Menjelajahi Filosofi Ritual Minum Teh, Ini Perbedaan Tradisi Minum Teh di China dan Jepang
Minum teh diberbagai belahan dunia memiliki tradisi yang bermacam-macam. Seperti China dan Jepang memiliki ritual khusus saat akan meminumnya.
Ritual minum teh telah menjadi bagian penting dari budaya di banyak negara, terutama di China dan Jepang. Meski sama-sama menjadikan teh sebagai pusat tradisi, kedua negara memiliki perbedaan mendalam dalam tata cara dan filosofi upacara minum teh. Suwarni Widjaja, pemilik Siangming Tea House, dikutip dari ANTARA menjelaskan perbedaan tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai ahli teh bersertifikat dari Kyoto, Jepang, dan gelar teh dari China.
Kesederhanaan Ritual Minum Teh China
Di China, upacara minum teh dikenal sebagai Cha Dao, yang berarti perjalanan atau jalur teh. Ritual ini melibatkan peralatan sederhana, seperti teko kecil untuk menyeduh teh, pot saji, dan cangkir kecil untuk tamu. Penyajian teh dilakukan dengan menuangkan hasil seduhan ke pot saji terlebih dahulu sebelum disajikan ke cangkir tamu.
-
Bagaimana tradisi minum teh menjadi populer? Ia pun meminta teh, roti, dan butter di sore hari sambil menunggu makan malam. Lama kelamaan, kebiasaan ini nggak dilakukan sendirian. Ia mengundang teman-temannya untuk menikmati teh di kediamannya, yaitu di Wobburn Abbey.
-
Kapan tradisi minum teh muncul? Mulai Dikenal Sejak 1660an Dilansir dari Love Food, ternyata minum teh awalnya menjadi kebiasaan yang dibawa oleh Catherine de Braganza dari Portugal.
-
Bagaimana proses pembuatan kopi dan teh berbeda? Pecinta kopi juga dikenal lebih cepat dalam proses pembuatan minuman mereka. Secara rata-rata, mereka hanya memerlukan waktu empat menit untuk menyeduh segelas kopi, sedangkan penggemar matcha memerlukan waktu lima menit.
-
Bagaimana efek teh hijau berbeda dengan teh hitam? Teh Hijau Teh hijau cenderung lebih ringan dibanding teh hitam dan kopi. Kombinasi dengan manfaat antioksidan dari katekin dan senyawa lain bisa membuatnya sehat. Efek samping yang muncul dari konsumsi berlebih sama seperti teh hitam.
-
Bagaimana cara minum teh hangat saat berbuka puasa? 'Sebaiknya memang dimulai sedikit-sedikit, jangan terlalu banyak minumnya, bertahap, kemudian setiap 15 menit ditambah lagi minumnya, seperti itu,' ungkapnya.
-
Kapan minum teh ditemukan? Sejarah teh dimulai dengan kejadian tak terduga pada tahun 2737 SM, ketika seorang Kaisar Cina menemukan daun jatuh ke dalam air yang sedang direbus, menciptakan minuman yang memukau dengan rasa dan manfaat kesehatannya.
Suwarni menjelaskan bahwa cara ini memiliki tujuan praktis. "Pot serve itu untuk menyajikan kepada gelas-gelas atau tamu-tamu. Karena gelas (pot saji) ini, dia tuh jadi adil, jadi semua orang minum hasil seduhannya sama. Enggak seperti satu-satu ditaruh di gelas," katanya. Hal ini menghindari ketidakseimbangan rasa pada cangkir terakhir yang biasanya lebih pahit.
Filosofi di balik gerakan mengangkat dan meletakkan cangkir saat minum teh adalah penerimaan terhadap kehidupan. "Kita harus bisa menerima, oh ternyata teh seperti ini. Makanya sebelum kita minum, kita harus bersyukur dan berterima kasih karena petani, mereka susah untuk memetik sampai proses teh itu enggak gampang," ungkap Suwarni.
Ritual ini biasanya dilakukan pada hari-hari besar seperti perayaan Imlek. Berbeda dengan Jepang, suasana dalam upacara minum teh China lebih santai dan penuh kehangatan keluarga.
Ketertiban dan Kedalaman Ritual Minum Teh Jepang
Di sisi lain, Jepang memiliki tata cara yang lebih tertib dalam upacara minum teh, yang disebut Chanoyu. Ritual ini biasanya dilakukan di ruangan tatami, di mana komunikasi antara tamu dan tuan rumah sangat terbatas.
"Kita hanya memfokuskan tuan rumah membuat teh buat kita minum dan kita mempertanyakan hanya sebatas apa yang kita dapat. Misalnya tehnya dari mana, kuenya dari mana, peralatan yang dipakai, hanya itu saja komunikasinya," jelas Suwarni.
Penyajian teh di Jepang juga lebih kompleks. Teh encer disajikan dalam cawan individu, sedangkan teh kental disajikan dalam satu mangkuk untuk diminum bersama oleh tiga hingga lima orang. Filosofi yang terkandung dalam ritual ini mencakup harmoni, penghormatan, dan kedamaian, seperti yang tercermin dalam empat prinsip utama Jepang, wakei seijaku. "Artinya ada kedamaian, harmoni, respect, unity... Jadi kita harus berdamai, damai sama lingkungan, sama diri sendiri, sama berteman," tambah Suwarni.
Ritual minum teh, baik di China maupun Jepang, bukan sekadar aktivitas menikmati minuman, melainkan cerminan dari filosofi hidup yang kaya. Keduanya mengajarkan penghargaan terhadap proses, kerja keras, serta harmoni dengan diri sendiri dan lingkungan. Dengan mempelajari tradisi ini, kita tidak hanya mendapatkan pengalaman budaya, tetapi juga pelajaran hidup yang mendalam.