.Organisme yang berada dalam kondisi crytobiotik bisa bertahan dalam lingkungan tanpa air atau oksigen dan suhu tinggi atau beku.
"Mereka berada dalam kondisi "antara hidup dan mati", di mana metabolisme mereka turun ke tingkatan yang tidak terdeteksi," ujar Kurzhalia, seperti dilansir laman CNN.
-
Kapan cacing tersebut hidup? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Siapa yang menemukan fosil cacing raksasa itu? 'Selama serangkaian ekspedisi ke Sirius Passet yang sangat terpencil di wilayah terjauh Greenland Utara, lebih dari 82,5 derajat utara, kami telah mengumpulkan beragam organisme baru yang menarik,' kata Tae-Yoon Park dari Korea Polar Research Institute, yang juga terlibat dalam penelitian.
-
Kapan cacing raksasa Timorebestia hidup? Fosil-fosil Timorebestia ditemukan di Sirius Passet, suatu deposit sedimen kuno yang berusia lebih dari setengah miliar tahun, terletak di Peary Land, Greenland Utara.
-
Kapan fosil cacing pita diperkirakan hidup? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda , juga dikenal sebagai cacing pita yang berasal dari 99 juta tahun yang lalu.
-
Siapa yang meneliti cacing AI? Chenguang Li, ahli biofisika dari Universitas Harvard sekaligus ilmuwan yang meneliti, menyebut bahwa metode mereka bisa diperluas untuk masalah yang lebih sulit.
-
Siapa yang menemukan fosil ini? Fosil ini ditemukan dalam formasi batu kapur Bear Gulch di Montana, Amerika Serikat, kawasan yang dahulu merupakan teluk laut dan dikenal dengan pelestariannya yang luar biasa sejak zaman Karbon.
"Orang bisa menunda kehidupan dan memulainya lagi dari awal. Ini temuan besar," kata dia seraya menambahkan organisme lain juga pernah dihidupkan lagi dari kondisi yang sama setelah bertahan selama beberapa puluh tahun, bukan ribuan tahun.
Lima tahun lalu ilmuwan dari Institut Masalah Biologi dan Fisikokimia Ilmu Tanah Rusia menemukan dua spesies cacing di lapisan tanah beku Siberia.
Salah satu peneliti, Anastasia Shatilovich, menghidupkan lagi dua cacing itu di institut hanya dengan memberinya air dan kemudian membawa sekitar 100 cacing ke laboratorium di Jerman untuk analisis lebih lanjut. Cacing itu dibawa dalam kantong bajunya. Setelah mencairkan cacing itu, ilmuwan menggunakan analisis radiokarbon terhadap materi tanaman yang terdapat pada sampel itu untuk mengetahui makhuk itu belum pernah dicairkan selama antara 45.839-47.769 tahun.Namun peneliti masih belum mengetahui cacing itu termasuk ke dalam spesies yang mana. Akhirnya hasil analisis genetik yang dilakukan oleh ilmuwan di Dresden dan Cologne menyatakan cacing ini adalah spesies yang diberi nama Panagrolaimus kolymaenis.
Peneliti juga menemukan cacing itu mirip dengan spesies C. elegans--organise yang sering dipakai dalam penelitian. Kedua organisme itu memproduski gula yang disebut trehalose dan mungkin itulah yang membuat mereka bertahan dari suhu beku atau tanpa air.
"Melihat proses biokimia yang sama digunakan oleh spesies yang ada pada 200-300 juta tahun lalu sungguh menakjubkan," kata Philipp Schiffer, pemimpin peneliti di Institut Zoologi di Universitas Cologne dan salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini.
Kondisi ekstrem
"Dengan menganalisis makhluk ini, kita bisa menginformasikan biologi konservasi atau bahkan mengembangkan upaya untuk melindungi spesies lain atau setidaknya mempelajari apa yang harus dilakukan untuk melindungi mereka di kondisi ekstrem yang ada saat ini," kata Schiffer.