Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Mesin Cetak Alquran Braille di Yayasan Wyata Guna, Tertua di Indonesia

Melihat Mesin Cetak Alquran Braille di Yayasan Wyata Guna, Tertua di Indonesia Melihat Mesin Cetak Alquran Braille di Yayasan Wyata Guna. ©2023 YouTube Syarif Pulloh Anwari/Merdeka.com

Merdeka.com - Mesin pencetak Alquran bagi disabilitas netra masih beroperasi dengan baik kendati usianya sudah 71 tahun. Boleh dikatakan alat tersebut masuk kategori tertua di Indonesia dan tersimpan di salah satu ruangan Yayasan Penyantun Wyata Guna (YPWG), di Pasirkaliki, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Sehari-harinya, mesin ini dioperasikan oleh satu atau dua pegawai yang bertugas untuk memasukkan kertas dan mengambilnya saat sudah berbentuk huruf braille. Sejak pertama kali digunakan medio 1952, mesin ini masih berfungsi dengan baik untuk membantu pemenuhan kitab suci Alquran khusus itu.

Selain membantu kalangan umat muslim disabilitas netra, di awal penggunaannya, mesin ini juga membantu geliat literasi sehingga transfer informasi di kalangan mereka agar bisa terpenuhi dengan baik.

Sejarah Mesin Cetak Alquran Braille di Bandung

melihat mesin cetak alquran braille di yayasan wyata guna

©2023 YouTube Syarif Pulloh Anwari/Merdeka.com

Dikutip dari ANTARA, mulanya mesin ini merupakan hibah dari Yayasan Helen Keller Internasional yang bergerak untuk membantu pendidikan kalangan berkebutuhan khusus. Saat awal kedatangannya, mesin ini langsung ditempatkan di Badan Grafika Jakarta.

Berjalan 10 tahun, mesin ini kemudian dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat untuk pemenuhan buku-buku berhuruf braille hingga beberapa tahun setelahnya YPWG memfokuskan untuk mencetak Alquran.

Alasan pemindahan di Bandung lantaran Ibu Kota Provinsi Jawa Barat itu pernah memiliki komunitas Blind Institute yang didirikan oleh tokoh asal Belanda. Mesin pencetak itu diketahui merupakan pabrikan Thompson.

Mencetak hingga 150 Alquran

melihat mesin cetak alquran braille di yayasan wyata guna

©2023 YouTube Syarif Pulloh Anwari/Merdeka.com

Selama puluhan tahun itu juga, mesin ini mampu mencetak hingga 150 kitab suci Alquran dengan sempurna dan bisa bermanfaat bagi kalangan yang membutuhkan.

Turut dibenarkan oleh Kepala Sekretariat Yayasan Penyantun Wyata Guna, Ayi Ahmad Hidayat, bahwa semakin ke sini kemampuan mesinnya sudah tidak semaksimal dahulu, akhirnya diputuskan untuk mengurangi jumlah produksi.

Dirinya juga menyampaikan jika mesin ini sudah beberapa kali dilakukan perbaikan, sehingga agar kegiatan produksi bisa tetap berjalan, perawatan khusus harus terus dilakukan.

“Jadi mesin press ini dulunya memiliki kemampuan kerja yang maksimal. Saat jam produksinya ditambah hingga malam hari, mesin ini bisa menghasilkan hingga 150 set Alquran. Namun saat ini kapasitasnya kami kurangi sehingga hanya bisa hingga 100 Alquran saja,” kata Ayi Ahmad Hidayat.

Perawatannya Harus Hati-Hati

melihat mesin cetak alquran braille di yayasan wyata guna

©2023 YouTube Syarif Pulloh Anwari/Merdeka.com

Ayi menjelaskan lebih lanjut bahwa mesin tersebut sudah memasuki usia tua, sehingga beban produksinya perlu dikurangi agar pencetakan bisa berjalan maksimal.

Walau digunakan dengan perawatan khusus, bukan berarti mesin lawas ini tidak pernah rusak. Ia menyebut bahwa salah satu yang pernah mengalami kerusakan adalah bagian pengatur seher yang berfungsi untuk menerima respons cetakan dari sumber tanaga mesin.

Kata Ayi, penggantian tuas pengatur seher itu harus diganti secara perlahan dan manual, atau dilepas dan pasang satu persatu agar tidak mengubah kinerja mesin.

“Jadi saat ini memang kami kurangi, dari sebelumnya 150 Alquran kan ya, karena mesinnya sudah tua. Ini juga pernah dilakukan penggantian stang seher ya beberapa kali, padahal penggantiannya harus dilakukan secara manual sehingga memang agak berat dan dalam satu bulan kami batasi produksinya,” katanya.

Umat Muslim Disabilitas Netra Terbantu

melihat mesin cetak alquran braille di yayasan wyata guna

©2023 YouTube Syarif Pulloh Anwari/Merdeka.com

Adapun mesin ini masih terus berjasa membantu kalangan disabilitas netra untuk mempelajari ilmu Agama Islam melalui Alquran. Sejumlah penggunanya merasa lebih nyaman menggunakan versi huruf braille cetak, daripada versi digital.

Salah satu yang merasa bahagia bisa mempelajari Alquran menggunakan versi cetak mesin adalah Yudi Winarmoko. Dirinya mengakui senang dan dipermudah dengan hadirnya Alquran versi huruf braille.

Dengan hadirnya Alquran braille ini juga bisa membantunya meneruskan pola membaca yang stabil sesuai yang diajarkan di Pondok Pesantren sejak dirinya kanak-kanak dahulu.

“Awalnya memang sulit, karena saya belajarnya huruf alfabet. Namun karena saya belajar di pesantren dulu, akhirnya terbiasa,” katanya.

Yudi juga menambahkan bahwa saat ia kecil hingga remaja sempat merasa kesulitan untuk mendapatkan Alquran braille. Namun saat ini, kitab suci dengan jenis tersebut sudah dengan mudah ditemukan di yayasan-yayasan terkait. Bahkan banyak juga yang membagikannya secara gratis. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ngabuburit di Museum Bayt Al-Qur'an Jakarta, Ada Al-Qur'an Terkecil di Dunia
Ngabuburit di Museum Bayt Al-Qur'an Jakarta, Ada Al-Qur'an Terkecil di Dunia

Di Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia

Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, koleksinya mulai dari masa kerajaan hingga masa penjajahan.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya

Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran

Baca Selengkapnya
Mengulik Kitab Topah, Bukti Sejarah Perkembangan Agama Islam di Minangkabau
Mengulik Kitab Topah, Bukti Sejarah Perkembangan Agama Islam di Minangkabau

Rumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya, Bangunan Berusia 103 Tahun yang Dulunya Rumah Pejabat
Mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya, Bangunan Berusia 103 Tahun yang Dulunya Rumah Pejabat

Salah satu perpustakaan unik di Jawa Timur yang wajib dikunjungi ialah Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya.

Baca Selengkapnya
Gedung Kantor Peruri Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional
Gedung Kantor Peruri Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional

Cagar budaya merupakan warisan berharga yang memiliki nilai signifikan bagi sejarah dan kebudayaan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Museum Wayang Sendang Mas Banyumas, Ada  Benda Kuno Berusia Ratusan Tahun
Mengunjungi Museum Wayang Sendang Mas Banyumas, Ada Benda Kuno Berusia Ratusan Tahun

Museum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda
Kisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda

Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.

Baca Selengkapnya
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun
Pesona Masjid Asasi Padang Panjang, Tak Luntur Meski Berumur Ratusan Tahun

Masjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad
Fakta Unik Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas, Cagar Budaya Sarat Sejarah yang Telah Berusia 3,5 Abad

Banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,

Baca Selengkapnya
Daya Tarik Museum Wayang Jakarta, Hadirkan Koleksi dari Asia sampai Amerika
Daya Tarik Museum Wayang Jakarta, Hadirkan Koleksi dari Asia sampai Amerika

Di museum ini pengunjung akan mengetahui berbagai jenis wayang di Indonesia dan mancanegara

Baca Selengkapnya
Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar
Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar

Tanah Minang memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan para ulama besar dalam menyebarkan Islam di sana.

Baca Selengkapnya