Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teliti Tinja, Arkeolog Temukan Sebab Punahnya Sebuah Kota di AS

Teliti Tinja, Arkeolog Temukan Sebab Punahnya Sebuah Kota di AS Ilustrasi arkeolog. ©2013 DailyMail

Merdeka.com - Midwestern, wilayah bagian Amerika Serikat, pernah menjadi tempat paling trendi di utara Meksiko. Pada tahun 1250, pemukiman Cahokia, yang terletak tepat di seberang Sungai Mississippi dari kehidupan modern St. Louis, Missouri, memiliki populasi lebih besar daripada penduduk London.

Tetapi dalam 100 tahun, distrik itu ditinggalkan dan belum ada satu pun ahli yang mengetahui penyebabnya. Namun kini, para arkeolog menempuh cara lain untuk mengungkap misteri lama ini, yakni meneliti jejak-jejak kotoran manusia.

Molekul feses kuno membantu para ilmuwan memahami bagaimana perubahan iklim pada waktu itu mungkin menjadi salah satu penyebab terbesar punahnya peradaban di Cahokia.

Tahun lalu, sebuah tim ahli iklim dan arkeolog menganalisis endapan dari dasar Danau Horseshoe di Illinois barat, tempat di mana Cahokia berada.

Dengan membandingkan jumlah molekul tinja yang ada di setiap lapisan sedimen menggunakan indikator lingkungan yang menandakan kekeringan dan banjir, para ilmuwan dapat memahami dengan lebih baik tentang peradaban kuno yang berubah karena iklim seperti periode kekeringan dan banjir.

Kemudian menyebabkan orang-orang berpindah ke tempat yang lebih tinggi di daerah tersebut, atau meninggalkan Cahokia selamanya. Temuan mereka dipublikasikan di jurnal Prosiding National Academy of Sciences pada Kamis, 28 Februari 2019.

Ilmu iklim dan arkeologi secara historis telah dilakukan secara terpisah satu sama lain. Korelasi antara peristiwa alam dan populasi manusia pada waktu itu, pun telah ditarik dengan membandingkan dua kumpulan data dari wilayah yang sama, tetapi lokasinya berbeda.

Sebagai contoh, para peneliti memperoleh data iklim dari sampel danau, tetapi data populasi dari artefak didapatkan di lahan kering. Dalam hal ini, para ilmuwan dari kedua disiplin ilmu mendapatkan informasi masing-masing dari sampel yang sama, yang merupakan hal baru dan vital, dalam hal ini, untuk menarik korelasi yang benar antara manusia dan perubahan lingkungan.

"Studi tentang Cahokia sebelumnya menyebutkan adanya penurunan populasi berdasarkan sisa-sisa arkeologis, seperti lubang pasak dan kayu yang terbakar, tetapi data iklim didasarkan pada pepohonan dan dasar danau yang tidak terkait dengan sisa-sisa arkeologi," kata Lora Stevens, seorang paleoklimatologis di California State University, Long Beach, dan co-author penelitian ini.

"Baik tanggal yang terkait dengan data arkeologis dan data iklim, masih belum bisa dipastikan, yang mengurangi kepercayaan diri kita ketika kita mencocokkan catatan ini bersama-sama. Catatan kami, mulai dari banjir, kekeringan, hingga penurunan populasi, semuanya berasal dari dasar danau yang sama. Jadi kami tahu hubungan yang tepat antara penurunan populasi dan tekanan lingkungan ini," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari Popular Science, Sabtu (2/3).

Para ahli iklim telah lama memanfaatkan dasar danau untuk mempelajari peristiwa lingkungan. Stevens dan AJ White, yang memimpin penelitian ini sebagai mahasiswa pascasarjana di California State University Long Beach dan merupakan co-author riset ini, memeriksa endapan dari danau yang mengungkapkan tingkat kepenuhan air dalam beragam waktu.

Ini membantu para peneliti menentukan keberadaan musim kering yang diikuti oleh banjir. Pada saat yang sama, para arkeolog melihat jumlah molekul tinja yang memfosil dalam sampel yang sama: semakin banyak tinja dalam sedimen, berarti lebih banyak orang yang tinggal di sana pada saat itu.

Kian banyak orang yang hidup dan buang air besar di sekitar danau, maka kian banyak pula tinja yang mengalir ke dalam air. Kemungkinan besar, molekul kotoran manusia itu akan terlihat jelas di lapisan sedimen danau yang terbentuk selama bertahun-tahun, sewaktu populasi Cahokia berada pada titik terbesarnya.

Melihat kedua catatan itu bersama-sama (lapisan endapan dan molekul tinja), para ilmuwan menyimpulkan bahwa curah hujan musim panas menurun sekitar waktu yang sama ketika populasi Cahokia mulai menyusut.

"Salah satu alasan mengapa penduduk Cahokia sangat terpengaruh adalah karena mereka sangat bergantung pada jagung. Ketika masyarakat menjadi terspesialisasi, ini membuat mereka lebih rentan," Stevens menuturkan.

Karena Mississippians, orang-orang yang tinggal di Cahokia, sangat bergantung pada jagung, maka kekeringan yang melanda selama bertahun-tahun mungkin telah mendorong mereka untuk bermigrasi dari daerah Cahokia ke suatu daerah di mana mereka bisa menanam lebih banyak tanaman untuk dimakan.

"Di zaman kuno, ada tempat-tempat lain yang lebih kaya akan sumber daya alam dan bisa ditinggali oleh manusia," menurut Sissel Schroeder, seorang antropolog di University of Wisconsin-Madison dan co-author penelitian ini.

"Di dunia modern, kita mengalami tekanan yang sama, tetapi menjadi semakin sulit untuk menemukan daerah yang kaya sumber daya yang belum ditempati oleh manusia sebelumnya," sambungnya.

Sumber: Liputan6Reporter: Afra Augesti

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kota Kuno Terbesar di Dunia Ini Hilang Pada Abad ke-13, Peneliti Temukan Penyebabnya Ternyata Bukan Perubahan Iklim
Kota Kuno Terbesar di Dunia Ini Hilang Pada Abad ke-13, Peneliti Temukan Penyebabnya Ternyata Bukan Perubahan Iklim

Kota kuno itu mampu menampung lebih dari 50.000 orang di masa pra-Columbus.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya
Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya

Sebuah kota kuno yang hilang milik Bangsa Maya ditemukan di dalam hutan Meksiko. Konon kota ini menjadi pusat dari peradaban suku Maya kala itu.

Baca Selengkapnya
Ternyata di Amerika Serikat Ada Daerah Bernama Palestina Hingga Makkah, Sudah Ada Sejak Berabad-abad lalu
Ternyata di Amerika Serikat Ada Daerah Bernama Palestina Hingga Makkah, Sudah Ada Sejak Berabad-abad lalu

Mungkin tak banyak yang tahu, ada nama-nama kota Islam di Timur Tengah yang menjadi nama kota atau daerah di Amerika Serikat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Desa Berusia 1300 Tahun yang Telah Lama Hilang Ditemukan, Isinya Mencengangkan
Desa Berusia 1300 Tahun yang Telah Lama Hilang Ditemukan, Isinya Mencengangkan

Desa ini berada di kota metropilis kuno Teotihuacam di Meksiko.

Baca Selengkapnya
Pakai Teknologi Laser, Arkeolog Temukan Kota Bangsa Maya Berisi Banyak Piramida dan Bangunan Kuno Berusia 1.900 Tahun
Pakai Teknologi Laser, Arkeolog Temukan Kota Bangsa Maya Berisi Banyak Piramida dan Bangunan Kuno Berusia 1.900 Tahun

Struktur kuno yang ditemukan berjumlah lebih dari 6.600.

Baca Selengkapnya
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian

Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Lahan Pertanian

Baca Selengkapnya
Kota Kuno 2.500 Tahun Ditemukan di Hutan Amazon, Lebih Besar dari Suku Maya
Kota Kuno 2.500 Tahun Ditemukan di Hutan Amazon, Lebih Besar dari Suku Maya

Penemuan ini cukup mengagetkan ilmuwan lantaran ada sebuah kota yang ternyata lebih besar dari Suku Maya.

Baca Selengkapnya
Setelah Kota yang Hilang, Arkeolog Temukan Piramida & Bangunan Misterius Suku Maya di Meksiko
Setelah Kota yang Hilang, Arkeolog Temukan Piramida & Bangunan Misterius Suku Maya di Meksiko

Bangunan itu ditemukan oleh tim saat menggali lapangan bola.

Baca Selengkapnya
Kota yang Hilang Berusia 1000 Tahun Ditemukan di Hutan, Ada Piramida Setinggi 15 Meter
Kota yang Hilang Berusia 1000 Tahun Ditemukan di Hutan, Ada Piramida Setinggi 15 Meter

Kota kuno ini tersembunyi di tengah vegetasi yang lebat.

Baca Selengkapnya
10 Kota Modern yang Dibangun di Atas Reruntuhan Kota Kuno Ribuan Tahun
10 Kota Modern yang Dibangun di Atas Reruntuhan Kota Kuno Ribuan Tahun

Sejumlah kota modern metropolitan di dunia saat ini dibangun di atas reruntuhan kota yang sudah berusia ribuan tahun.

Baca Selengkapnya
Bukan di Mesopotamia, Arkeolog Temukan Kota Tertua di Dunia Berusia 6.000 Tahun Seluas 100 Hektar
Bukan di Mesopotamia, Arkeolog Temukan Kota Tertua di Dunia Berusia 6.000 Tahun Seluas 100 Hektar

Situs kota kuno ini menghilang pada tahun 3600 SM dan penyebabnya misterius.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Bangunan Misterius di Bawah Lapangan Bola, Dibangun 1.800 Tahun Lalu dengan Tembok Dicat
Arkeolog Temukan Bangunan Misterius di Bawah Lapangan Bola, Dibangun 1.800 Tahun Lalu dengan Tembok Dicat

Bangunan ini ditemukan menggunakan pemindaian laser canggih.

Baca Selengkapnya