Kisah Moeffreni Moe'min, Tentara Betawi yang Pernah Bentuk Pasukan Intel di Jakarta
Merdeka.com - Kedatangan kembali tentara Belanda ke Indonesia di tahun 1945, rupanya tak mengendurkan semangat perlawanan dari seluruh masyarakat. Hal tersebut terlihat dari kawasan sekitar Jakarta yang terus melakukan perlawanan kepada pasukan yang dibonceng tentara sekutu tersebut.
Ulah pasukan Belanda itu rupanya kian memicu kemarahan dari kalangan rakyat, ulama hingga para pemuda termasuk Moeffreni Moe’min tokoh militer Betawi sekaligus pejuang muda di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945 sampai 1946.
Pejuang kelahiran Rangkasbitung, 12 Februari 1921 itu dengan gigih terus berjuang di garis depan, demi keutuhan negara Republik Indonesia yang saat itu baru merdeka dari invasi tentara Jepang. Konon ia pernah membentuk pasukan intel khusus di Ibu Kota.
-
Siapa yang memimpin perlawanan melawan Belanda? Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
-
Mengapa umat Islam berjuang melawan Belanda? Umat Islam Jawa Timur menyadari saat Belanda menguasai tanah mereka, tidak leluasa menjalankan amalan-amalan agama Islam.
-
Kenapa Belanda melancarkan Agresi Militer I? Serangan ini dilakukan dengan dalih bahwa Indonesia merupakan Negara Federal yang masih di bawah kekuasaan Belanda.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa yang memimpin perlawanan di Banten? Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
-
Siapa yang terbunuh dan menyebabkan dendam Belanda? Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang.
Seperti apa kisah heroik Moeffreni Moe’min? Berikut ulasannya yang telah dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber.
Mempertahankan Tapal Batas Wilayah RI di Bekasi
Dalam catatan penelitian oleh Yeni, Ahmad Sugiri dan Muhamad Shoheh dari Universitas Islam Negeri Banten, berjudul “Peran Moeffreni Moe’min Dalam Pertempuran Front Timur Jakarta Tahun 1945-1949”, saat itu wilayah Bekasi menjadi wilayah perbatasan antara Indonesia dengan wilayah kekuasaan tentara sekutu dan Belanda di Ibu Kota Jakarta.
Ketika itu Moeffreni Moe’min menjabat sebagai kepala TKR Resimen V Cikampek dan ditugaskan untuk menjaga tapal batas di wilayah perbatasan Jakarta hingga kawasan Bekasi dan sekitarnya agar tak terjamah pasukan NICA dan sekutu.
Saat itu diketahui terdapat sebuah pesawat milik pasukan Inggris yang mendarat darurat di sekitar wilayah Rawa Gatal Cakung. Sebagai pemuda yang akrab dengan aktivitas kemiliteran ia pun lantas mengepung pesawat tersebut bersama masyarakat. Termasuk laskar-laskar yang berujung marahnya pasukan sekutu hingga timbullah perang Front Timur Jakarta.
“Kekuatan musuh tertumpah ke daerah ini. Senjata-senjata berat sekutu menghantam Klender sebagai pintu gerbang menuju Bekasi. Namun keadaan tersebut menjadi sulit lantaran Moeffreni Moe’min bersama pasukannya memanfaatkan sungai serta menempatkan benda-benda besar di tengah jalan” seperti tertulis dalam jurnal tersebut.
Membentuk Pasukan Intel Khusus
Di waktu yang bersamaan Pemerintah Indonesia juga membuat ultimatum kepada seluruh masyarakatnya agar mengosongkan aktivitas kemiliteran di pusat ibu kota (DKI Jakarta). Aturan tersebut tentu dipatuhi oleh Moeffreni Moe'min, ia bersama laskar rakyat, TKR serta kalangan pemuda menghentikan kegiatan kemiliterannya itu.
Namun rasa was-was terus menghantui, ia begitu mengkhawatirkan posisi ibu kota yang amat rawan dikuasai oleh musuh dan masyarakat se Jakarta pun amat terancam. Atas inisiatifnya ia pun menempatkan satu kompi pasukan internal di wilayah Kota Jakarta guna sebagai bentuk pengawasan diam diam.
“Pasukan ini bukan berupa kesatuan bersenjata yang komplit, melainkan di samping hanya bersenjata pistol genggam. Bukan tanpa alasan, upaya tersebut merupakan upaya eksistensi dari Republik Indonesia yang secara diam-dam masih mempunyai angkatan bersenjata” tulis penelitian itu.
Pernah Berperan Besar di Lapangan Ikada
©2021 Liputan6/editorial Merdeka.com
Sementara itu di bulan-bulan sebelumnya, tepatnya di tanggal 19 September 1945 Moeffreni Moe'min pernah mengemban tugas khusus untuk menyiapkan orasi akbar di lapangan Ikada Jakarta. Saat itu Presiden Soekarno hendak mendeklarasikan kemerdekaan.
Sebagai pimpinan tertinggi dari Tentara Keamanan Rakya (TKR) di Jakarta, ia merasa tergerak untuk melakukan pengamanan di kawasan yang saat ini menjadi lapangan monas tersebut. Ia pun sempat mengawal Bung Karno yang saat itu mendeklarasikan kemerdekaan di hadapan ratusan ribu massa dari berbagai penjuru daerah.
“Saya sebagai pimpinan BKR Jakarta merasa terpanggil untuk berada di lapangan, terpanggil karena tugas mengamankan situasi yang memanas,” tutur Moeffreni yang dikutip dari historia.id. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaPelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang
Baca SelengkapnyaBerikut sosok pemuda terkeren dan tampan dalam sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaStrategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi
Baca SelengkapnyaKesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaTentara bayaran seperti Wagner, sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Di Indonesia, pasukan ini pernah ikut perang.
Baca SelengkapnyaTentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca Selengkapnya