Seruling Berusia 12.000 Tahun Ini Bisa Tirukan Suara Burung Pemangsa
Merdeka.com - Seruling zaman purba dari tahun 10.000 SM ditemukan di lembah Hula, Israel utara. Seruling ini terbuat dari tulang burung dan bisa menirukan suara burung-burung predator.
Temuan mengejutkan ini diterbitkan pada Jumat dalam jurnal Nature Scientific Report, menjadi bukti langsung instrumen peniru suara dari zaman Paleolitikum.
Tujuh tulang burung berlubang, yang disebut aerofon dalam literatur ilmiah, ditemukan di situs Natufian akhir Eynan-Malaha, di Lembah Hula di Israel utara, dikutip dari The Jerusalem Post, Minggu (11/6).
-
Apa yang di temukan ahli paleontologi? Ahli paleontologi menemukan fosil bernama Lomankus edgecombei yang terawetkan dengan emas palsu, atau biasanya disebut pirit besi.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi paleontologi? Catatan theropoda non-unggas Kapur Australia, yang kurang dipahami daripada di benua lain, kini diperkaya dengan penemuan ini.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan kebohongan fosil? Analisis mikroskopis menunjukkan tekstur dan komposisi bahan tidak sesuai dengan jaringan lunak fosil asli. Investigasi awal menggunakan fotografi UV mengungkapkan, keseluruhan spesimen diberi semacam bahan pelapis.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
Para ilmuwan menggunakan pendekatan gabungan multidisiplin untuk mendemonstrasikan bahwa seruling tersebut sengaja dibuat dari tulang burung 12.000 tahun lalu, untuk memproduksi berbagai suara yang mirip dengan panggilan burung pemangsa.
Untuk fungsi atau penggunaan secara tepat seruling tersebut masih sebatas spekulasi para ilmuwan. Menurut para ilmuwan, fungsi yang paling memungkinkan adalah untuk komunikasi, menarik perhatian mangsa, atau alat musik.
"Jika alat tersebut memang digunakan untuk berburu, jadi ini adalah bukti paling awal produksi suara untuk tujuan berburu," jelas salah satu tim peneliti, Dr. Hamudi Halaila.
Halaila menambahkan, penemuan ini memberikan data baru yang penting terkait metode berburu purba dan salah satu alat prasejarah yang menjadi ciri awal transisi ke pertanian dan budidaya tumbuhan dan hewan di Levant selatan (wilayah Mediterania timur saat ini) atau dikenal juga dengan nama Syam.
Sebanyak 1.112 tulang burung ditemukan selama penggalian di Eynan-Mallaha, dilakukan dari tahun 1996 sampai 2005 oleh F.R. Valla dan H. Khalaily. Situs ini terletak di Cekungan Danau Hula di daerah atas lembah Yordania.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seruling yang ditemukan di lembah Hula, Israel utara ini terbuat dari tulang burung dan bisa menirukan suara burung-burung predator.
Baca SelengkapnyaTemuan ini mengungkap keterampilan berburu dan kompleksitas interaksi manusia dengan lingkungan prasejarah.
Baca SelengkapnyaLongipteryx chaoyangensis adalah salah satu spesies burung paling awal di bumi, yang hidup 120 juta tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDua dari tiga fosil yang ditemukan berhasil diidentifikasi menjadi salah satu burung predator paling awal di zaman dinosaurus.
Baca SelengkapnyaTulang ini ditemukan di sebuah situs arkeologi di Turki.
Baca SelengkapnyaIlmuwan akhirnya bisa mengindentifikasi suara misterius di Palung Mariana yang terdengar pertama kali pada 2014.
Baca SelengkapnyaPeneliti Temukan Jejak Kaki Berusia 120 Juta Tahun Pada Lapisan Batuan Laut
Baca SelengkapnyaTapak kaki fosil yang mirip burung, berusia 210 juta tahun, muncul 60 juta tahun sebelum kemunculan genus Archaeopteryx, burung tertua yang ditemukan.
Baca SelengkapnyaFosil ini ditemukan pada 1984 di situs arkeologi di Inggris.
Baca SelengkapnyaSpesies baru ini ditemukan di Sungai Finke (Larapinta), Australia.
Baca SelengkapnyaEvolusi mengejutkan: Microraptor, dinosaurus berukuran gagak, mungkin berburu di udara dengan sayap dan kaki canggih.
Baca SelengkapnyaFosil ini membuka tabir nenek moyang paling awal yang diketahui.
Baca Selengkapnya